38. Aku Menyerah

464 44 21
                                        

Gak tau bakal dapet feel-nya atau nggak, jadi maaf ya kalau bosen🙏

Ujian tinggal tiga hari lagi. Mereka diminta untuk belajar agar hasil akhir mereka selama tiga tahun sekolah memuaskan. Agar bisa membanggakan orang tua mereka, membanggakan nama sekolah, dan membantu mereka memahami kampus impian mereka.

Sama seperti Drake, Frank, Ohm dan Nanon, Chimon dan First. Mereka sedang belajar bersama di Apartemen Drake. Drake dan Frank mengajari pelajaran hari kemarin karena Chimon dan First yang bolos. Sementara Nanon dan Ohm hanha diam karna masih awkard dengan Chimon dan First.

Sudah dua jam lebih mereka belajar. Mungkin jika mereka adalah tokoh kartun, sudah ada asap yang mengepul di kepala mereka.
" ahh gila capek banget belajarnya " teriak First sambil meregangkan ototnya yang pegal pegal.
" Lo masih mending yang ngajarin Lo Frank, penjelasanya simple, nggak bertele-tele kaya Drake " timpal Chimon dengan santai sambil masih mengerjakan soal terakhir. Lalu memberikannya pada Frank untuk di cek benar salahnya.
" gue nggak bertele-tele ya, otak Lo aja lemot! " kesal Drake.
" ohh, yakin otak gue lemot? " nada Chimon terdengar percaya diri. Ia bahkan menyeringai melihat ekspresi Drake yang langsung kicep. Mereka, Drake, Frank, Chimon, dan First kemudian tertawa bersama. Sementara Nanon dan Ohm hanya diam, mereka saling menatab takut.
" makanya kalau mau ngomongin orang mikir dulu, udah tau Chimon itu pinter, pake Lo pancing begitu. Mari kutu kan Lo " timpal Frank.
" iya iya " ujar Drake pasrah.

Jam istirahat telah tiba. Dari perpustakaan mereka bermigrasi ke kantin untuk mengisi perut yang telah lapar sejak tadi. Semua berlaku seperti biasa, hanya saja Nanon dan Ohm lebih diam dari sebelumnya, dan Chimon First yang masih berusaha tersenyum meski hati mereka masih menangis.

Susah bagi Chimon dan First tuk menunjukan muka mereka didepan Nanon dan Ohm. Sudah Bani mereka untuk menunjukan raut muka baik baik saja seperti kemarin tidak ada apa apa. Sulit untuk masih ada dihadapan Nanon dan Ohm yang tampak biasa meski ada sedikit raut muka biasa. Rasa nyeri itu ada karna menyembunyikan sakit hatinya dibalik raut wajah biasa saja.

Drake dan Frank paham apa yang terjadi diantara mereka, namun mereka berdua memilih diam karna merasa itu bukan urusan mereka. Jika itu adalah masalah persahabatan, mereka bisa membantu, tapi masalah yang mereka hadapi adalah soal cinta yang tidak mungkin bisa dibantu.

Drake dan Frank kembali ke kelas mereka tepat setelah makan. Mereka sedikit menghindar dari yang lain. Mereka hanya ingin, mereka yang lain menyelesaikan masalah hati mereka.

Sementara di meja makan kantin, Nanon, Chimon, Ohm dan First masih diam. Tidak beranjak sedikitpun. Padahal makanan mereka telah habis beberapa menit yang lalu.
" gue kekelas duluan, ayo First " ajak Chimon sambil menggandeng tangan atau lebih tepatnya menarik tanganya. First hanya diam dan mengikuti langkah cepat Chimon. Namun dia menahan tangan Chimon sebentar dan berbalik badan, menatab Ohm dengan tatapan sedih, kecewa, dan sakit.
" gue perlu ngomong sama Ohm bentar Mon " kata First. China menoleh dengan tatapan khawatir.
" buat apa nyari penyakit?! "  ketus Chimon.
" justru karna gue sakit, gue perlu obat Mon " jawab First. Chimon terdiam sebentar, ia kemudian melirik meja tempatnya makan. Nanon dan Ohm memandang dia dan First berdua dengan tatapan berharab.
" terserah " ujar Chimon akhirnya. Ohm hanha tersenyum lega. Ohm kemudian berjalan menghampiri First, dan langsung mengajak First ke Rooftoop. Sementara Nanon masih memandangi Chimon berharab.
" kita juga perlu ngomong Mon "
" tentang apa?! " ketus Chimon.
" semuanya, salah paham kita "
" salah paham? Darimana salah paham Non "
" tentang gue sama Ohm "
Chimon terkekeh sinis
" salah paham? Gue gak peduli Non, mau salah paham, mau nggak, teteb sama aja gue gak peduli. Inget kita cuma sahabat, nggak lebih! gue ataupun Lo nggak punya hak buat ngatur hidub satu sama lain " ujar Chimon panjang lebar, ia kemudian ingin beranjak pergi, namun ditahan oleh tangan Nanon yang menggenggam tangannya erat.
" Mon, gue sama Ohm gak ada apa apa, Please dengerin gue dulu "
" dengerin apa lagi Non!! Gue gak mau penjelasan apapun. Gue gak peduli!! Kita cuma sahabat Nanon. Please let me go!!! " bentak Chimon, matanya mengeluarkan air sekarang. Bicafa dengan Nanon bukan hanya menguras tenaga, tapi juga menguras air mata ternyata.  Nanon yang melihat Chimon menangis, mendekat dan memeluknya erat. Menenangkan jiwa yang rapuh itu. Chimon tetab menangis, namun ia tak membalas pelukan Nanon. Saat tangisnya mereda, Nanon segera membawa Chimon ke belakang gedung sekolah. Chimon sudah memberontak, namun tenanganya tak cukub untuk melawan tenaga besar Nanon.

Ohm dan First hanya diam seperi patung. First menunggu waktu untuk Ohm menjelaskan padanya. Namun sedari tadi Ohm terus saja diam tanpa mau menjelaskan apapun. Hingga First jengah, dan memulai pembicaraan mereka.
" gue tau dari awal jatuh cinta ke Lo itu sama aja nyari penyakit. Tapi bodohnya gue, masih aja terusin penyakit itu. Tiap hari gue terus berharab ada perasaan Lo ke gue, tapi semakin lama sia sia. Karna pada nyatanya, bukan gue yang Lo suka tapi malah Nanon. Pikiran gue bilang buat lepasin Lo, tapi hati gue bilang dia nggak mau lepasin lo. Gue gak tau harus apa Ohm. Gue tau jatuh cinta sama Lo bakal sesakit ini. Tapi gue gak pernah meduliin perasaan gue sendiri " air mata First tumpah pada akhirnya.
" First... "
" gue gak tau ini salah paham atau nggak, bener atau salah. Tapi yang pasti, gue udah bener bener capek. Gue udah sakit sama rasa gue sendiri. Cukub gue nyiksa perasaan gue sendiri Ohm. Gue nyerah, gue mau lupain Lo. Mulai sekarang gue bakal cuma anggab Lo temen dan gak lebih. Gue gak mau semakin nyakitin diri gue sendiri Ohm " kata First yang langsung pergi, tidak memberi Ohm kesempatan untuk berbicara. Meninggalkan Ohm yang berdiri dengan kaki lemas, dan air mata yang mulai jatuh.

Chimon masih terisak lirih. Membelakangi Nanon yang memandangnya sakit.
" Mon, Please dengerin gue dulu " ujar Nanon, ia berdiri tepat di belakang Chimon.
" Lo yang perlu dengerin gue Non. Gue tau Lo nggak buta sama perasaan gue ke Lo. Gue yakin Lo tau dan sadar sama apa yang gue harapin dari Lo. Tapi kenapa Lo nggak pernah kasih gue kepastian Non?!! Seenggaknya Lo nolak gue langsung daripada gantungin perasaan gue Non. Lo segalanya buat gue, saat semua orang ninggalin gue, cuma Lo yang slalu ada buat gue. Gue tau ini salah, gue tau kita nggak mungkin lebih dari sahabat, tapi goloknya gue gue masih bertahan sama perasaan gue sendiri " 
ujarnya, ia berhenti sebentar, memasukan udara ke rongga dadanya yang sesak.
" gue tau Ohm suka sama Lo. Gue bahkan sempet berantem sama dia cuma karna Lo. Cuma karna Lo, gue iklas Lo bahagia walau tanpa gue. Gue berfikir mungkin Lo bisa bahagia tanpa gue, mungkin kebahagiaan Lo adalah Ohm. Gue tau. Gue rela. Tapi kenapa rasanya masih sakit Non. Gue gak tau harus apa!! Dalam hati gue, gue cinta sama Lo! Lo nggak cuma sahabat buat gue Non. Lo lebih dadi itu. Gue yakin Lo paham, tapi kenapa Lo diem?!!! Seenggaknya kalo Lo nggak suka sama gue tolak langsung didepan muka gue Nanon!! Lo tau gue sakit liat Lo sama Ohm?!! " lanjutnya.
" Maaf, gue emang udah nyakitin Lo, gue minta maaf " ucap Nanon penuh penyesalan.
" nggak. Lo nggak perlu minta maaf. Gue yang salah. Gue yang salah jatuh cinta sama Lo. Gue yang salah buat terus berharab sama Lo padahal gue tau hati Lo bukan buat gue " kata Chimon lirih, air matanya kembali menetes deras.
" Mon, gue.... "
" gue capek Non. Gue capek sama rasa sakit ini, gue slalu bimbang sama perasaan gue, gue gak tau harus apa sama sakit yang gue rasa. Otak gue minta gue nyerah, sementara hati gue bilang gue harus bertahan " Chimon menarik napas dalam dalam mencoba mencari kekuatan untuk mengatakan kalimat yang seharusnya ia uvabkan sejak dulu. Sementara Nanon merasakan sesak di dadanya, mencoba menepis kata yang akan keluar dari bibir indah Chimon, kalimat yang paling ia hindari belakangan ini.
" gue nyerah Non " lirih Chimon, ia menunduk, menyembunyikan tangisnya yang kian menderas. Sementara Nanon, kakinya melemas mendengar kalimat terlarang untuknya.
" Chimon... " nada Nanon memelas.
" itu keputusan akhir gue Nanon "
" Mon gue gak suka sama Ohm. Gue gak ada apa apa sama Ohm. Kemaren itu cuma salah paham Chimon, itu semua nggak bener. Ada yang usil foto gue sama Ohm kemarin. Kemaren gue sama Ohm gak sengaja jatuh bareng. Dan ada orang yang fotoin itu dan dia nyebar itu, gue gak ada maskusiy kaya gitu Mon. Plese maafin gue "
" gue tau Non. Gue tau ini salah paham. Gue tau Lo ngga mungkin sama Ohm. Dan itu semua karna Lo nggak enak sama gue Non. Gue gak mau jadi alasan Lo nggak bahagia sama orang yang Lo cinta. Gue mau Lo bahagia meski tanpa gue "
" Mon..... "
" ini bukan tentang foto itu Nanon. Ini tentang gue, tentang gue yang capek ngejar Lo. Tentang gue yang gak pernah bisa dapetin Lo karna dari awal bukan gue yang ada di hati Lo. Dan ini keputusan akhir gue. Gue nyerah, gue mundur, dan gue lepasin Lo " Chimon bergerak maju memeluk Nanon, matanya terus mengeluarkan air asin.
" Chimon.... " lirih Nanon. Chimon melepaskan pelukan mereka dan berjalan cepat meninggalkan Nanon yang menatabnya penuh air mata juga penyesalan karena terlambat memahami perasaannya sendiri.

Tbc

Gimana tuh, Chimon sama First nyerah, kasian Nanon sama Ohm kan??

Bye, jangan lupa Vote and komen....

Wrong Feeling ~Namon~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang