Abaikan Typo yang bermekaran!!
Nanon masih melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sementara Chimon sudah tertidur disampingnya. Perjalanan dengan waktu tempuh 1½ jam sudah mampu membuat Chimon mengangguk dan memilih tidur mengabaikan Nanon yang masih sibuk menyetir. Nanon tersenyum tipis memandang Chimon yang terlihat manis dan cantik. Terlalu cantik untuk ukuran seorang pria. Membayangkan, berapa beruntungnya ia bersahabat dengan Chimon dicintai oleh sosok Chimon yang sempurna.Chimon menggeliat tak nyaman ketika jalan yang mobil mereka lewati mulai bergelombang, sehingga kepalanya terkantuk beberapa kali. Membuka mata secara perlahan, membiasakan cahaya yang terasa mengikuti. Melihat ke samping, terlihat Nanon yang menyetir. Nanon tersenyum tips melihat wajah Chimon yang begitu menggemaskan. Seperti bayi, imut, lucu dan menggemaskan.
" kenapa ketawa? Ada yang lucu? " tanya Chimon heran.
" gue nggak ketawa, gue senyum "
" sama aja. Btw ini belom sampe tempatnya? Lama banget sih, sampe gue bisa tidur senyenyak tadi. Sampe gue bangun juga belum sampe. Ini juga kakaknya, kenapa jadi bergeronjal kaya gini. Bikin pusing tau nggak? " tutur Chimon panjang. Sementara Nanon hanya diam mendengar suara Chimon yang mengalun indah. Menciptakan tatapan tajam dari manusia imut yang disampingnya.
" Nanon kalo ditanya itu dijawab!!! Jangan diem aja!! " teriak Chimon kesal.
" bentar lagi sampe " singkat Nanon. Chimon mendesah jengkel.
" sejak kapan lo jadi dingin gini? " keluh Chimon merotasikan matanya jengah.Mobil Nanon berhenti di tempat berpasir putih. Aroma khas laut tercium jelas di indra penciuman Chimon. Membuka pintu mobil dan menapakkan kaki di pasir, angin berhembus menerbangkan rambut poni Chimon yang lembut. Matanya menatap kagum hamparan putih yang berbatasan dengan air yang bergelombang. Ia mengalihkan pandangannya ke Nanon. Dilihatnya Nanon yang menatapnya dalam dan sulit diartikan.
" Lo kesini bukan mau bunuh gue kan? " tanya Chimon curiga. Membuat Nanon terkekeh geli.
" terlalu banyak sinetron azab Lo " komentar Nanon. Chimon mendengar.
" gue bahkan nggak pernah nonton sinetron apapun " timpal Chimon.
" gimana mau nonton sinetron kalo Lo sibuk sendiri " sindir Nanon. Berjalan meninggalkan Chimon yang memasang wajah kesal namun tetap memandang kagum pantai.
" kok lo jadi ngeselin sih sekarang " kesal Chimon " tapi gue suka " lanjut Chimon lirih yang pastinya tidak akan didengar Nanon yang sudah jauh didepan. Chimon pun kemudian berlari kecil mengejar Nanon.Chimon membiarkan kakinya basah oleh air asin. Menatap ombak yang datang silih berganti. Memasukkan kedua tanganya ke saku celana. Berpose tampan dan cool meski malah terlihat manis dan cantik. Chimon kemudian merasakan seseorang menepuk pundaknya. Dilihatnya Nanon yang membawa dua kantung plastik.
" ngeliatin apa sih? "
" ya laut lah, yakali ngeliatin Lo " ketua Chimon. Masih kesal dia dengan sikap sok misterius Nanon.
" yaelah ketus amat si "
" tau ah! Males gue sama Lo " kata Nanon yang meninggalkan Nanon dan duduk di pinggir pantai. Memasang wajah kesal untuk Nanon. Menatap Nanon tajam namun malah terlihat menggemaskan. Nanon pun menyusul Chimin dan duduk di samping Chimon. Menyerahkan kantong plastik putih padanya. Chimon pun membuka kantong itu dan isinya adalah dua buah nasi dan air putih.
' gue beliin makanan, belum sempet makan siang kan kita "
" dapet dari mana? Pantai sepi gini " tanya Chimon sambil membuka salah satu nasi bungkus.
" Lo pikir pantai ini nggak ada pengunjung apa? "
" emang siapa? Kota doang kok yang ada disini "
" banyak, di bagian utara. Lo nya aja yang nggak tau " timpal Nanon santai. Mengikuti gerakan Chimon yang memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Mereka memakan makanan mereka dengan lahap, sambil memandang pemandangan laut.
" kenapa lo suka pantai? " tanya Nanon
" kenapa lo ajak gue kesini? " timpal Chimon. Nanon mengedipkan bahunya.
" pengen aja, jadi? " jawab Nanon yang kembali bertanya.
" karena pantai itu sejuk, kadang sepi, dan bisa buat teriak. Kalo gue ada apa apa dan gue pengen teriak ya pantai satu satunya tempat. Gue bisa teriak sekeras apa yang gue bisa. Bukanya gue juga udah pernah jelasin ini ke Lo ya kalo nggak salah? Lo lupa? " jawab Chimon panjang.
" nggak. Gue nggak lupa. Cuma pengen denger lagi aja " singkat Nanon.
" Lo kenapa sih, dari tadi kaya dingin banget sama gue. Gue ada buat salah ya sama Lo? " lirih Chimon. Nanon mengangkat sebelah alisnya.
" nggak ada sih, Lo nggak ada salah kok sama gue. Gue nya aja yang pengen kayak gini "
" aneh Lo "
" i love u too "
" nggak nyambung bangsat!!! " marah Chimon.Nanon terkekeh menatap Chimon yang bermain sendiri di tepi laut. Sementara dirinya hanya duduk tidak jauh dengan Chimon. Menatap Chimon dalam diam, mengawasi agar Chimon tetap aman di laut. Sementara Chimon sedang tertawa lebar menikmati air laut yang menghempas pelan tubuhnya. Panasnya matahari tidak membuatnya kepanasan, ada angin yang membantu menyejukkan tubuhnya. Nanon terus menatap Chimon yang bermain air seperti anak kecil. Ada rasa bahagia dia hatinya melihat tawa Chimon. Lama ia bersahabat dengan Chimon sudah lama, dan sejak awal ia bersahabat dengan Chimon hanya senyum tipis atau tawa sinis. Akhir akhir ini, meskipun Chimon tersenyum manis padanya, tetap hanya senyum tipis yang ia berikan. Dan melihat senyum Chimon yang melebar, juga tawanya yang terdengar merdu, membuat hati Nanon bahagia. Memikirkan kembali tentang perasaanya pada Chimon. Ia yang sempat menyakiti Chimon tanpa disadari. Ia pernah tanpa sadar mengabaikan perjuangan Chimon, dan beberapa kali dengan sadar mengabaikan perjuangan Chimin karna alasan persahabatan. Ia membenci dirinya sendiri karna hal ini. Ia yang begitu bodoh dan naif. Tapi mengingat ketika Chimon memaafkannya, dan masih bertahan dengannya membuat Nanon sadar jika rasa Chimon padanya sudah begitu besar. Juga rasanya pada Chimon yang muncul dan sama besar dengan Chimon. Nanon ingin perjuangan Chimon tak lagi sia sia.
Nanon dan Chimon masih di pantai. Masih duduk di pinggir pantai. Menikmati sejuknya angin dan indahnya senja yang sebentar lagi terlihat. Nanon menggenggam tangan Chimon sebelah. Sangat erat hingga Chimon merasa jantungnya berdetak sangat kencang.
" pulang yuk, udah mau malem nih " ajak Chimon tiba tiba.
" nggak, gue mau lihat sunset dulu "
" sejak kapan Lo suka sunset? "
" sejak gue suka Lo " jawab Nanon. Chimon melepaskan genggaman tangan Nanon dan memukul pelan tangan Nanon.
" dan sejak kapan Lo jadi tukang gombal gini? " tanya Chimon sinis. Nanon hanya menjawab dengan kedikkan bahu. Kemudian menarik bahu Chimon dan mendorong kepalanya di bahunya. Chimon hanya menurut, meletakan kepalanya ke bahu lebar Nanon.
" gue nggak gombal, cuma nglakuin apa yang harus gue lakuin sejak dulu "
Terdiam sesaat, membiarkan sepi terasa jelas diantara mereka.
" I Love You " ucap Chimon pada Nanon.
" i know "Tbc...
![](https://img.wattpad.com/cover/293609176-288-k565650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Jugendliteratur" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...