20. Tentang Off Gun

260 32 0
                                    


Off ingin menepati janjinya pada Chimon. Ia meluangkan waktu untuk Gun sekarang, Gun juga melakukan hal yang sama. Ia meluangkan waktu untuk Off. Seperti malam ini, Off dan Gun nampak makan malam bersama. Mereka tidak makan dirumah, Off membawa Gun kesebuah restoran mewah bergaya Italia. Off dan Gun memesan makanan yang diinginkan dan memakannya. Dari tadi mereka saling melirik, memastikan jika cara makan malam ini nyata dan bukan hanya sekedar halusinasi. Sesekali mereka melempar candaan yang membuat mereka tersenyum penuh makna. Restoran itu terlihat sangat elegan, orang yang datang pun bukan orang sembarangan. Hanya orang bertahta yang bisa makan disana. Off tentu salah satunya.

Selesai dengan makan malamnya, Off membawa Gun ke bioskop. Off bahkan sampai menyewa satu bioskop hanya untuk mereka berdua. Mereka hanya ingin mengulangi kembali masa masa mereka muda. Makan malam bersama, menonton bersama, pergi bersama. Off dan Gun hanya ingin mengulangi masa itu sekarang, mereka merindukan masa itu. Off dan Gun duduk ditempat yang mereka inginkan. Layar perlahan menyala dan menampilkan film romantis Titanic. Kisah legendaris antara Jack dan Rose. Kisah kesukaan Off dan Gun.

Awalnya mereka menonton dengan khidmat. Namun dipertengahan Film, tangan Off malah menggenggam tangan Gun. Gun sebenarnya baper dan malu, tapi ia mencoba biasa saja. Ia mengalihkannya dengan memakan popcornnya.
" semoga kisah kita nggak kaya Jack Rose " kata Off tiba tiba.
" kenapa? "
" Sad ending, kamu tau kan kalo aku ngga suka sad ending "
" kalau begitu, kenapa kamu suka Titanic, ini kan sad ending? "
" karna kamu " singkat Off.
" hah?! "
" karna kamu suka Film ini. Selain itu, kamu mirib Rose "
" mirip darimananya? "
" cantik, anggun, lemah lembut " jujur Off, tapi ia malah mendapat pukulan sayang dari Gun.
" aku cowok kalo kamu lupa! " ketusnya. Off mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Gun. Ia mendekatkan dirinya pada Gun, menatab Gun intens, hingga Gun menjadi salting sendiri. Off terkekeh melihat Gun yang salah tingkah. Ia menarik bahu Gun menjadi menghadap dirinya. Sebelah tangannya kemudian memegang rahang Gun dan berbisik pelan ditelinga Gun.
" oh ya? Kamu emang cowok, tapi kok cantik? Manis, imut. Membuatku ingin memakannya segera "
Tubuh Gun meremang, bisikan Off terdengar berat dan rendah.
" dan kamu nggak pernah berubah "
Off terkekeh mendengar perkataan Gun.
" dan itu semua karnamu. Jadi, kamu perlu tanggung jawab " kata Off. Tanpa jawaban Gun, Off menyatukan bibir mereka. Awalnya hanya lumatan ringan, tapi lama kelamaan lumatan itu berubah menjadi lumatan yang menuntut. Gun mengalungkan kedua tangannya ke leher Off, membuat Off semakin memperdalam ciuman itu. Dengan tenaganya, Off mengangkat tubuh yang lebih kecil berpindah ke pangkuannya. Mengabaikan Film  yang masih tayang. Gun yang sudah mulai kehabisan nafas memukul dada Off pelan. Off yang mengerti jika si kecil kehabisan nafas pun melepas ciuman mereka. Nafas mereka terangan engah. Benag saliva jatuh ke leher Gun menambah kesan seksi pada diri Gun. Pandangan Off mulai berkabut.
" boleh? " tanya Off. Ia tidak ingin memaksa Gun jika memang Gun tidak mau. Tapi anggukan malu Gun membuat Off tersenyum sumringah. Off hampir saja kembali menyatukan bibir mereka, namun Gun memahanya dengan kedua tangannya.
" kenapa? " tanya Off khawatir.
" selama...kau dengan Mook...apa kau juga...melakukan ini? " tanya Gun hari hati. Ia tidak ingin bertengkar lagi dengan Off. Tapi gelengan Off membuat hati Gun sedikit lega.
" sungguh " hanya Gun memastikan. Off mengangguk.
" aku tak pernah melakukan hal itu dengan Mook. Aku memang memacarinya, tapi itu hanya untuk agar aku bisa melupakan masalahku denganmu. Aku sama sekali tak pernah mencintainya. Aku selalu mencintaimu dan itu tidak akan pernah berubah " kata Off. Gun tersenyum senang. Gun mengangguk. Kali ini Gun yang menyatukan bibir mereka. Off membalas ciuman itu. Ciuman penuh cinta dan sarat akan kerinduan masing masing. Gun meremas rambut Off, ciuman Off turun ke leher putih Gun. Memberi banyak tanda disana, membuat Gun mendesah kenikmatan. Tangan Off tak hanya tinggal diam, ia membuka satu persatu kancing kemeja Gun memperlihatkan dada mulus seorang Gun Adikari. Malam itu menjadi malam yang panjang dan panas bagi mereka. Meluapkan rindu dengan cara mereka, ditemani dialog vulgar Jack dan Rose sebagai penambah kesan bagi mereka.

Ditempat lain, lebih tepatnya penjara. Oab dan Mook sedang menemui seseorang. Oab dan Mook jelas menangis, bukan karna rasa bersalah, tapi takut. Takut dibenci oleh seseorang yang mereka anggap saudara, Tay Tawan. Tay Tawan datang menyampaikan kecewanya pada Oab dan Mook karma telah berkelakuan buruk. Tay bahkan sampai membentak Oab juga menampar Mook saking kecewanya. Tay tak menyangka sosok Mook yang dulu ia begitu baik menjadi penjahat karna iri.

Jika ada yang bertanya siapa Mook bagi Tay Tawan, maka jawabannya adalah adik. Mook adalah adik tiri Tay Tawan. Off Gun tau tentang hal ini. Bahkan New pun tau. Tau sengaja merahasiakan ini dari anak anak karna tak ingin anak anak sedih dan merasa bersalah. Tay tau jika Chimon menganggapnya sebagai ayahnya sendiri. Tay tak ingin Chimon merasa bersalah pada Tay hanya karna memenjarakan adiknya. Tay malah bersyukur jika Mook dipenjara. Ia ingin adiknya itu memahami kesalahannya dan merubah sifatnya. Tay yang sudah puas memarahi pun pergi dari sana. Mengabaikan teriakan tolong dari Mook.

Kembali pada Off Gun. Mereka sudah selesai dengan kegiatan mereka tepat saat Film sudah berakhir. Memakai baju mereka, Off menggendong Gun yang lemas karna kegiatan panas mereka. Off terkekeh melihat wajah kelelahan Gun.
" habis ini mau kemana? " tanya Off.
" pulang. Mau cudle sama kamu " jawab Gun. Off terkekeh mendengar jawaban Gun.
" oke, My Princes " goda Off.
" ishh aku cowok Papiiii " jawab Gun jengkel. Off tertawa mendengar kembali panggilan itu. Panggilan yang rindukan, panggilan yang begitu ia sukai. Tanpa menunggu lama, Off segera membawa Gun pulang. 

Begitu sampai rumah, Off langsung menaruh Gun dikasur. Off mengganti pakaiannya. Ia juga mengambil pakaian untuk Gun, dan meminta Gun untuk berganti pakian. Gun segera mengangguk. Ia berjalan lemas ke walk In closet dan berganti pakian. Gun kemudian kembali dengan pakaian yang baru. Ia melihat Off yang sibuk dengan hpnya diatas kasur, entah apa yang ia lakukan. Ia segera mendatangi Off dan memeluknya.
" Papi sedang apa? " tanya Gun. Off kemudian memperlihatkan hpnya, dan terlihatlah berbagai pilihan Film melalui aplikasi WeTv.
" lagi milih Film, kamu mau nonton yang mana? " tanya Off. 
" mau nonton lagi Papi? "
" iya kangen nonton sama kamu " jawab Off, ia memeluk Gun dari belakang dan mengendus leher Gun membuat Gun geli. Gun kemudian merebut HP Off dan memilih Film. Setalah mendapatkan Film yang ia mau, ia menunjukannya pada Off.
" Theory Of Love? Ini series sayang bukan Film "
" Papi gak mau? " tanya Gun dengan nada manja. Off yang gemas segera mencium pipi Gun gemas membuat gemas terkikik geli. Off mengangguk.
" oke, kamu tunggu sini ya Aku nyiapin semuanya dulu " kata Off, ia keluar kamar. Tak lama kemudian Off datang membawa banyak makanan ringan dan juga banyak minuman kesukaan Gun. Off membuka WeTv itu ke Televisi dan mulai menonton series itu. Gun duduk membelakangi Off, menikamti waktu berdua, menggantikan waktu yang pernah hilang.

Tbc...

Chap spesial Offgun.

Sory For Typo....

Jangan lupa Vote and Komen yaaa....

Wrong Feeling ~Namon~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang