Chimon mengangkat wajah, menghapus air matanya yang tidak berhenti mengalir. Nanon Masih memeluk perut Chimon. Chimon kemudian mendorong tubuh Nanon menjauh.
" Lo nggak perlu minta maaf, bukan Lo yang salah. Perasaan gue yang salah " kata Chimon.
" tapi Non.... "
" gue gak mau apa ala buat saat ini Non. Gue mau Lo sembuh, itu aja. Kalo Lo sembur gue janji Lo boleh minta apa aja " ucab Chimon ragu.
" termasuk kesempatan? " timpal Nanon. Inilah yang Chimon takutkan. Ia takut jika Nanon akan meminta yang aneh aneh. Dengan ragu Chimon mengangguk. Chimon beranjak dari kasur bermaksud mengambil makanan dan obat untuk Chimon. Namun tanganya digenggam erat oleh Nanon.
" nggak usah ambilin gue makan, tadi dah kok sama Papa " kata Nanon seperti mampu membaca pikiran Chimon. Chimon hanya mengangguk paham. Ia kembali duduk di sebelah Nanon. Menyamankan posisinya dengan bersender di kepala kasur Nanon. Nanon yang melihat Chimon segera membuka hpnya dan menghubungi seseorang lewat aplikasi Chat. Sekitar 20 menit kemudian, Pluem datang membawakan satu porsi ayam bakar, satu porsi sate ayam, satu buah desert coklat dan macha Latte kesukaan Chimon. Chimon hanya melihatnya tanpa minat. Chimon malah sibuk memainkan hpnya.
" makasih ya Kak " ujar Nanon.
" ya sama sama. Chimon dimakan ya " kata Pluem. Chimon hanya mengangguk malas untuk menganggapi pernyataan Pluem. Nanon mengernyit ketika Chimon tidak mendekati makanannya.
" dinamakan semua itu Chimon. Gue udah pesen semua itu cuma buat Lo " ujar Nanon membuat Chimon kaget.
" Lo gila, semuanya buat gue?! " tanya Chimon kaget. Nanon hanya mengangguk tanpa rasa bersalah. Chimon hendak melayangkan protes. Namun Nanon lebih cepat membuka suara.
" makan semua, atau kalau nggak gue nggak mau minum obat, dan gue nggak bakal sembuh " ancam. Chimon yang mendengarnya hanya menghela napas pasrah.
" Lo bener bener nyebelin ya "
" tapi Lo sayangkan??? " timpal Nanon. Chimon hanya mendengus kesal setelahnya.
Sementara diluar kamar Nanon ada Tay, New dan Pluem yang terkekeh geli.
" tuh liat anak kamu, sama banget kaya kamu kan " ujar New menunjuk Tay.
" ya namanya anak New, ya pasti salamalah, kalo beda itu patut dipertanyakan " timpal Tay kesal. Perilaku Nanon sungguh mengingatkannya dulu dengan dirinya ketika muda.
" Nanon itu perpaduan antara Daddy sama Papa, jadi nggak usah saling tunjuk. Malah kaya nunjuk diri sendiri kan jadinya " ujar Pluem yang membuat Tay dan New sama sama mencebikkan bibir kesal.
Dirumah Off dan Gun mereka terdiam bersama dengan Sing dan Guns di ruang tamu. Off dan Guns menundukkan kepalanya.
" jangan ambil keputusan yang egois Om Off Om Guns. Semua orang juga tau kalo kalian masih saling cinta. Buat apa kalian cerai? Nggak kasian Chimon? Kurang puas nyakitin perasaan Chimon? " tanya Sing beruntun.
" tapi Chimon yang ngasih kita pilihan Sing " sanggah Off
" jangan kaya anak kecil bisa? Chimon ngasih pilihan yang tebaik buat kalian, bukan yang terburuk!! Bukanya Chimon pernah bilang kalian boleh pisah kalo kalian udah nggak ada rasa?! Tapi kenapa kalian sama sama masih ada cinta, kalian malah cerai!! " ujar Sing geram.
" kalo kalian cuma nurut sama ego kalian, perceraian nggak akan pernah mungkin cukub kan?!! Pasti bakal ada perebutan hak asuh anak! Kalian mau nyiksa Chimon sampe gimana lagi?!! " lanjut Sing. Off dan Gun hanya bisa diam, bahkan Guns hanya terdiam kagum dengan Sing yang bisa sedewasa dan seberani ini.
" kalian nggak akan paham sama apa yang Chimon rasain. Kalian mungkin sakit. Tapi Chimon lebih sakit. Sejak awal Chimon kecil, dia nggak pernah dapet kasih sayang dari kalian, bahkan sampe Wave meninggal kalian nggak pernah ada buat Chimon. Selanjutnya keluarga kalian rusak karna ego kalian sendiri, dan itu semua bikin Chimon kaya sekarang!! Kalian nggak paham?!! Dari Chimon yang cerah ceria jadi Chimon yang murung dan dingin, kalian masih nggak paham?!! Orangtua macam apa kalian?!! "
" kamu cuma sepupunya, kamu nggak tau Chimon kaya apa?! " bentak Off. Sing tertawa sinis.
" ya, aku cuma emang sepupunya, tapi seenggaknya, aku tau kayak apa Chimon. Kalian nggak akan paham sama apa yang kami rasain. Kalian lupa, kaya apa kakak Om Gun? Ayah aku! Kaya apa dia, keluarga aku hancur cuma karena keegoisannya sendiri. Dan sekarang, aku juga ikut hancur karna itu. Terus gimana sama Chimon? Yang egois bukan cuma satu orang tuanya, tapi dua duanya " ujar Sing pelan.
" Om Off, Om Guns, bukan maksud apa apa. Saya juga bukan siapa-siapa di keluarga ini. Tapi saya cuma mau bilang, Sing pernah mengonsumsi obat anti depresan karna dia depresi sama masalah keluarganya. Dia pernah terlalu over mengkonsumsi obat itu sampe dia harus dilarikan ke rumah sakit, dan koma selama beberapa hari. Kalo kalian nggak mau hal yang sama terjadi sama Chimon, pikir ulang keputusan kalian. Dampak perceraian kalian, bukan cuma kalian yang rasain, tapi Chimon juga " setelah mengatakan itu, Guns pergi menarik tangan Sing yang matanya berkaca kaca. Sampe dihalaman rumah, Guns memeluk Sing yang menangis.
" kenapasih orangtua itu cuma mikirin diri sendiri, nggak pernah mau mikirin kita anak mereka. Kenapa sakit banget punya orang tua egois " ujar Sing terisak. Guns memeluk erat tubuh kurus Sing, mengecup berkali kali pincak kepala Sing, memberinya pengertian kalau dia tidak sendiri.
Yah, pada kenyataannya, semua orang punya masalah dalam hidubnya. Besar atau kecil, mereka tetab mempunyai masalah. Hidub tidak akan pernah jauh dari masalah. Karna dari masalah yang kita hadapi, kita bisa belajar menghargai sesuatu, bisa belajar caranya menghormati seseorang, bisa belajar tentang bagaimana caranya melihat segalanya dari dua sudut pandang yang berbeda, bisa melatih kesabaran yang kita alami dan menjadi lebih dewasa.
Nanon memfokuskan pandangannya pada Chimon yang menonton kartun Naruto The Movie The Last, sambil memakan desert box. Mulutnya mengembung berisi desert rasa coklat itu. Bahkan ada desert yang belepotan di sekitar mulutnya. Nanon ingin sekali membersihkannya, namun badanya yang masih lemas memaksanya untuk tetab diatas kasur.
" Non, liat deh, Naruto tu mirib sama Lo ya "
" mirip apanya? Payah kayak gitu. Dia kan jadi bagus juga karna sja yang jadi tokoh utama " ujar Nanon menyangkal.
" sama kali. Sama-sama payah, sama-sama bloon, sama sama gak peka. Kasian gue sama Hinata " ujar Chimon pelan, tapi masih bisa didengar oleh Nanon.
" tapi ujung ujungnya, Naruto juga ngejar Hinata kan? Sama kaya gue juga dong berarti ya "
" gue bilang apa, Lo sama Naruto tu sama aja. Sama sama bego " timpalnya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Roman pour Adolescents" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...
