54. Ngajak Jalan

188 23 0
                                    

Abaikan Typo yang bermekaran

     Chimon baru saja terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap menyesuaikan dengan cahaya matahari yang masuk melamarnya. Menurunkan kaki kecilnya ke lantai dan merenggangkan otot sambil menguap. Kaos putih yang ia laki sedikit terangkat memperlihatkan perut datar putih mulusnya. Beruntung saja tidak orang lain disana. Bangkit dari atas kasur, berjalan pelan kekamar mandi. Sementara di lantai bawah rumah Chimon ada Nanon yang susah duduk dengan rapi bersama Off dan Gun. Mereka bercanda dia. Off bahkan terbahak bahak dengan dandanan yang Nanon lontarkan. Sementara Gun sesekali tertawa juga karna candaan yang Nanon lontarkan.

    Off menyesap kopinya, menikmati aroma khas kopi. Nanon sedang duduk diruang tamu keluarga Adulkittiporn sambil bermain gitar. Sedangkan Gun sedang ke supermarket untuk berbelanja. Chimon turun dari lantai dua kamarnya menggunakan celana jeans panjang bewarna putih dan kaos hitam polos. Dengan rambut yang masih basah menandakan bahwa ia baru selesai mandi. Mengerutkan alisnya melihat eksistensi Nanon. Berjalan menghampiri Nanon yang sedang serius bermain gitar. Menepuk pelan pundak Nanon.
" ngapain lo kesini? Pagi pagi pula " tanya Chimon ketika Nanon menoleh padanya. Menelan ludah saat melihat Chimon dengan rambut basahnya. Terlihat sangat mempesona, indah. Sekali lagi, Chimon menepuk pundak Nanon. Mengedipkan alisnya seakan bertanya 'untuk apa ia kesini
" ga ngapa ngapain, main gak boleh? "
" ya boleh, tapi kenapa pagi pagi gini. Kaya nggak ada jam lain aja " kata Chimon. Melirik sekilas pada Gun yang baru datang dengan banyak kantong plastik di tanganya. Meninggalkan Nanon lalu menghampiri Gun. Mengambil beberapa kantong plastik dan membawanya ke dapur. Menaruh belanjaan itu di meja dapur dan menatanya ke tempatnya. Gun berlalu dari dapur setelah membantu Chimon menatap bahan makanannya di tempatnya. Meninggalkan Chimon yang bersiap memasak. Off juga pergi menyusul Gun ke lantai atas.

    Chimon sedang asyik mengocok telur yang dicampur dengan  daun bawang dan cabai juga sosis. Nanon malah sibuk dengan 'mari melihat si manis memasak'. Chimon yang menyadari jika sedari tadi Nanon melihatnya memasak pun menaruh kocokan telur nya dan menatap jengah kearah Nanon.
" Lo dari pada ngeluarin gue mulu mending bantuin gue masak deh"
" iya iya " kata Nankn sambil menunduk memperagakan bahwa dirinya adalah pembantu yang sedang diberi perintah oleh sang majikan. Chimon hanya bisa tertawa melihat tingkah konyol Nanon.
" nih mending Lo goreng nih telur terus Lo taruh di piring yang udah gue siapin. Gue mau masak nasi goreng dulu " perintah Chimon  yang segera dipanggil oleh Nanon. Nanon pun menggoreng telur dengan telaten dan sangat serius. Bahkan ia sampai memfokuskan matanya hanya ke telur itu saja. Membuat Chimon  terkekeh kecil. Lucu melihat seorang Nanon memasak apalagi dengan raut muka serius. Terlihat lucu namun juga.....tampan. Chimon terpesona lagi dibuatnya. 

     Nanon telah selesai dengan acara goreng menggoreng telurnya. Ia sudah menaruh telur telur itu di piring seperti yang sudah Chimon perintahkan. Sementara Chimon masih sibuk dengan nasi yang belum sempurna bewarna coklat itu. Chimon juga sangat serius memasak nasi goreng. Nanon bersandar tepat di samping Chimon dan melihat cara Chimon memasak. Tidak takut dengan api, tidak takut dengan minyak panas atau bahan lain yang akan mengenai tanganya. Dia twelihtbausah biasa bertarung dengan semua alay yang ia gunakan sekarang.
" kenapa? " tanya Chimon.
" kenapa apa? "
" Lo ngliatin gue mulu dari tadi. Kenapa? "
" gr banget siapa juga yang ngliatin Lo, orang gue liatin nasi goreng yang lo buat " elak Nanon. Chimon hanya mendecih tidak percaya.
" terserah lo aja lah " pasrah Chimon. Tepat setelah mengatakan itu, Chimon memindahkan nasi goreng yang ia buat ke tempat nasi. Chimon hampir mengambilnya untuk ditaruh di meja makan namun dengan cepat dihalangi oleh Nanon.
" gue aja yang nata makanannya di meja makan, Lo panggil Papi Off sama Papa Gun aja "
Chimon mengangguk. Berjalan keatas untuk memanggil kedua orangtuanya.

   Nanon selesai menata piring juga masakan yang susah dimasak Chimon diatas piring ketika Off, Gun dan juga Chimon turun.
" Lho Nanon masih disini? " tanya Gun.
" masih Pah hehehe "
" hahahehehahahehe aja kerjaan Lo " cibir Chimon yang terlebih dulu  duduk di meja makan.  Mengambilkan piring untuk Off dan Gun. Menyendokkan nasi juga telur diatas kering dan menaruhnya didepan Off dan Gun. Lalu juga melakukan hal yang untuk Nanon baru untuk dirinya sendiri. Nanon diam diam tersenyum, melihat Chimon yang begitu telaten memperhatikan keluarga juga dirinya. Nanon terkekeh kecil ketika melihat Chimon cemberut saat Papi Off mengambil setengah telur miliknya. Chimon tampan menggemaskan dengan pipi menggembung penuh makanan dan bibir mengerucut karna sebal. Dan tertawa lagi saat melihat Chimon tersenyum sebuah saat Off mengembalikan telurnya. Jantung Nanon berdetak kencang melihat Chimon yang manis dan cantik meski ia seorang pria.
" oh ya, Papi Papa Nanon minta izin mau bawa Chimon keluar, boleh? " ujar Nanon.
" emang mau kemana? " tanya Off.
" jalan jalan aja Pi "
" boleh, asal jangan jauh jauh sama jangan lebih dari jam duabelas. Jam setengah dua belas harus ada dirumah. Paham?! "
Nanon mengangguk mengerti. Tersenyum ketika melihat wajah bingung Chimon.

     Chimon sedang mencuci piring dibantu oleh Nanon. Off susah berangkat bekerja, juga Gun yang mempunyai sebuah urusan. Tinggalah hanya Nanon dan Chimin disana.
" Lo tuh idaman banget ya "
" idaman apanya? " tanya Chimon sambil membilas piring yang sudah dicuci oleh Nanon.
" ya kayaknya lo dah siap deh jadi istri gue, ya nggak? " ujar Nanon yang membuat Chimon spontan menoleh ke arah Nanon. Memandang Nanon dengan mata super tajam. Bukanya takut, Nanon malah tersenyum kecil, menambahkan kesan tampan salam dirinya.
" gajelas " cibir Chimon.
" apanya yang nggak jelas sih. Gini ya Mon, Lo dah pinter masak, pinter cuci piring, istri idaman banget kan. Nikah lah yuk kita " akan Nanon enteng. Chimon yang kesal mencipratkan air kepada Nanon.
" jangan ngomong sembarangan soal pernikahan tolol. Pernikahan itu bukan buat mainan " ketua Chimon yang mengelap tanganya dengan kain kering dan pergi berlalu meninggalkan Nanon yang terkekeh kecil.

    Chimon kembali turun, ia sudah menggunakan jaket jeans hitam yang ia punya. Mengahmpri Nanon yang sedang sibuk memainkan hpnya. Nanon menoleh saat ia bisa mencium aroma parfum Chimon. Aroma yang lembut dan juga candu. Candu hanya baginya saja.
" Lo sebenernya mau ajak gue kemana? Pake izin langsung segala "
" liat aja nanti, lo juga pasti suka " kata Nanon. Chimon mengerutkan alisnya.
" Lo kok akhir akhir aneh sih? " tanya Chimon sambil memfokuskan pandangan ke depan. Nanon hanya melirik Chimon sekilas lalu tersenyum miring.
" because i love you, i guess "
Chimon mematung mendengarnya. Meraba bagian dada yang didalamnya berdetak kencang.
" bullshit " umpatnya tidak percaya.

Tbc

Wrong Feeling ~Namon~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang