32

348 59 9
                                    


Aira pov

"Hm?"

Siapa yg ngetok pintu malam2 gini?

"Keichan bisa kamu bukakan pintunya?aku lagi masak."pintaku tapi tak kunjung ada jawaban,karena kesal sedikit aku pun membuka pintunya dengan kasar dan kaget saat melihat siapa gerangan tamu tak diundang ini.

*keadaan baji saat ini,tengah melungker di kasur sambil teriak2 gaje,untung kamarnya kedap suara.

Kembali ke topik,saat ini aku melihat sosok yg tidak asing bagiku.

"Kau kembali?"

Hampir aja jantungku copot,saat kukira dia adalah izana ternyata bukan...untunglah anak itu blm mengetahui rumah takemichi,setidaknya mereka akan mengira rumah jadulku yg lama sebagai tempat tinggalku.

"Silahkan taiju-san,banyak yg ingin kutanyakan padamu."kataku mempersilahkan taiju masuk kedalam.

Setidaknya aku sudah masak aira untuk termos,jadi airnya masih hangat dan panas untuk membuat kopi.

Setelah membuatkannya kopi,aku duduk berhadapan dengannya...sambil sesekali memakan cemilan coklat yg kuhidangkan padanya.

"Jadi kamu pasti datang untuk curhat,benarkan?"tanyaku dengan alis naik turun.

"Kau benar,ada banyak hal yg ingin kubicarakan denganmu,maukah kau mendengarnya?"tanya taiju dengan mata penuh harap.

Aku menghela nafas pelan lalu meletakkan cangkir teh yg kuminum.

"Silahkan,anggap aja sebagai utang untukmu saat dimasa depan nanti."kataku dengan senyum kaku.

Taiju tampaknya menerimanya dengan senang hati,walau tadi tangannya agak ragu sih,
Tenang ngak ada sianidanya kok disana muahahahaha.

Kembali ke topik.

Taiju datang karena ia sudah pergi dari rumahnya,padahal chapter ini udah sampai mana lho kok baru di ceritain sekarang?

*ya ndak tahu kok tanya saya.

Taiju menceritakan semuanya,dari ia yg amat menyesal karena telah memukul adik-adiknya,bahkan ia menyuruh yuzuha untuk bekerja mencari uang tambahan untuk gengnya.

Semuanya tak luput sampai bagian terdalam,entahlah,aku merasa kasihan tapi juga marah...
Jauh dilubuk hatiku aku sangat ingin mengingat momen itu....

Momen dimana aku bertemu taiju dibawah tumpukan salju putih nan dingin.
Ia mengulurkan tangannya padaku yg waktu itu hanya orang asing.

Padahal niatnya cuma kabur,malah dapat husbu ke 1127,mungkin inilah yg dinamakan takdir/anugerah dari tuhan.

*bercanda.

"Aku mungkin juga akan melakukan hal yg sama,semua tergantung situasimu saat itu...
Mungkin jika bisa kau ingin mengulangnya lagi tapi mereka masih enggan untuk memaafkanmu..

Tapi kamu bisa memulai hidup baru,dimana semuanya kamu mulai dari nol...tanpa adanya geng ataupun saudara aku yakin kamu bisa...setidaknya untuk membuat mereka bangga itu sudah lebih dari cukup taiju-san."

Jelasku padanya,sungguh saat itu ia terlihat hampir meneteskan air matanya kalau saja tak segera ia tepis.

Jelasku padanya,sungguh saat itu ia terlihat hampir meneteskan air matanya kalau saja tak segera ia tepis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Just For You (HIATUS SELAMANYA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang