7. pengakuan Chimon

378 50 8
                                    

Ahay nggak jadi seminggu offnya, udah bisa pegang HP ternyata, aku pikir bakal sibuk banget sama OSIS, ternyata nggak

~~~~~~~~~
Mari lanjutkan membaca
~~~~~~~~~

Disinilah Chimon sekarang, di apartemen First. Duduk ditengah sofa dengan Drake dan Frank di samping kanan kirinya, Nanon yang berdiri di hadapannya dan Ohm First yang duduk di belakang Nanon. Nyali Chimon menciut sekarang, bukan takut pada mereka. Takut tatapan Nanon yang begitu tajam. Chimon tak peduli dengan tatapan Frank yang sama tajamnya dengan Nanon, atau tatapan mengintimidasi Drake, First, dan Ohm. Chimon hanya takut pada tatapan Nanon.

Suasana masih hening, tatapan tatapan itu masih sama sejak beberapa menit yang lalu. Sementara Chimon hanya santai, walaupun takut akan tatapan Nanon masih ada. Namun ia berusaha tenang agar tak kelitan bahwa ia gugub.
" Jelasin?! " pinta Nanon tegas. Suaranya bahkan terdengar datar sekarang. Chimon menelan ludah pelan. Jantungnya benar benar berdegub kencang sekarang.
" apa yang harus dijelasin? " tanya Chimon santai. Reaksi Nanon membuat Chimon semakin takut.
" Chimon " panggil Nanon, suaranya merendah. Kali ini bukan hanya Chimon yang takut, tapi juga yang lainya. Bahkan Ohm pun jelas melihat aura mendominasi Nanon yang melebihi dirinya.
" fine, gue bukanya nggak bisa minum. Gue cuma ngga mau minum di depan kalian " Chimon buka mulut akhirnya. Chimon memejamkan matanya.
" sorry gue gak pernah cerita. Gue cuma nggak mau kalian khawatir "
Yang lain hanya menghela napas mendengar pengakuan Chimon.
" dan kenapa Lo minum? " kali ini Frank yang membuka suara.
" pelarian " singkat Chimon.
" Sat!!! Mon kau melarikan semua masalahmu dengan minum?!!! " kali ini Ohm yang meledak. Sejak awal ia sudah menahan emosinya melihat Chimon yang ternyata selama ini berbohong.
" come on, kali kan juga suka minum. Kalo kalin boleh, kenapa gue nggak " protes Chimon yang masih mencoba tenang.
" kasusnya beda Mon, kita minum bukan buat pelarian masalah, kita minum karna itu emang udah jadi kebiasaan kita. Kita pasti tau batasan kita. Tapi lo? Minum karna pelarian, Lo nggak akan sadar seberapa banyak lo minum, karna yang ada di pikiran Lo itu masalah Lo. Iya kan? " First akhirnya berbicara santai, tapi tetab ada nada tegas disana.
" sekarang jujur sama kita? Sejak kapan Lo mulai jadiin minum sebagai pelarian lo? " tanya Frank lagi.
" sejak satu tahun kemaren "
" seberapa sering?! " tanya Nanon tegas.
" nggak seriap hari. Kalo lagi bener bener capek, gue bakal minum "
Lagi lagi yang lain menghela napas. Mereka lega karna Chimon masih terbilang baru.
" Mon, kalo ada apa apa Lo bisa cerita sama kita. Kalo emang Lo gak percaya sama kita Lo bisa cerita sama orang yang bener bener Lo percaya. Jangan numpahin semuanya ke minum minum yang nantinya malah merusak ginjal Lo Mon " kata First.
" Mon dengerin gue, kita semua sayang sama Lo. Kita nggak mau Lo kenapa napa. Buat kita, Lo bukan cuma sahabat, Lo kakak, Lo adik buat kita. Jadi gue mohon sama Lo, kalo Lo capek, Lo harus teteb semangat. Kalo lo nggak bisa semangat buat diri Lo sendiri, Lo harus semangat buat kita "
Timpal Drake, yang terlihat tampan saat mode serius.
" hmm, thanks " pasrah Chimon. Mereka kemudian berpelukan bersama sama.
" yaudah kalo gitu, mendingan sekarang kita tidur. Udah malem juga kan " saran Ohm.
" Mon Lo tidur dikamar aja ya, Frank temenin Chimon gih. First gapapakan kalo mereka tidur dikamar Lo? " titah Nanon. First mengangguk.
" nggak papa kok. Gue bisa tidur di sofa kamar nanti " jawab First. Nanon mengangguk.
" lah Non kita tidur dimana? " hanya Drake bingung. Dan dengan muka isengnya, ia menunjuk sofa kecil yang hanya kuat untuk satu orang saja.
" buat gue? " salahkan Drake berharap teman teman? Sayangnya salah, karna dengan liciknya Nanon mengatakan darimana sofa itu berasal.
" sofa itu kado Apartemen baru First. Meskipun sekarang itu jadi milik First, tapi hak otoriter sofa itu adalah gue, karna gue beli sofa itu atas nama gue dan pakai uang pribadi gue. Jadi, Lo tidur dilantai " Nanon mengumbar senyum kemenangannga.
" Nanon, Lo jangan gitu dong, gue tidur dimana? " tanya Ohm ikutan bingung.
" sama First " saran Frank.
" Hah??? " Ohm dan First sama sama melongo sekarang, membuat decakan malas Frank dan Nanon.
" punya sahabat dua kok ya otaknya lemot. Gini ya Ohm First, dikamar Lo itu Sofanya gede, cukuplah kalo buat dua orang. Masa Lo ngga apal sama sofa kamar Lo sendiri si First. Lo pikun apa gimana? " Mulut pedas Frank mulai kembali sepertinya.
" iyaya " kata First baru sadar
" haduhhh, punya sahabat kok ya bego gitu loh " timpal Drake.
" sama kaya Lo " balas Chimon.
" Lah kok? " tanya Drake bingung. Frank yang malas menjelaskan pun langsung bertindak. Ia membalikan tubuh Drake, memaksa Drake melihat tempat di depannya. Namun sepertinya Drake belum paham, dan otaknya lemot memproses apa yang baru saja dilakukan Frank, padahal disana terlihat dua buah sofa nganggur, yang salah satunya bisa Drake pakai. Karna jengah dengan lambatnya otak Drake, Frank langsung menarik tangan Chimon dan First pergi kekamr First diikuti oleh Ohm yang ditarik oleh First. Sedangkan Nanon, ia segera menuju sofa merebahkan dirinya dan cepat cepat memejamkan mata. Sesaat setelah keadaan menjadi sunyi, ia menyadari yang dimaksud Frank tadi.
" oh iya ya. Kok gue bego sii " lirih Drake memukul kepalanya sendiri. Dia kemudin mengaduh keras saat pukulannya terasa sakit.

Tengah malam, ketika semua orang sedang tertidur, tapi tidak dengan dua orang ini. Yang satu terus menatab langit langit kamar, sementara yang satu sibuk berusaha memejamkan mata meski tak berhasil. Menyerah dengan usahanya yang selalu gagal, First mengubah posisi tidurnya jadi menghadap Ohm.
" Ohm " lirih First, takut membangunkan Frank dan Chimon.
" hmm "
" menurut Lo, Nanon sama Chimon bakal berakhir kaya apa? " tanya First ragu
" maksud Lo? "
" ya...pacaran, teteb sahabatan atau malah menjauh "
" gue gak ngerti First " kata Ohm yang mulai memejamkan matanya, namun kalimat yang keluar dari mulut First mengurungkan niatnya.
" gue tau Lo tau apa yang gue maksud. Jangan pura pura bodoh Ohm "
Ohm terkekeh kecil
" gak tau. Gue gak tau mereka bakal berakhir kaya apa. Nggak ada yang tau masa depan First "
Hening, mereka sama sama terdiam.
" Kalo kita? " tanya First tiba tiba. Ia memandang dalam mata Ohm.
" Lo siap emangnya? "
" siap gak siap. Sejak awal gue sadar kalo gue jatuh cinta sama Lo, gue juga sadar kalo gue bakal sakit. Tapi gue gak peduli, karna gue tau, ini resikonya. Dan gue gak boleh ngeluh apalagi nyesel " jawab First panjang. Ohm sedikit terjadi dengan perkataan First baru saja, terdengar tulus.
" terus sekarang perasaan Lo ke gue gimana? "
" masih sama, eh nggak tambah besar malah "
" nggak sakit emangnya? "
" bohong kalo gue bilang gak sakit. Tapi sejak awal gue bilang ini udah jadi resikonya " ungkap First, satu demi satu tetes air matanya mulai turun.
" Chimon pernah bilang, kalo cinta nggak selamanya harus saling memiliki " ujar First lagi.
" First maaf "
" nggak perlu minta maaf. Lo nggak salah "
" gue mohon jangan nangis, gue gak mau liat Lo nangis kaya gini First "
" kenapa? "
Ohm terdiam, ia pun tak tau kenapa.
" gue...ngerasa bersalah " jawab Ohm akhirnya.
" nggak perlu " jawab First sambil tersenyum manis. Entah ada apa dengan Ohm, melihat senyum paksa First, hatinya malah terasa sakit. Ia jadi bingung dengan perasaanya sendiri sekarang.

Tbc..

Vote
Komen
Okeee

Wrong Feeling ~Namon~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang