Hujan tiba tiba turun, seperi mewakili perasaan patah hati Nanon. Chimon tidak memberinya kesempatan untuknya. Padahal cinta yang ia miliki sekarang adalah nyata dan tulus. Tapi Chimon memang sudah sakit sejak lama, dan memilih menyerah tanpa mau berusaha lagi, atau memberi kesempatan bagi Nanon untuk memulai semuanya dari awal. Nanon juga kesal dengan Sing yang slalu terkesan mendekati Chimon.Hujan deras turun mewakili perasaan Nanon yang sedang buruk. Ia bahkan membiarkan dirinya basah oleh airnya. Ia berjalan pelan ditengah derasnya hujan. Tidak memedulikan kesehatannya sendiri. Hati dan otaknya kompak memikirkan tentang jawaban Chimon. Nanon kesal, marah, sedih dan menyesal, bercampur jadi satu. Ia menyesal tak menyadari perasaanya dari dulu. Jika ia menyadari perasaanya dari dulu, Chimon tak akan terluka, Chimon tak akan menyerah, dan dirinya tak akan galau seperti ini.
Nanon menghela napas berat. Ia sudah sampai depan rumahnya. Ia merutuki kebodohannya sendiri karna berjalan kaki dari sekolah kerumahnya yang berjarak lebih dari 5 meter. Berjalan ditemani hujan deras sejauh 5.5 meter adalah perpaduan yang benar benar buruk. Kakinya menjadi sakit dan badannya terasa berat. Ia mengumpat karna melupakan mobilnya di sekolah. Padahal sekolah mulai besok libur selama 3 hari untuk persiapan ujian sekolah. Dan artinya, ia tidak bisa memakai mobilnya bsrlama 3 hari, serta mempersiapkan telinganya untuk Omelan New atau mungkin Tay karna kecerobohannya sendiri.
Nanon membuka pagar rumahnya dengan pelan. Badannya benar benar lemas. Ia berjalan sampai ke pintu depan dengan langkah gontai. Matanya memanas dengan hidungnya yang tersumbat. Ia mengetuk pintu dengan tenaganya yang benar benar kecil. Untung saja Pluem mendengar ketukan itu dan membuka pintu. Pluem langsung menangkab tubuh Nanon dan langsung menggendongnya menuju kamarnya saat tiba tiba Nanon jatuh pingsan tepat saat Pluem membukakan pintu.
Ketika Pluem melewati ruang tengah, Tay dan New panik melihat wajah Nanon yang pucat. New segera berlari mengambil kompresan untuk Nanon dan Tay yang langsung menelpon dokter pribadi keluarganya. New langsung berlari kekamar Nanon sambil membawa kompresan. Juga Tay yang menunggu dokter di luar rumah.
New sibuk mengompres dahi Nanon yang masih terasa panas. Pluem khawatir dengan Nanon yang belum bangun sejak pingsan tadi. Nanon masih betah menutup mata. New dan Pluem benar benar khawatir. Nanon tidak pernah sakit, namun sekalinya sakit, Nanon akan sakit berhari hari. sistem imun Nanon memang kuat, Nanon jarang sakit. Padahal Nanon banyak kegiatan sejak kecil. Ia juga sering kelelahan namun sebatas kelelahan dan hampir tidak pernah sakit.
Tay masuk bersama dokter pribadi keluarganya. New dan Pluem yang tadi duduk di pinggir kasur Nanon segera menyingkir, memberi ruang pada dokter untuk memeriksa Nanon. Dokter segera memeriksa Nanon. Tay, New dan Pluem menunggu dengan wajah khawatir. Setelahnya, Nanon selesai diperiksa.
" gimana keadaan anak saya dok? " tanya New khawatir.
" Nanon tidak apa apa New. Dia hanya kelelahan. Dan kayaknya, Nanon juga lagi banyak pikiran New. Apa dikeluarga ini lagi ada masalah? " jelas dokter itu.
" nggak kok dok, keluarga ini baik baik aja. Kami nggak ada masalah sama sekali " jawab Tay tegas. Mereka terdiam sesaat. Hingga Pluem membuka suara.
" kayaknya Pluem tau apa yang Nanon pikirin "
" emang apa Pluem ? " tanya New. Pluem hanya tersenyum sebagai jawaban. Membuat alis New dan Tay berkerut khawatir.
" bukan masalah besar kok Dad, Pi " ucab Pluem menenangkan Tau dan New. Tay dan New hanya mengangguk paham.
" Tay. New ini saya masih resep obat. Nanti tolong tebus obatnya di apotek. Nanon harus rajin makan dan minum obatnya tiga kali sehari " jelas sang dokter.
" baik dok " jawab Tay dan New bersamaan.
" setelah ini ketika Nanon bangun, tolong langsung kasih Nanon malam dan minum obatnya. Nanon juga harus istirahat total untuk mengembalikan imunya " ujar dokter itu. Tay dan New kemudian berterima kasih kepada dokter. Pluem berlalu mengantarkan Dokter itu pulang.
" makasih dok " ujar Pluem.
" sama sama sudah menjadi tugas saya "
Dokter itupun berlalu pergi. Pluem kembali masuk ke dalam rumah untuk mengecek keadaan Nanon.
" Dad, Pi gimana keadaan Nanon? " tanya Pluem dari pintu.
" masih belum sadar Pluem, badanya juga masih panas " jawab New.
" Dady sama Papi istirahat aja dulu. Nanti kalo Nanon udah sadar, Pluem bilang kok " ujar Pluem. Tay dan New hanya mengangguk dengan raut wajah masih khawatir. Mereka menyempatkan diri untuk mencium kening panas Nanon.Pluem pergi ke kamarnya sebentar untuk berganti baju. Ia baru saja pulang tadi saat Nanon mengetuk pintu rumah. Ia segera kembali kekamar Nanon untuk menjaga Nanon. Tapi, Pluem menyempatkan diri untuk membuat bubur serta teh hangat untuk Nanon. Setelah selesai dengan teh dan buburnya, Pluem segera membawanya ke kamar Nanon.
" udah bangun Non? " tanya Pluem ketika melihat Nanon sudah membuka matanya. Nanon hanya mengangguk lemas, suaranya tertahan di tenggorokannya yang terasa kering dan serak.
" gimana kondisi kamu? Ada yang sakit nggak? "
Nanon menggeleng pelan. Pluem membantu Nanon duduk bersandar di kepala ranjang.
" kamu makan dulu gih, terus minum obat, habis itu istirahat lagi "
Nanon lagi lagi hanya mengangguk. Pluem menghela napas pelan.
" kali ini kenapa lagi sama Chimon? Ada masalah lagi? " tanya Pluem. Tanganya bergerak mengelus surai hitam Nanon. Bukannya menjawab, Nanon malah memeluk Pluem. Pluem sedikit kepanasan dengan suhu tubuh Nanon yang panas. Tapi Pluem tetab diam, membiarkan Nanon merasakan kenyamanan yang Pluem berikan lewat dekapannya. Setelah beberapa menit, akhirnya Nanon melepaskan pelukannya.
" Kak.... " lirih Nanon dengan suara seraknya.
" kenapa hmm? "
" Nanon nyesel kak " ujar Nanon pelan. Ia menundukkan kepalanya. Pluem mengerutkan keningnya heran.
" kenapa Non? Coba sini cerita sama kakak " kata Pluem lembut, sambil mengelus wajah Nanon yang memucat. Nanon terdiam beberapa menit, namun pada akhirnya ia menceritakan apa yang terjadi pada dirinya dan Chimon.
" Nanon jahat ya Kak? Nanon bikin Chimon sakit. Nanon udah buat Chimon lupa sama Nanon? " tanya Nanon.
" jahat kenapa? Nanon nggak jahat kok. Nanon kan baik " ujar Pluem. Setelah mendengar cerita Nanon barusan, Pluem paham ini bukan masalah yang terlalu berat bagi orang lain, tapi berat bagi dirisendiri. Pluem yakin, bukan hanya Nanon yang sakit. Tapi juga Chimon.
" tapi Chimon... "
" Nanon dengerin kakak. Wajar kalk Chimon nyerah, dia udah suka sama Nanon sejak lama kan? Sejak lama juga Nanon gak sadar sama perasaan kamu walaupun kamu tau kalo dia suka kamu. Wajar kalo Chimon bakal nyerah Non " nasihat Pluem.
" tapi Nanon cinta sama Chimon kak " kata Nanon memelas.
" gini gini, coba Nanon kasih waktu Chimon buat nenangin diri suku baeu nanti Nanon tanya lagi sama Chimon. Jawaban Chimon tadi pasti karna dia masih kecewa sama Nanon kan? Jadi jangan terlalu dipikirin lagi ya " ujar Pluem menenangkan. Kali ini beban Nanon tidak mereda seperti biasanya. Nanon merasa Pluem bisa mengatakan hal itu karna dia tidak mengenal Chimon dengan baik. Tali Nanon tau Chimon seperti apa orangnya, ia tau keputusan yang Chimon ambil bukanlah kaya sesaat seperti apa yang Pluem katakan. Nanon tau, Chimon tidak pernah bermain dengan kata yang keluar dari mulutnya sendiri. Nanon akhirnya hanya mengangguk, Nanon merasa diam lebih baik. Nanon tau, yang bisa merasakan sakitnya hanya dirinya bukan orang lain.
" yaudah sekarang kamu makan nih, habis itu minum obat lanjut istirahat lagi " beri tau Pluem. Nanon hanya kembali mengangguk dan melakukan apa yang Pluem suruh.Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Ficção Adolescente" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...