Chimon menuruni tangga rumahnya. Ia melihat di meja makan sudah ramai oleh teman temannya. Ia melihat teman temanya uang sudah ada di meja makan. Mereka mengobrol satu sama lain. Matanya kemudian melihat kearah Gun hang sedang akan memasak sesuatu. Chimon pun menghampiri Gun.
" Papa mau masak apa? " tanya Chimon.
" nasi goreng sama telor ceplok Mon "
" buat kita semua Pa? " tanya Chimon lagi.
" iya dong. Papa tau kamu sama temen temen yang lain capek kan karna belajar 4 jam nonstop kemaren. Makanya kalian harus makan yang sedikit berisi buat tenaga kalian nanti belajar lagi "
" tapi nggak kebanyakan Pa? "
" sebenarnya kebanyakan sih, tapi gakpapa kok " kata Gun menatab Chimon.
" yaudah Pa biar Chimon bantu sini masaknya "
" emang kamu bisa masak? " tanya Gun. Sementara Chimon hanya tersenyum simpul. Tanpa banyak bicara, ia menghaluskan bumbu yang digunakan untuk membuat nasi goreng dengan lihai.
" gak pakek bumbu instan aja Mon? " tanya Gun. Sementara yang lain menatab Chimon yang sedang menghaluskan bumbu.
" nggak sehat Pa, banyak pengawetnya " jawab Chimon santai. Ia mulai memanaskan wajan dan menuangkan minyak.
" tapi kan kalo gitu malah bukanya lama ya "
" emang, tapi kan lebih sehat Pa. Kita udah terbiasa makan makanan instan diluar rumah. Jadi kalo dirumah sebisa mungkin kita makan makanan yang kita masak sendiri supaya tetab terjaga kesehatannya. Tapi bakal percuma kalo masih pakek bahan yang instan kaya gitu, kita emang masak sendiri tapi bumbunya kan teteb instan. Teteb gak sehat " jelas Chimon yang mulai memasukan nasi putih setelah menumis bumbu yang sudah ia haluskan. Tanganya dan tubuhnya dengan cekatan bergerak untuk memasak nasi goreng. Ia bahkan juga memanaskan wajan lain untuk membuat telur. Diam diam semua orang kagum dengan Chimon. Dibalik sikap dinginya, ia merupakan seseorang yang pandai memasak.
" sini Papa bantu bikin telurnya " kata Gun yang melihat anaknya sedikit kesusahan dengan dua wajan dihadapannya. Chimon tersenyum pada Gun. Ia meneruskan memasak nasi goreng.
" wangi masakan kamu harum Mon " puji Gun
" telur Papa juga wangi "
" kan kamu yang bumbuin Mon, papakan tinggal goreng aja " jawab Gun. Sementara Chimon hanya tersenyum simpul lagi.
Akhirnya setelah beberapa menit, masakan Chimon dan Gun sudah jadi. Chimon memindahkan nasi goreng itu dari wajan ke mangkok besar dan Gun juga memindahkan telur yang sudah dipotong ke piring. Mereka membawa makanan itu kemeja makan.
" ayo makan " kata Gun. Off pun mengambil piring untuk dirinya sendiri dan Gun. Off bahkan mengambilkan nasi goreng juga telur untuk Gun.
" masakan Lo enak banget Mon " puji Sing.
" makasih Sing " timpal Chimon. Ia kemudian memakan makanan itu dengan lahap. Chimon dan yang lain juga makan. Dan saat Sing melihat ada satu butir nasi di sudut bibir Chimon, Sing mendekatkan badanya pada Chimon membuat Chimon mengernyitkan heran. Kwrmtigan tak hanya muncul didahi Chimon tapi juga yang lain termasuk Off dan Gun. Nanon bahkan menatab Sing tajam, Nanon juga menggenggam erat sendok garpu ditangannya, Gun yang sadar dengan tatapan Nanon pun tersenyum tipis. Ia yakin jika sendok itu terbuat dari plastik, maka sendok itu sudah parah dari tadi. Dan dengan tanpa rasa bersalah, Sing mengambil nasi itu. Sing tersenyum melihat keterdiaman orang orang dimeja makan.
" ada nasi di bibir Lo, makanya gue bersishin " jelas Sing.
" oh makasih " kata Chimon. Mereka pun melanjutkan sarapan mereka.
Saat ini, mereka akan berangkat ke sekolah. Tapi sayangnya, mereka bingung bagaimana cara Sing dan Prame kesekolah. Trasnportasi mereka hanya ada satu mobil sedang milik Ohm dan satu motor ninja milik First. Sebenarnya ada satu lagi motor ninja milik Chimon. Dan mereka bisa menggunakannya. Chimon dan Frist bisa berangkat bersama Sing dan Prame, sementara Nanon, Ohm, Drake, dan Frank bisa menggunakan mobil Ohm. Hanya saja hal itu ditentang keras oleh Ohm Nanon. Dan yang terjadi sekarang adalah adu argumen antara Nanon Ohm dan Drake. Frank yang jengah pun menengahi.
" udah udah!! Kalian ini kaya anak kecil tau gak! Kaya gini aja pakek diributin! Kalian nggak liat jam apa?! Jam berapa nih! " bentak Frank yang sukses membuat mereka bungkam. Sungguh demi apapun, kemarahan Frank itu bagaikan badai bagi mereka, terlalu membahayakan.
" ya terus gimana Frank? " tanya Chimon yang juga jengah dengan pertengkaran tidak penting mereka.
" Sing Lo berangkat sama Chimon pake motor Chimon. First Lo berangkat sama Prame pake motor Lo. Dan Lo bertiga, pake mobil Ohm sama gue! Eitsss nggak ada bantahan Ohm! Gue gak mau ya telat karna urusan nggak penting Lo itu " ujar Frank. Ohm dan Nanon yang akan melayangkan protes kembali terdiam karna tatapan tajam Frank. Dengan pasrah, Ohm, Nanon, dan Drake berjalan ke mobil Ohm. Drake langsung masuk mobil itu, berbeda dengan Ohm dan Nanon yang masih berdiri mengawasi Chimon dan First.
Sing mengambil kunci dari tangan Chimon. Chimon hanya menatab bingung Sing.
" gue yang nyetir " ujarnya. Chimon hanya mengangguk. Sing kemudian menyalakan mesin motor Chimon dan Chimon manaiki jok penumpang belakang. Namun Sing tak segera menjalankan motor itu.
" kenapa nggak jalan? " tanya Chimon heran.
" pegangan " titah Sing. Chimon menurut, ia memegang pundak Sing untuk pegangan. Sing hang melihat itu hanya menhela napas. Dengan seenak hatinya, ia memindahkan tangan Chimon melingkar ke pinggangnya.
" gue bukan tukang ojek " ujarnya lalu menjalankan motornya. Meninggalkan Nanon dan yang lain. Mengabaikan tatapan Nanon yang seperti ingin membunuh Sing.
Sedangkan Prame hang baru saja kembali dari toilet pun langsung bertanya berangkat dengan siapa. First menyerahkan kunci motornya pada Prame. Prame yang mengerti pun menganggukan kepalanya. Ia menyalakan mesin motor First dan memberi kode pada First untuk cepat naik. Menurut, First menaiki motor itu dan merekapun berangkat. Kali ini Ohm yang memmemberikan tatapan membunuh pada Prame kala melihat Prame yang menarik tangan First untuk melingkar di pinggangnya. Ditambah dengan First yang menurut dan malah menyandarkan kepalanya di punggung Prame.
Frank memukul kepala Ohm dan Nanon yang masih terdiam. Ohm dan Nanon jelas merintih kesakitan karna pukulan Frank yang bukan main sakitnya. Dengan pasrah, mereka masuk ke mobil dan berangkat bersama. Selama perjalanan mata Nanon tak lepas dari Chimon dan Sing yang terus mengobrol santai. Sedangkan Ohm harus membagi fokusnya ke jalan dengan pemandangan First yang tertidur nyaman di punggung Prame, sementara tangan Prame memegangi tangan First yang memeluk pinggangnya. Frank jelas melihat kecemburuan dari dua sahabatnya ini. Ia melirik Drake yang sepertinya sama sekali tidak peka.
" cemburu? " tanya Frank tiba tiba yang mendapat tanya bingung dari Ohm dan Nanon.
" nggak jadi, anggeb aja angin lalu " kata Frank.
Sampai di sekolah, lagi lagi Ohm dan Nanon dibuat kesal karna melihat Sing yang modus menawarkan membantu melepaskan kunci helm Chimon yang sepertinya tersangkut. Juga melihat Prame yang membangunkan First dari tidurnya dengan berbisik si telinganya. Sungguh sungguh pemandangan yang memuakkan untuk mereka berdua. Setelah semua drama selesai, mereka pun kekelas bersama sama.
Tbc...
Nurutin Aninadliya buat triple up neh...
Makasih sama yang udah mau mampir, komen sama Vote, semoga hari kalian menyenangkan yaaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Подростковая литература" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...
