Bu Kapook sedang sibuk mejelaskan pelajaran sejarah didepan kelas. Suaranya keras membuat semua murid memperhatikannya. Kecuali dua orang, Chimon dan First tentunya. Teman semeja itu sibuk dengan urusan mereka sendiri. Chimon sedang asik melamun, pikirannya. Chimon bingung dengan kata kata Nanon kemarin
' kalaupun Lo nggak nyaman, gue akan berusaha buat Lo nyaman! Nggak peduli gimanapun caranya! '
Chimon tak mau berharab. Tapi bagaimana Chimon bisa berhenti berharab jika Nanon seperti memberinya harapan. Sementara First, ia menelungkupkan kepalanya di meja dan matanya terpejam ganda bahwa ia tertidur.
Bu Kapook yang menyadari hal itu pun melempar sebuah penghapus papan tulis ke meja mereka. Tentu saja lemparan itu membuat Chimon dan First kaget. Chimon dan First kemudian sama sama menatab tajam Bu Kapook tanpa rasa bersalah.
" Kalian ini ya!! Saya lagi nerangin palajaran dan kalian malah asik sama dunia kalian sendiri!!! " bentak guru killer itu.
" maaf " singkat Chimon datar. Sementara First malah menatab tajam guru itu.
" kalian ya!!! Cepat keluar kelas saya dan lari lapangan sebanyak 10 kali!!! Tidak ada bantahan!!! Cepat laksanakan " bentak Bu Kapook sekali lagi. Chimon dan First memutar bola mata tengah. Mereka berjalan santai kelas untuk melaksanakan hukuman, mereka bahkan menyempatkan diri untuk mengejek Bu Kapook yang jelas membuatnya marah besar. Kelakuan Chimon First barusan tentu saja mengundang decakan kagum dari warga kelas.
Chimon dan First telah sampai si depan lapangan yang luas. Mereka menatab lapangan itu malas.
" Lo mau lari Mon? " tanya First
" nggaklah. Mending ke UKS gue. Tidur " jawab Chimon sambil jalan menuju UKS.
" sama. Barenglah kita "
Mereka pun berjalan beriringan menuju UKS. Jika ditanya apakah mereka tidak takut hukuman, jawabannya tentu saja tidak. Mereka tidak takut dengan hukuman apapun. Sesampainya di UKS, First langsung merebahkan dirinya Bahkan langsung masuk dalam alam mimpi. Sedangkan Chimon berusaha meredakan pikirannya tentang Nanon agar ia bisa tidur dengan tenang.
Jam istirahat telah berbunyi. Namun dia makhluk manis itu masih tertidur dengan damai diatas ranjang UKS. Karna terlalu lelah, mereka tidak menyadari jika sudah ada sahabat mereka. Drake dan Frank bahkan berdecak malas melihat dua sahabat mereka yang tertidur pulas tanpa menyadari kedatangan mereka. Sementara Nanon dan Ohm malah terkekeh gemaa melihat wajah manis Chimon dan First.
" bangunin mereka dah Non. Jangan diliatin mulu. Keburu bel masuk " ujar Frank jengah. Nanon dan Ohm kemudian membangunkan mereka. Nanon menelan ludah saat melihat dada dan leher mulus Chimon. Kulit itu begitu putih dan halus. Drake yang menyadari tatapan Nanon hanya terkekeh pelan. Ia tau kok apa yang dirasakan Nanon. Ia juga merwakanua duku jauh sebelum ia berpacaran bersama Frank.
Chimon dan First kini kembali kekelas. Kali ini mereka serius memperhatikan pelajaran. Sesekali mata Chimon melirik First yang sedang menggambar sesuatu. Ia tersenyum saat melihat First mengukir wajah Ohm.
" secinta itu Lo sama dia, Sampek Lo hafsl banget muka dia? " bisik Chimon.
" apaansih. Gue yakin kok, kalo dikamar Lo banyak gambar Nanon yang Lo umpetin kan? " timpal First.
" yeah, Lo pernah bilang kalo kita itu sama kan? "
First mengangguk. Ia ingat sempat mengatakan itu kemarin.
" terus? Gimana sama keputusan Lo sama Nanon? Lo mau nyerah? " tanya First. Ia mendekatkan dirinya pada Chimon.
" masih belum ambil keputusan "
First mengangguk untuk menanggapi jawaban Chimon.
Bel pulang telah berbunyi. Menghamburkan murid murid untuk segera pulang atau nongkrong dengan temen temen. Seperti saat ini, Chimon dan yang lain plus Sing dan Prame sedang berkumpul untuk membahas belajar dirumah siapa.
" gimana kalo kita belajarnya diperpus kota aja? Soalnya kalo malem ini gue gak bisa, Mama gue jemput malam ini, katanya mau ada acara keluarga gitu " kata First
" malem ini gue mau santai dikasur. Udah lama gue gak rebahan lama dikasur " timpal Drake.
" Halah gaya Lo rebahan lama dikasur. Alasan aja Lo mau ngajak Frank make out kan Lo? " tuduh Nanon, membuat Drake dan Frank melempar gelas plastik kosong kearahnya, yang tepat mengenai kepalanya.
" nuduh aja kerjaan Lo! Dasar tukang curigaan! " keta sinis Frank.
" lah kan emang bener, kalian bahkan udah lebih dari itu kan? Ngaku aja deh, nggak usah sok polos. Kita tau kok kalian kaya apa " kata Ohm sambil menarik turunkan alisnya.
" bilang aja udah ngewe apa susahnya sih? Toh kita juga temen, santai kali " kali ini First yang bersuara. Sementara muka Frank susah sangat memerah malu dan Drake yang tersenyum canggung.
" apaansih!! Nggak jelas tau gak!! " bantah Frank
" tapi apa yang dibilang mereka bener loh Frank. Lupa, Kalian kan emang sering kaya gitu sebelumnya? Bahkan jauh sebelum kalian pacaran " ralat Chimon. Kali ini Drake dan Frank hanya diam. Kata Chimon benar, mereka sudah sering melakukannya.
" kalian bahas apa sih? " tanya Sing heran.
" nggak bukan apa apa, jangan dengerin mereka " jawab Chimon.
" jadi mau gak sore ini di perpustakaan kota? " tanya First memastikan.
" bisa " jawab Sing
" gue mah oke aja " timpal Prame
" yang lain? " tanya Chimon. Yang lain hanya mengangguk.
" oke kalau gitu sekarang kita pulang, gue ngantuk berat " ucab First, ia berjalan duluan, disusul yang lain. Chimon juga berjalan, tapi tanganya segera ditarik oleh Sing sehingga tubuhnya ikut tertarik ke belakang. Membuat tubuhnya terjatuh di pangkuannya. Tangan Sing memegang pinggang Chimon untuk menahannya agar tak jatuh kelantai, dan Chimon berpegangan di bahu Sing. Nanon yang melihat itu pun menarik tangan Chimon hingga Chimon berpindah ke rangkulan Nanon sekarang. Nanon menatab tajam Sing, sementara yang tatapan hanya tersenyum canggung.
" apa apasih Lo pakek narik narik Chimon!! Kalo Chimon jatuh gimana?!! Lo mau tanggung jawab hah?!! " bentak Nanon. Chimon menggenggam tangan Nanon untuk menenangkannya.
" chimonya gak papa juga kok Non " jawab Sing santai.
" iya Non, guenya juga gapapakan? Jangan diperpanjang udah "
" ya tapi kan Lo hampir jatuh tadi, gimana kalo Lo luka? " tanya Nanon lembut, tanganya menggenggam kedua tangan Chimon. Tingkah Nanon saat ini membuat jantung Chimon berdegub kencang.
" cuma hampir Non, gue gak papa " kata Chimon.
" yuadah oke, tapi kalo Lo ada yang sakit, bilang gue ya "
Chimon menghela napas sekali lagi, melihat sikap berlebihan Nanon. Pada akhirnya, Chimon hanya mengangguk pasrah. Nanon kemudian menarik tangannya, tapi lagi lagi ditahan oleh Sing.
" apa lagi sih Sing?! " jangan Nanon.
" Lo yang apaan, yang gue tahankan tangan Chimon kenapa Lo yang sewot sih! " kesal Sing, kali ini terpampang wajah kesal dari Sing.
" Lo ya, bener bener bikin emosi. Sini Lo, tengkar aja kita!! " Nanon maju dan menantang. Chimon memijit pelipisnya pusing. Ia segera menahan tangan Nanon untuk meredakan emosi sesaat Nanon.
" kenapa Sing? Nggak usah Lo tanggepin nih anak kadal satu " kata Chimon membuat Nanon melotot.
" Lo berangkatnya sama gue, artinya pulangnya juga sama gue " kata Sing santai.
" heh enak aja! Nggak! Nggak! Nggak bisa! Chimon pulangnya sama gue! " tolak Nanon.
" Lo apa apaansih?! Dari tadi kayaknya sewot mulu ama gue?! Lagian yang gue ajak kan Chimon bukan Lo! Kenapa Lo yang cerewet " sewot Sing yang sudah habis kesabaran dengan Nanon.
" ya suka suka guelah! Chimon kan sahabat gue! Jadi gue berhak dong larang dia demi kebaikan dia! "
" cih! Cuma sahabatnya tapi over protective! Bukan pacar aja sok gaya larang larang ini itu! Lo sahabat apa pacarnya?! " Sing berdecih, dan kali ini membuat Nanon terdiam. Melihat Nanon yang terdiam, Sing langsung menarik tangan Chimon menjauh dari Nanon. Chimon yang sudah lelah hanya pasrah saat ditarik oleh Sing.
Di parkiran, Chimon melihat teman temanya yang sudah memasang wajah horor.
" lama amat si kalian! Disini panas tau gak?! " ketus Frank.
" jangan salahkan gue, salahin Nanon sama ni orang yang ribut mulu! " ucapnya sambil menunjuk Sing. Sementara yang ditunjuk hanya menggaruk tengkuknya canggung.
" btw, Prame sama First mana? " tanya Sing.
" pulang duluan! Prame kan bawa motornya First kalo Lo lupa!! " jawab Ohm ketus dan sinis.
" ohh yaudah kalo gitu, kita juga baik duluan deh ya " pamit Sing. Mereka semua mengangguk. Tak lama setelah Sing dan Chimon pergi, Nanon datang dengan wajah super kusut.
" ni satu lagi kenapa coba? Di tekuk mulu kaya orang jompo " tanya Drake heran.
" sialan Lo!! " ketusnya sambil menabok mulut asal Drake.
" ya terus kenapa? "
Bukanya menjawab pertanyaan Frank, Nanon malah menendang ban mobil depan sebelah kanan Ohm dengan keras.
" Eh kutu Iblis kira kira dong kalo mau nendang ban mobil orang lain!! Kalo rusak Lo mau ganti emangnya?!!! " sentak Ohm.
" ya nggaklah!! Sudi amat gue " jawab Nanon ketus. Drake dan Frank yang masih disana hanya menggeleng.
" ngomong ngomong kenapa muka Lo juga kusut gitu coba?! " tanya Nanon.
" ini semua gara gara Prame bangsat noh!! Bisa bisanya dia maksa First pulang bareng!! Pakek alesan berangkat bareng berarti harus pulang bareng juga!! Alesan apa tu kayak gitu, jadul amat!! Bilang aja mau modus kan sama First!! Udah gitu sebelumnya dia malah sok sokan ngelapin keringet First lagi!! Sok gentle amat!! " kata Ohm menggebu gebu.
" nah sama!! Sing juga kaya gitu!! Tadi Sing tuh malah narik tangan Chimon Sampek Chimon jatuh kepangkuannya dia?! Pakek tatap tatapan segala lagi!! Habis itu dia sok sokan bilang sama gue kalo cuma sahabat nggak usah terlalu over segala!! Dia pikir dia siapa coba?! Cuma temen biasa aja bertingkah!! Sialan emang dia tuh!! Emosi gue sama tu orang!!! " kata Nanon tak kalah menggebu gebu. Lagi lagi, Drake dan Frank menggeleng. Sungguh mereka jengah dengan sikap kekanakan Nanon Ohm.
" ininih kalo otak diisi sama micin. Bikin emosi mulu bawaanya " bisik Drake, yang diangguki oleh Frank.
Setelah lelah berceloteh ria, Nanon Ohm masuk dalam mobil dan dihadiahi tatapan tajam Frank yang dari tadi lelah menunggu dalam mobil.
Tbc...
Kalo nggak nyambung maaf ya...lagi ngelag otak gue, nggat tau kenapa, padahal biasanya lancar aja😭😭😭
Pokoknya jangan lupa Vote ama komen ya...
Udahlah bye bye....
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Teen Fiction" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...
