33

344 61 7
                                    


Aira pov

"Hiisss...sakit banget."gumanku saat sebuah pecahan keramik kamar mandi dirumah senju mengores lengan kananku.

"Aku terlalu sering melamun jadi kayak gini kan..huh..
Entah mengapa firasatku buruk hari ini."

Plak

Plak

Aku menampar wajahku dua kali dengan sangat keras agar pikiran negatif itu segera menghilang.

"Ngak boleh,harus bisa...meski mustahil aku pasti bisa melupakannya."kataku penuh percaya diri dan segera keluar dari kamar mandi setelah menaruh baju kotorku di mesin cuci milik keluarga akashi.

Entah ini lucky atau unlucky tapi
....aku bisa melihat samsudin ada didepan pintu kamar mandi.
Habis ngapain juga ni anak nempelin daun telinganya di samping pintu.

"Samsudin-san habis ngapain?"tanyaku membuatnya kaget dan sesegera mungkin bersikap normal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Samsudin-san habis ngapain?"tanyaku membuatnya kaget dan sesegera mungkin bersikap normal.

Sinting emang.

"Sudah kubilang namaku sanzu...bukan samsudin..kepanjangan tahu nama itu."wajahnya memerah...

Dia kesal?pastinya namanya juga orang pikun mau diingetin berapa kali juga bakalan tetep lupa.

"Gomennasai sanzu-san,mungkin kamu belum tahu aku tipe anak yg mudah lupa nama atau karakter orang,bila hanya bertemu 2 sampai 3 kali."jelasku padanya.

Dia terkejut tapi segera menutupinya dengan telapak tangannya,lagi2 wajahnya memerah...kekurangan obat tambah darah emang ni anak.

"Tunggu...apa yg terjadi dengan lenganmu?"sanzu langsung menyambar tanganku dan melihat darah yg mengalir deras disana.

Oh iya,tadi aku lupa buat balut lukanya pakai handuk.

"Anu tadi habis...

"Sini."tanpa babibu sanzu menyeretku ke meja makan dan menyuruhku duduk anteng disana.

"Blm aja selesai ngomong udah main tarik aja."batinku melihat lukaku yg makin membesar membuatku hampir oleng kalau tak segera ditahan oleh takeomi.

"Omi-san?"

linglung semuanya jadi kabur,seingatku aku masih pakai kacamata deh...

Takeomi menepuk-nepuk pipiku agar aku tetap terjaga,maksudnya biar kesadaannya tetap ada.

"Hei bertahanlah...haru sedang mencari kotak p3knya..."

"Haru? Yg mana lagi dah?"

Aku malas memikirnya,sampai aku berusaha tetap sadar saat melihat sanzu yg berlari terbirit-birit menuju arahku dengan membawa kotak p3k ditangannya.

"Bertahanlah...kenapa kau tidak bilang kalau lenganmu terluka?"

Sanzu dengan telaten dan penuh perhatian merawat luka di lenganku.

Just For You (HIATUS SELAMANYA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang