Chimon terdiam di kamarnya, suara suara itu kembali memenuhi telinganya. Membuat dadanya sesak seakan ada batu besar yang menimpa dadanya. Air matanya jatuh bergantian tiada henti, dan suara itu, masih terus ada menghiasi malam yang gelap dan sunyi.Hening, suara itu berhenti.
Chimon bangkit dari kasurnya, mengambil jaket yang tergantung rapi di lemarinya. Menyambar kunci motor kesayangannya dan segera turun ke bawah. Hal pertama yang ia lihat adalah kondisi ruang tengah yang berantakan, pecahan vas dimana mana, bahkan televisi besar diruangan itupun ikut hancur. Di sudut sofa, papinya, Off Adikari duduk dengan berusaha mengatur nafas membuang emosi, sementara di dekat meja televisi, papanya, Gun Adikari berdiri dengan tangan terkepal kuat menahan emosi, matanya berkaca kaca tanda ia ingin menangis. Chimon menghela napas, hal ini bukan yang pertama kali baginya. Chimon sudah terbiasa. Chimon melanjutkan langkahnya, dan saat ia akan membuka pintu utama, suara papinya menghentikan niatnya.
" mau kemana kamu?!! " tanya Off tegas
" bukan urusan kalian " jawab Chimon datar
" udah malem! Masuk sekarang! " kali ini Gun yange mengintrupsi. Chimon hanha diam, dan tanpa mempedulikan tatapan maut kedua orangtuanya, ia keluar dari rumah mewah itu.Chimon menghampiri motornya, menghidupkan mesin kemudian pergi tanpa meggunakan helmnya. Perlu diketahui, saat ini arloji digital di pergelangan tangan Chimon menunjukan angka 00.45 yang berarti ini sudah dinihari. Dan seorang Chimon keluar tanpa rasa takut. Chimon mengendalikan motornya dengan kecepatan diatas rata rata, membuat motor Chimon membelah jalanan kota yang sepi. Hal ini sangat terbiasa bagi Chimon, anak broken home yang selalu melampiaskan emosinya di jalanan.
Di saat saat seperti ini, Chimon akan selalu membutuhkan kehadiran Nanon. Sahabat sekaligus seseorang yang dicintainya. Namun ia juga cukub sadar diri jika Nanon sedang bersama Ohm, sahabatnya yang lain. Di saat seperti ini, Chimon hanya membutuhkan pelukan hangat Nanon.
Mata Chimon masih fokus terhadap jalanan. Ia menajamkan mata saat melihat bayangan seseorang di lampu remang-remang. Kecepatan motor Chimon yang semakin tinggi tak bisa menghindari bayangan tersebut. Ia mengalihkan arah motornya ke sisi kanan jalan dan tak sengaja menabrak pagar pembatas jalan. Alhasil dia dan motornya sukses mencium aspal dingin di dini hari ini. Seseorang yang hampir tertabrak oleh Chimon segera berlari saat tau bahwa yang hampir menabraknya adalah Chimon.
" Lo gak papa Mon " ujar orang itu sambil membantu Chimon duduk di atas aspal.
" Drake!!! Jadi yang hampir gue tabrak itu Lo?!!! " tanya Chimon sedikit berteriak. Sementara Drake hanya mengangguk merasa bersalah. Chimon yang hampir meledak menjadi gak tega melihat muka Drake yang seakan akan penuh penyesalan. Karna mau bagaimanapun juga ini salahnya kan? Suruh siapa bawa motor ngebut ngebut.
" lo beneran nggak papa Mon? "
" nggak gue gapapa, cuma lecet kecil, cuma motor gue yang kayanya harus dibawa ke bengkel "
" yaudah, kalo gitu nanti biar gue yang tanggung jawab "
" nggak usah Drake, ini salah gue "
" jangan gitulah Mon, ya ya ya " bujuk Drake sambil memasang wajah seimut mungkin. Chimon yang muak dengan tingkah Drake hanya mengangguk dan disambut senyum oleh Drake.
" yaudah kalo gitu Lo ke apartemen gue dulu aja, udah malem juga kan soalnya "
" hm " singkat Chimon. Drake kemudian memapah Chimon dan membawanya ke apartemennya yang gak jauh dari sana.Begitu memasuki apartemen, Drake mendudukkan Chimon di sofa. Drake segera mengambil kotak P3K di sudut ruangan. Dengan telaten Drake mengobati luka Chimon.
" nggak perih apa Mon? "
" nggak " jawab Chimon. Drake hanya menghela napas saat mendengar jawaban singkat Chimon. Temanya yang satu ini memang selalu dingin.
" Frank katanya mau kesini "
" ngapain? "
" nggak tau, tapi katanya dia mau liat kondisi lo "
" Lo bilang ke dia? Kapan? "
" tadi waktu gue ambil P3K buat lo "Dan benar, tak membutuhkan waktu lama, Frank datang dengan raut wajah khawatirnya yang bagi Drake dan Chimon sangat menggemaskan.
" Chimon Lo gak papa kan? "
" hm, i'm fine Frank "
" huhhhh, syukurlah, gue panik banget tadi " ujar Frank sambil duduk di samping Chimon yang terkekeh kecil mendengar kata kata Frank.
" gak usah lebay, luka kaya gini mah buat gue udah biasa kali " jawab Chimon enteng, ia kemudian berdiri mengambil minuman dingin di kulkas Drake seperti dirumah sendiri.
" kan Frank, gue bilang juga apa, Chimon tu nggak perlu dikhawatirin. Dia kan emang hulk " kata Drake yang membuat Frank tertawa, dan Chimon melempar botol bekas minuman yang telah habis ke arah Drake.
" sialan Lo! "Chimon kembali duduk di samping Frank. Kali ini, pikirannya tertuju pada Nanon dan Ohm. Jujur saja ja cemburu melihat kedekatan Nanon dan Ohm, ia ingin marah namun ia juga bukan siapa siapa Nanon yang tak berhak mengatur hidupnya. Frank ternyata bisa membaca pikiran Chimon.
" Lo nggak ada niatan buat ngelupain Nanon Mon? Nggak kasian sama kesehatan hati Lo? " tanya Frank to the point.
Chimon menghela napasnya, ia tak berniat menjawab pertanyaan Frank.
" percuma Frank Lo tanya ke dia kayak gitu, nggak akan dijawab, tau sendiri kan kutub Utara nggak bakal jawab pertanyaan nggak penting " timpal Drake.
" buat Lo nggak penting, tapi buat dia ini penting Drake "
" ya nyatanya dia nggak jawab kan? Emang dasar kutu kupret " timpal Drake lagi. Kali ini, ia mendapatkan tatapan tajam dari Chimon yang sukses membuatnya kicep. Chimon menghela napas sekali lagi.
" gue nggak tau Frank. Nanon udah bener bener mempengaruhi hidub gue "
" ehm, gue ngerti kok " kata Frank sambil mengelus pelan pundak sempit Chimon.
" terus habis ini Lo mau apa? " tanya Drake yang tetumbenan bernada serius. " Lo tau kan, Ohm juga suka sama Nanon? Sekarang apa pilihan lo? Ngalah demi sahabat, atau egois buat diri sendiri? " lanjut Drake, baru saja Chimon akan menjawab, pintu Apartemen Frank sudah dibuka kasar oleh Nanon yang langsung berlari menghampiri Chimon dan memeriksa keadaanya. Di belakangnya, ada Ohm dan First yang berjalan mengikutinya.
" Chimon, Lo gak papakan? Nggak ada yang luka kan? Atau ada yang sakit? Atau nyeri gitu? Kita kerumah sakit ya? " berondong Nanon. Frank dan Drake yang melihatnya hanya terkekeh kecil, Ohm yang memberi tatapan dingin, First yang terdiam, dan Chimon yang menghangat melihat kepedulian Nanon. Namun melihat tatapan Ohm yang menusuk, Chimon segera menghempas kedua tangan Nanon dari tubuhnya.
" gue gakpapa. Nggak usah alay " katanya dengan nada dingin. Nanon kemudian terdiam, ada rasa aneh di dadanya saat mendengar nada super dingin dari Chimon.
" serius? " tanya Nanon sekali lagi.
" Non, gue bilang nggak papakan! Ngga usah alay bisa nggak!! " dengan Chimon yang jelas membuat mereka kaget.
" i iya, maaf " kata Nanon sedikit gugub. Chimon hang melihat wajah bersalah Nanon pun menjadi gak enak hati. Namun ia juga tak bisa bohong kalau ia cemburu pada Ohm. Dengan segala kekesalannya, ia berdiri dan berjalan ke balkon Apartemen Drake dan duduk disana berusaha meredam semua rasa kesalnya. Namun bukanya berhasil menurunkan rasa kesalnya, ia malah dibuat semakin kesal saat Ohm datang dan duduk disampingnya.
" harusnya Lo gak berharap lebih ke Nanon Mon " Ohm memulai laga katanya.
" terus, gue harus apa? Gue harus Ngalah, dan nyerahin Nanon ke Lo? " tanya Chimon sambil terkekeh kecil. Matanya berkaca kaca.
" gue ngga bilang gitu, tapi gue gak akan nyerah buat dapetin Nanon, apalagi nyerahin Nanon buat Lo "
" gue tau "
" Mon, seumur hidub Lo, Lo udah sama Nanon! Nggak bisa apa sekali ini aja Lo Ngalah buat gue?!!! " kata Ohm tajam.
" kalo gue gak bisa, Lo mau apa? " tanya Chimon santai. Kata kata Chimon barusan jelas memancing emosi seorang Ohm. Ia berniat memukul wajah manis Chimon, jika saja Chimon tak menangkan tangan Ohm. Chimon maju mendekatkan dirinya pada Ohm.
" justru ini Ohm yang buat gue ragu! Lo itu kasar, emosian dan Lo egois! Apa pantes Nanon dapetin orang kaya Lo?! Bukanya bahagiain Nanon, yang ada Lo buat dia tertekan sama semua keegoisan Lo? Gue bisa aja lepasin Nanon buat Lo! Asal Lo rubah sifat Lo bisa?! " cerca Chimon dengan penegasan di setiap katanya. Sementara Ohm terdiam mendengar kata kata Chimon. Ohm sadar ini egois, Ohm juga sadar bahwa Chimonlah yang paling membutuhkan Nanon. Tapi ia juga tak mau melepaskan Nanon, sejak lama ia menyukai Nanon, apakah Ohm tak pantas bahagia dengan orang yang dia cintai?
" dengerin ya Ohm! Gue gak akan pernah lepasih Nanon saat sifat Lo masih kaya gini! Gue cinta sama Nanon jauh sebelum kenal dia! Jadi gue gak akan pernah biarin Lo dapetin Nanon! Nanon nggak bisa jadi milik orang seburuk Lo! Paham?!! " tekan Chimon. Ia kemudian mendorong Ohm dan pergi dari sana dengan emosi. Ditempatnya, Ohm mengepalkan tangan. Ia menahan emosinya meledak disini. Ia tak ingin pandangan Nanon kepadanya menjadi buruk.Tanpa Ohm dan Chimon sadari, sejak awal mereka bertengkar, sepasang mata meneteskan air saat mendengar pertengkaran mereka. Dan sepasang lagi merasa tak enak karna dirinya, persahabatan mereka terancam berantakan.
Tbc
Typo harap maklum ya manteman...
Maaf ya kalo Chapter 1 udah full konflik. Soalnya aku berencana mau buat short Story aja. Soalnya kalo mau long Story nanti takutnya kehabisan ide hehehe....
Tolong dong Vote, kritik dan saran sangat diperlukan loh....
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Teen Fiction" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...