4. sisi lain Chimon

464 55 6
                                        


Dengan secepat kilat, Nanon memeluk tubuh ramping Chimon. Kondisinya benar benar buruk. Ia duduk dibawah guyuran shower yang terus menyala, duduk dengan menekuk lututnya ke atas dan menaruh kepalanya diantara dua lututnya, isakanya terdengar jelas, bahunya bergetar. Sebelah tangannya memegang gunting tajam, dan sebelah lagi menjambak rambutnya sendiri. Benar benar kacau. Cepat cepat Nanon mengambil gunting tajam dari tangan Chimon dan melemparnya jauh. Nanon menarik tangan Chimon yang menjambak rambutnya sendiri. Menubrukkan badannya ke badan Chimon, tangannya melingkar erat di pinggang Chimon. Sementara Chimon masih terus menangis, kedua tangannya ia gunakan untuk mendorong Nanon, namun karna tenaga Nanon lebih besar ia selalu gagal. Nanon jadi ikut basah sekarang.
" Nanon " panggil Chimon. Ia mengeratkan pelukannya ke Nanon, menenggelamkan kepalanya ke dada Nanon. Tanganny menggenggam baju seragam Nanon erat seakan akan ada yang mengambil paksa Nanon darinya.
" gue takut Non, gue gak mau " ucapnya. Nanon hanya diam, tak mengerti.
" gue gak mau mereka cerai Non. Gak mau " ungkapnya. Kali ini Nanon paham.
" gue gak mau sendirian " ucapnya lagi. Pelukan Nanon semakin mengerat, hati hatinya benar sakit melihat Chimon yang seperti ini. Nanon tau Chimon orang yang kuat. Tapi inilah yang Nanon takutkan jika Chimon tak terlalu kuat. Kuat dluar lemah didalam. Selama ini, hanya Nanon yang selalu melihat sisi lain Chimon. Sisi yang lemah dan rapuh.
" Lo gak sendiri Mon, ada gue. Ada gue yang akan selalu disini buat Lo. Cuma buat Lo. Akan selalu buat Lo. Lo nggak sendirian Mon. Lo punya gue "
Chimon melepaskan pelukannya, menatab Nanon dengan mata bengkaknya dengan tatapan penuh harap.
" Lo janji? " tanya Chimon. Suaranya jelas bergetar. Nanon mengangguk, ia memeluk Chimon lagi.
" gue nggak akan pernah mgingkarin janji gue Mon. Nggak akan pernah " kata Nanon, yang lebih untuk dirinya sendiri.

Nanon berdiri, menggendong Chimon dengan gaya bridal style. Chimon mengalungkan tangannya ke leher Nanon. Kemudian Nanon berjalan ke lemari pakian Chimon dan mengambil setelan pakaian tebal untuk Chimon.
" Lo ganti baju ya, gue gak mau Lo sakit " pinta Nanon dan menyerahkan pakaian pilihanya.
" gue tunggu didepan ya kalo udah teriak aja "
Chimon hanya mengangguk. Ia menatap punggung Nanon yang keluar dari kamarnya.
" apa gue terus boleh berharap sama Lo Non? Padahal harapan gue sama Lo lebih dari sahabat. Dan sampe gue gak tau gimana perasaan Lo sama gue dan Ohm " monolognya.

Chimon telah berganti pakaian, kali ini ia yang mengambilkan pakaian untuk Nanon. Dia membuka pintu kemudian, dan mendapati Nanon yang berdiri bersandar di dinding kamar Chimon sambil melipat tangan di dada. Rambutnya yang basah menambah kesan tampan dalam diri Nanon. Chimon terpukau melihatnya. Ia bahkan tak sadar jika Nanon sedang berjalan mendekat. Chimon tersadar dari lamunan saat tangan besar Nanon mengelus kepala Chimon sayang.
" kenapa? "
Chimon hanya menggeleng
" nggak sakit kan? Atau ada luka tadi waktu Lo pegang gunting? "
Chimon kembali menggeleng
" yakin? "
Chimon mengangguk imut kali ini. Nanon menghela napas. Inilah yang Nanon takutkan saat Chimon membahayakan nyawanya seperti tadi. Ia akan diam dan menjawab pertanyaanya hanya dengan gelengan dan anggukan.
" Laper? " Chimon tersenyum manis kali ini. Chimon menunjukan mata kucingnya, Nanon memejamkan mata tidak kuat dengan keimutan Chimon. Ahh satu lagi sisi lain Chimon yang orang lain tak tau, Chimon itu manja hanya saat berdua dengan Nanon saja. Chimon akan berubah menjadi anak kucing dan manja jika sedang dalam mood buruk, yang pastinya hanya dihadapan Nanon. Nanon kembali membuka mata dan melihat Chimon yang masih memasang mata kucing.
" ya ya ya Lo mau apa, biar gue go food in? " tanya Nanon lembut, membawa Chimon dalam rangkulan hangatnya dan membawa Chimon kekamar.
" Non " panggil Chimon lirih. Nanon menengok dan memandang Chimon penuh tanya. Chimon sempat terheran, bagaimana Nanon yang manja bisa menjadi Nanon yang dewasa saat sedang berdua dengannya, sementara ia yang dingin bisa berubah menjadi manja dihadpan
" gue mau nginep dirumah Lo, boleh gak? Gue kangen sama Daddy Tay sama papa New, boleh yaaaaa " rengek Chimon. Lagi lagi Nanon memejamkan mata tidak kuat dengan tingkah manja Chimon yang sangat imut menurutnya.
" Iya iya, tapi makan dulu "
Chimon menggeleng, bibirnya sedikit maju membuat Nanon gemas sendiri.
" maunya makan dikamar Nanon, ya ya ya " rengek Chimon sekali lagi.
Hahhh, jika sudah seperti Nanon hanya bisa menurut daripada terkena diabetes karna kemanisan seorang Chimon Narendra Adikari.

Chimon dan Nanon telah berada dikamar Nanon. Tadi mereka sempat mampir ke rumah makan Jepang karna tiba tiba saja Chimon ingin memakan Ramen Hakodate. Nanon hanya menurut saja apa kemauan Chimon. Dan sekarang, Nanon sedang menatab Chimon yang memakan ramenya dengan lahap. Nanon maklum karna memang Chimon tak memakan apapun hari ini.
" pelan pelan Mon, gue gak akan ambil kok " tenang Nanon. Chimon hanya melirik dan meneruskan makannya. Nanon malah terkekeh dengan tingkah kekanak kanakan Chimon saat ini.

Selesai dengan urusan makan, Nanon membawa piring kotor ke dapur. Di ruang makan, ia bertemu dengan kedua orangtuanya dan kakaknya Pluem. Mencuci piring kotor, menatanya di rak piring dan pamit kepada mereka untuk kekamar dan menemani Chimon. Tay dan New selaku orangtua hanya mengangguk, hafal kebiasaan Nanon yang selalu memprioritaskan Chimon.

Nanon sudah kembali ke kamarnya. Ia mendapati Chimon yang sedang duduk termenung di kasur Nanon. Duduk di samping Chimon dan membawa tubuh Chimon ke pangkuannya. Nanon meletakan kepalanya dipundak Chimon.
" kenapa? Masih mikirin Papi off sama papa Gun? " Chimon mengangguk menjawab pertanyaan Nanon.
" gue cuma takut mereka ninggalin gue kaya dulu Non " lirih Chimon.
" nggak akan "
" Lo bahkan ga tau seribut apa mereka tadi "
" gue emang nggak tau. Tapi kalo mereka masih sayang sama Lo, mereka nggak akan ngambil keputusan yang bakal bikin sedih anaknya. Gue yakin banget mereka sayang sama Lo Mon. Jadi jangan takut ya " tenangnya, Tangan Nanon kini mengelus lembut tangan Chimon. Chimon merasa nyaman atas perlakuan Nanon padanya. Tiba tiba terlintas sebuah pertanyaan dalam benaknya.
" Non " panggil Chimon ragu, Nanon menjawab Chimon dengan deheman.
" gimana kalo salah satu diantara kita ada yang jatuh cinta sama Lo? Apa yang bakal Lo lakuin? Nolak karna persahabatan, atau nerima karna ngga enak hati? " tanya Chimon tiba tiba. Ia memutar tubuhnya menghadap Nanon. Chimon melihat Nanon yang diam, bahkan saat ini mereka mengabaikan posisi mereka yang sedikit vulgar. Chimon tersenyum tipis, ia tau Nanon gak bodoh untuk paham apa sebenarnya tujuan Chimon menanyakan itu pada Nanon.
" kalo Lo nggak mau jawab nggak papa kok, kita tidur yuk. Gue ngantuk nih " ajak Chimon. Ia berdiri dari pangkuannya Chimon, belum sempat kakinya melangkah, Nanon menarik tangan Chimon sehingga Chimon kembali duduk di atas pangkuan Nanon.
" tergantung " ujar Nanon
" pertanyaan Lo tadi, jawaban gue tergantung " jelas Nanon melihat tekukan didahi Chimon. Tangannya tergerak untuk mengusap tekukan itu. Nanon tak suka ada tekukan disana, jadi dia menghilangkannya, sementara Chimon sekarang sedang tersipu, wajahnya memerah. Nanon terkekeh melihatnya.
" kali gue juga suka sama sahabat gue, gue pasti terima. Tapi kalo nggak ga nggak " lanjut Nanon. Chimon mengangguk paham. Tanpa aba aba Nanon menggendong Chimon dan menaruhnya di kasur sebelah kanan. Ia memutari kasur dan berhenti diselah kiri, merebahkan tubuhnya disebelah Chimon.
" tidur udah malem, besok kita jalan jalan ya " tawar Nanon
" beneran? " tanya Chimon antusias.
" iya, yang penting sekarang Lo tidur yang nyenyak " jawab Nanon. Chimon memejamkan matanya, mulai memasuki dunia mimpi. Disusul Nanon yang memeluk Chimon.

Tbc...

Nggak bisa bikin yang romantis😭🙏

Jangan lupa Vote ya...
Kritik dan saran sangat dibutuhkan...

Bonus pict si manis....

Bonus pict si manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wrong Feeling ~Namon~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang