Mata Ohm fokus pada apa yang sedang dibuatnya. Sejak semalam ia sibuk membuat sesuatu. Ia sibuk memotong akar kayu, mengukirnya, memahatnya lalu menghiasnya dengan cat coklat khas kayu. Butuh waktu beberapa jam untuk membuat benda berukuran kecil itu. Ohm bahkan kekurangan waktu tidur hanya untuk membuat benda yang tak lain adalah kalung. Kalung itu hanya kalung gali biasa, liontinya bahkan hanya dibuat dari akar kayu yang tak sengaja tumbuh di halaman rumah Ohm. Dengan ide kreatifnya, ia memotong akar itu dan terbuat lah liontin kayu itu.Ohm tak tau apakah First akan menyukainya atau tidak. Tapi setidaknya ia telah berusaha untuk membuat benda ini. Dan Ohm tau First tak suka menyepelekan karya seseorang. Seenggaknya, Ohm tau kalau First akan menghargai karyanya didepannya nanti.
Ohm memasukkan karyanya kekotak khusus dan memasukkanya ke tas sekolahnya. Melihat jam dinding yang menunjukan angka 2 pagi. Masih ada waktu untuk tidur. Dengan rasa lelah, ia pun tidur dengan cepat.
.
.
.
Pagi pagi sekali Nanon bangun. Padahal matahari masih malu untuk menampakan wujudnya. Ia pergi kekamar mandi untuk mandi. Selesai dengan urusan mandi, ia segera kedapur untuk membuat sarapan untuk keluarganya juga untuk Chimon. Setelah berbincang dengan Pluem kemarin, Nanon sadar siapa yang Nanon mau, hanya saja, ia masih bingung bagaimana cara mengungkapkannya.
Nanon akan membuat nasi goreng mata sapi untuk Chimon. Dan dia hanya akan membuat telur mata sapi untuk keluarganya. Ia pun mulai memasak untuk keluarganya terlebih dahulu. Jangan pernah remehkan kemampuan memaaak Nanon. Nanon memang bisa memasak, ia hanya terlalu malas untuk berurusan dengan bawang merah, bawang putih, cabai, minyak, kompor dan lain lain. Tapi kali ini, ia akan masak untuk Chimon.
Nanon mulai memasukkan bumbu yang sudah dia haluskan. Mengecilkan api kompor agar tidak gosong nantinya. Menumis bumbu itu sebentar lalu memasukkan sosis dan bakso.menggorengnya sebentar lalu memasukkan nasinya. Ia lanjut memasak dengan teliti. Ia tidak mau rasa makanannya hancur dimulut Chimon nanti.
Nanon memasukkan makanan yang sudah ia masak tadi ke tasnya. Bersamaan dengan itu, Nanon melihat Tay, New dan Pluem sudah berjalan ke meja makan. Sebelum mereka mengatakan sesuatu, Nanon telah mendahului mereka dan langsung pergi begitu saja.
" Dad, La Kak ini Nanon udah buatin kalian telor. Dimakan ya. Kalo nggak enak maaf. Nanon bukan Chef dada " katanya langsung pergi. Ia bahkan sampai lupa memberi salam pada mereka.
" mau kemanasih dia. Buru buru amat, kaya mau kerumah crus aja " heran Tay.
" kerumah Chimon kali Dad " jawab Pluem santai. Berjalan ke menjadi makan dan mengambil satu telur buatan Nanon, dan dua roti dengan selai coklat yang juga disiapkan Nanon. Meninggalkan New dalam kebingungan. Beda dengan Tay yang langsung paham dengan maksud sang anak.
" kamu beneran Pluem? " tanya Tay
" iya Daddy, Nanon kan kusut kemarin gara gara itu. Lagi bingung dia "
" terus sekarang? " tanya Tay lagi.
" ya Pluem pancing dia. Agak susah sih pancingnya. Soalnya Nanon kaya nggak ngerti banget. Tapi syukurnya dia gak begitu bodo Dad " jelas Pluem.
" kalian ini ngomongin apa si? Soal Nanon? Kenapa dia? "
" kamu nggak paham Hin? "
" nggak Tee " kata New manja.
" astaga " ujar Pluem.
" susah emang punya suami ama anak satu frekuensi pinter level pekanya " ujar New kesaludah lebih susah lagi punya Papa sama adik yang sama sama nggak peka tapi sok peka Pa " ujar Pluem. Dia lalu berdiri, memberi salam dan pergi. Tersenyum ketika melihat New masih loading sama apa yang dimaksud Pluem. Pluem tertawa saat mendengar teriakan New. Ia yakin sekarang Daddy nya lah yang jadi sasaran.Ohm bangun sedikit terlambat kali ini. Ia tidak sempat mandi, ia hanya mencuci muka dan menggosok gigi. Lalu mandi dengan parfum. Ia cepat cepat-cepat menuruni tangga, menyambar foto diatas meja. Ia yakin, kedua orangtuanya sudah berangkat kerja. Ia menancab gas hingga kesekolah.
Sementara Nanon sedang mencari sosok Chimon disekolahnya. Dan ketika ia melihat Chimon ia langsung menghampirinya dan merangkulnya.
" Lo ngapain sih Non? Masih pagi Lho ini "
" justru karna masih pagi Mon. Lo usah sadapan belum? "
" boro boro sarapan. Dari semalem aja gue gak makan " jawab Chimon kesal
" Lah kenapa? " tanya Nanon khawatir.
" Papi Papa tuh. Mau kerumah Oma gak bilang bilang. Mana gak ninggalin uang lagi "
" nah pas. Kebetulan kalo gitu " seru Nanon sukses membuat Chimon mengernyitkan alis. Tanpa peduli ekspresi Chimon, Nanon membawa Chimon ke bangku taman sekolah. Mengeluarkan sebuah kotak makan dari tasnya. Nanon menyerahkan kotak bewarna merah itu ke Chimon. Chimon pun membuka kotaknya dan langsung tercium aroma nasi goreng. Mata Chimon berbinar, ia langsung memakannya. Mata Chimon melebar saat merasakan rasa makan itu. Tak asing di lidah Chimon.
" Non, ini Lo yang masak ya? " tanya Chimon antusias.
" iya dong. Gimana? Masih enak nggak? "
" ini sih bukan enak lagi Non! Enak banget " seru Chimon. Nanon tersenyum dengan tingkah Chimon. Entah karna Chimon yang kelaparan sehingga itu terasa enak bahkan sangat enak tau karna masakan Nanon memang seenak itu. Nanon masih tersenyum melihat Chimon makan dengan belepotan.
" Lo makan kaya anak kecil tau gak? Belepotan nasi diamana mana " ujarnya sambil membersihkan mulut Chimon. Chimon hanya bisa mematung. Sedangkan Nanon malah terkekeh kecil.
" udah belom makanya, buru deh, ntar telat lho " kata Nanon lembut, tanganya ia bawa untuk mengacak surai Chimon.
" btw lo udah sarapan? " udah tadi. Nanon tak bohong, ia memang sempat memakan roti ketika dimobil tadi. Chimon mengangguk, kembali memakan makanan Nanon sebelum bel berbunyi.Jam kosong adalah surganya murid murid. Apalagi jika kelas kosong tanpa titipan tugas dari guru piket. Tak terkecuali bagi murid kelas Chimon. Kini, kelas mereka begitu ramai dengan suara berisik murid yang mengbrol, berteriak heboh, bahkan menyanyi. Ada pula murid yang memukul meja sebagai pengganti musik. Chimon yang ogah mendengar kebisingan itu mengasingkan diri ke perpustakaan diikuti Nanon. Frank yang paling anti dengan suara meja dipukul pun memilih untuk mengajak Drake kekantin. Sementara First yang semula tertidur harus terganggu dengan suara berisik itu. Ohm yang melihat First terbangun segera menarik tangan First dan membawanya ke Rooftoop.
Ohm mendudukkan First yang masih mengantuk di kursi tua panjang yang ada di Rooftoop itu.
" kita mau ngapain si First kesini? Yang lain mana coba? " tanya First heran.
" Nanon Chimon ke perpus, Drake Frank kekantin "
" terus Lo ngapain bawa gue kesini? " tanya First lagi.
" gue mau ngasih sesuatu sama Lo "
" hah? Apaan emang? "
" tutup mata Lo dulu " perintah Ohm. First hanya menurut saja. Ia gak ingin memperlama waktu. Berdua hanya dengan Ohm membuat jantungnya tak aman.
" udah nih, cepetan "
" oke. First gue gak tau Lo bakal suka apa nggak sama apa yang gue kasih. Tapi gue harap, Lo mau nerima ini walau cuma buat gue seneng " kata Ohm pelan tapi mampu terdengar oleh First. Ohm mulai memasangkan kalung yang ia buat tadi.
" nah udah, buka mata Lo "
First pun membuka matanya, dan tersenyum saat melihat sesuatu yang tergantung dilehernya.
" Lo beliin gue kalung? " tanya Frist Ohm menggeleng. Dia tersenyum manis.
" nggak, gue bikin "
" hah?! Sejak kapan? "
" dari semalem "
" seriusan? Lo nggak tidur dong? " tanya First. Terlihat jelas gurat khawatir diwajah First. Ohm tersenyum melihat gurat itu, hatinya menghangat dan darahnya pun berdesir.
" tidur kok, tapi telat "
" jam berapa? "
" jam dua pagi " jawab Ohm ragu.
" Ohm! kok Lo tidurnya malem banget sih! Lo kan tau Lo gak bisa kekurangan tidur! Nanti kalo Lo sakit gimana Ohm! " geram First.
" kan gue buatin Lo kalung First "
" ya kan nggak harus selesai sekarang Ohm. Lo bisa lanjutin lagi nanti. Nggak harus sehari jadi. Kesehatan Lo lebih penting Ohm. Percuma Lo kasih kalung ini ke gue kalo Lo sakit " oceh First. Bukanya bosen, Ohm malah tersenyum hangat.
" iya iya maaf "
" sekarang Lo ngantuk nggak? "
Ohm mengangguk, ia gak berbohong. Matanya masih ingin menutup. First hanya menghela napas. Ia memberi isyarat pada Ohm untuk berbaring dan menggunakan pahanya menjadi bantal. Ohm pun hanya menurut. Tangan First bergerak mengelus surai lebat Ohm.
" First Lo terima kalungnya kan? "
" gue terima kok. Gue seneng banget malah, kalungnya bagus. Gue suka, makasih ya " kata First tersenyum senang. Ohm pun ikut tersenyum melihatnya.Tbc....
Makin gak jelas Story ini....
Jangan lupa Vote komen ya...
![](https://img.wattpad.com/cover/293609176-288-k565650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Novela Juvenil" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...