Chimon mengernyitkan dahi saat melihat Nanon yang sudah ada didepan rumahnya. Duduk bersandar di atas motornya. Melihat kearahnya dengan senyuman manis.
" ngapain Lo disini? " tanya Chimon.
" jemput Lo, ke perpustakaan bareng "
" hah? Tumben "
" ya gapapa kali. Masa jemput aja dibilang tumben " ujarnya sambil memberikan helm pada Chimon. Chimon menerima helm itu sambil ber-oh ria. Chimon memakai helm itu dan naik ke motor Nanon.Chimon merasa Nanon gila. Nanon mengendarai motornya dengan kencang, membuat Chimon harus memeluk pinggang Nanon agar tidak jatuh. Saat berada di lampu merah, Chimon memukul kepala Nanon yang berbungkus helm.
" apaansi Mon?! "
" Lo yang apaan bangsat?!! Ngapain pake kebut kebutan segala hah?! Lo sadar gak masih bawa gue?! Kalo mau mati mati sendiri aja! Jangan ajak ajak bangsat!! " sembur Chimon.
" ya maaf, habisnya takut udah pada kumpul Mon "
" halah alesan mulu! "
" siapa yang alasan coba? "
" Lo kang kardus!! " jawab Chimon ketus.
" tapi Lo silakan dikardusin " goda Nanon. Chimon yang kesal sekaligus salting hanya lebih memilih memukul Nanon dua kali lebih keras dari yang tadi, dan menghasilkan sebuah rintihan sakit dari sang pemilik kepala sekaligus helm. Chimon diam diam tersenyum karna tingkah Nanon, Nanon yang melihatnya dari kaca spion pun ikut tersenyum. Entah kenapa ia sangat menyukai senyum Chimon yang sangat manja untuknya.Ohm menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia gagal memahami konsep dari materi sejarah ini. Beda lagi dengan First yang nampak senang dengan materi ini. Menurutnya, materi ini sangat mudah dan gampang untuk diingat.
" Lo kenapasih Ohm? " tanya Nanon heran.
" nggak paham gue sama materi ini Non. Lo paham? " keluh Ohm.
" kagak " jawab Nanon yang lagi lagi mendapatkan tampolan sayang dari Chimon.
" makanya kalo orang lagi jelasin tuh dengerin. Bukan malah asik liatin orang mulu " ketus Chimon.
" Lo cemburu? " tanya Ohm.
" buang buang waktu cemburu sama diri sendiri " timpal Chimon. Sementara yang lain hanya menggeleng heran. Pasalnya sedari tadi, kegiatan Nanon hanya melihat Chimon dan sesekali mengusak rambut Chimon. Sementara Chimon hanya diam saja, memfokuskan diri pada buku didepannya sambil meringankan degub jantungnya yang berdetak cepat karna tingkah random Nanon.
" ngomong ngomong ini gue masih nggak paham. Gimana dong? " tanya Ohm lesu.
" belajar lagilah " kata First santai.
" kalian tu sebenernya pinter. Cuma kalian sendiri aja yang nggak mau berusaha, iya kan Mon? " kata Sing yang sedari tadi diam membaca yang dijawab anggukan oleh Chimon.
" nggak usah bawa bawa Chimon juga kali " sinis Nanon. Chimon menoleh pada Nanon, menatabnya intens. Sekali lagi, bolehkan ia terus berharap mendapatkan hati Nanon.
" cemburu? " tanya First. Kali ini lagi dan lagi Chimon berharab kalau Nanon cemburu.
" rugi cemburu tanpa perasaan " ucab Nanon. Seketika Chimon menghela napas. Salah memang berharab pada manusia seperti Nanon.Nanon Goblok ~ batin Drake dan Frank bersamaan.
Ohm meregangkan ototnya yang pegal karna duduk lebih dari 5 jam dalam ruangan penuh buku itu. Otaknya sudah memanas mendengar penjelasan First mengenai sejarah.
" akhirnya selesai juga " kata Nanon lega. Ia menyadarkan badanya ke sandaran kursi yang duduki. Tiba tiba Chimon berdiri.
" gue mau ke toilet bentar ya " pamit Chimon. Ia lalu berjalan ke toilet.
" gue mau cari buku fiksi bentar " kali ini First yang pamit.
Melihat Chimon dan First pergi, Frank menatab Nanon intens.
" kalian nggak mau jujur sama perasaan kalian sendiri nih? " tanya Frank.
" nggak kasian sama hati kalian sendiri? " timpal Drake. Ohm dan Nanon mengernyitkan dahi heran.
" maksud kalian siapa? " tanya Ohm.
" ya Lo berdua bego! " jawab Frank kesal.
" kita? Jujur sama perasaan? Jujur gimana? " bingung Nanon.
" tentang Chimon Sam First " jawab Frank.
" kalian ngomong apaansih. Kita semua kan sahabatan. Ngga akan ada kata cinta diantara kita " jawab Nanon yang mendapat anggukan Ohm.
" Lo pikir kita berdua apaan? " tanya Drake kesal. Ia melempar buku tulisnya ketengah Nanon dan Ohm.
" itukan perasaan kalian. Bukan kita. Kalo kita yang ngga ada " jawab Ohm.
" terserah kalian lah. Tapi inget, nanti jangan pernah nyesel. Chimon sama First nggak akan jomblo selamanya. Mereka sempurna, udah ganteng, manis, pinter. Banyak yang ngincer mereka " final Frank saat melihat Chimon dan First datang dari arah kamar mandi dengan satu buku ditangan First.Nanon mengendarai motornya dengan pelan. Kata kata Frank masih berputar diotaknya. Ia tak menyangkal, Chimon memang sempurna. Banyak yang ingin Chimon jadi kekasih mereka. Chimon memang tak pernah menanggapi mereka. Pikiran Chimon selalu terfokus pada Wave dan juga orangtuanya. Tapi kini semua itu selesai. Wave sudah bisa tenang karna pelakunya sudah diberi hukuman, sedangkan hubungan Off Gun jelas membaik. Apakah setelah ini Chimon akan mulai mencari cinta lain.
Sejak awal Nanon tau Chimon menyukainya. Sejak awal Nanon tau, bahwa hanya dia yang bisa membuat Chimon tenang. Tapi Nanon juga tau kalau kini Chimon sudah mulai lelah dengan perasaanya. Lelah terus mengejar Nanon yang selalu takut dengan resiko keputusannya nanti. Dan Nanon tau, Chimon sudah mulai menyerah. Dan sekarang Nanon takut jika nanti Chimon akan berpaling pada Sing.
Chimon yang dadi tadi dibonceng Nanon heran. Ada apa dengan anak satu ini. Sejak awal tadi dia baik baik saja, tapi kenapa sekarang menjadi pendiam. Ia kemudian memeluk pundak Nanon dan memeluknya.
" Lo kenapa? Ngantuk? " tanya Nanon.
" harusnya gue yang tanya lo kenapa. Kenapa jadi pendiem? "
" ngantuk "
" nggak mungkin " bantah Chimon yakin.
" kenapa Lo bisa seyakin itu? "
" karna gue tau Lo kaya apa Non. Lo kalo ada masalah bisa cerita sama gue kok "
Nanon terdiam mendengar suara Chimon.
" gue gak papa. Lo tenang aja "
Chimon hanya diam, menatab Nanon dadi cermin spion.Chimon sadar kalau Nanon tau perasaannya. Chimon tau Nanon gak sebodoh itu soal cinta. Dan Chimon tau kalo Nanon nggak mau menyakiti dirinya dan Ohm. Dua sahabat yang sudah ada dari lama. Tapi yang membuat Chimon kesal adalah Nanon tak sadar jika apa dia lakukan sekarang malah menyakiti mereka. Benar benar bodoh, pikir Chimon. Tapi melihat akhir akhir ini Nanon terbebani dengan perasaannya, membuat Chimon ragu. Ragu akan terus maju, ia takut hanya akan membebani Nanon nantinya.
Chimon turun dari motor Nanon. Namun mereka malah sama sama terdiam. Entah apa yang mereka pikirkan saat ini. Chimon yang terus memandang kakinya dan Nanon yang terus menatap pohon didepannya.
" gue masuk " pamit Chimon. Nanon hanya mengangguk..
.
.
Pagi hari telah tiba. Sosok Chimon malah sedang bermalas malasan dalam kamarnya. Padahal jam menunjukan pukul 6.44 dan dia harus sekolah hari ini. Tapi ia masih tiduran di kasur. Ia tak berniat sekolah sampai Gun berteriak dari lantai bawah. Meminta anak satu satunya untuk segera sarapan dan berangkat sekolah. Chimon berdecak kesal, namun ia juga tersenyum bahagia karna ini pertama bagi Chimon diteriaki oleh seorang Gun hanya untuk sarapan dan sekolah.
Chimon menuruni tangga. Dia menggunakan seragamnya juga jaket jeans-nya. Menenteng tas disebelah pundaknya. Menambah kesan tampanya meski lebih banyak kesan manisnya. Ia segera berjalan menuju meja makan dimana sudah ada Off dan Gun juga seseorang yang tak asing bagi Chimon. Sing, dia ada disini, sarapan bersama Off dan Gun juga mengbrol santai bersama mereka.
" Lo ngapain disini? " tanya Chimon heran.
" jemput Lo? "
" tumben? "
" sekali kali nggak papa kan? "
" nggak ada yang marah emang? Gue yakin si ada ya " ucab Chimon yang dijawab gelengan juga kekehan kexel dari Sing.
" kalian udah diem dulu. Sini makan, bercanda mulu " kata Gun menengahi mereka.
" iya Pa " kata Chimon dan Sing berbarengan.Selesai sarapan, Sing dan Chimon langsung berangkat bersama, Menggunakan mobil milik Sing.
" Bang Gun gak marah nih Lo mepet gue mulu? " tanya Chimon.
" Bang Gun sape? Papa Lo? " jawab Sing bingung.
Sing merintih saat mendapat pukulan sayang dari Chimon.
" bukan bego. Bang Gunsmile, Lo sama dia usah jadian kan? Nggak marah tuh dia Lo mepet gue mulu? "
" nggaklah. Dia kan tau siapa Lo buat gue dan begitupun juga sebaliknya. Kalo dia marah berarti dia emang bego "
Chimon terkekeh sinis mendengar kata Sing tentang pacarnya sendiri.
" dasar tsundure " sinis Chimon hang hanya dibalas gelengan kepala Sing.
" Lo sendiri gimana sama Nanon? Mau sampai kapan jatuh cinta dalam diam terus? Nggak sakit emangnya? "
" sakit lah. Tapi gue bisa apa? Buat gue bisa deket sama Nanon aja udah seneng kok. Nggak perlu status pacar juga nggak papa "
Sing menghela napas lelah. Ia lelah dengan kebaikan Chimon yang seharusnya memikirkan diri sendiri tapi malah memikirkan orang lain.
" Lo tenang aja, sebentar lagi Nanon bakal sadar kok " kata Sing tersenyum penuh arti.
" jangan macem macem, atau gue bakal marah sama Lo! " ancam Chimon
" tenang aja kali "Tbc....
Typo benerin sendiri ya😊
Janlup Vote & Komen okay...
![](https://img.wattpad.com/cover/293609176-288-k565650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Teen Fiction" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...