Jam istirahat tiba. Semua murid bergantian keluar untuk pergi ke tempat tujuan. Entah itu ke Toilet, Kantin, Perpustakaan, atau bahkan lapangan. Tak terkecuali Frank dan kawan kawan. Kini mereka berjalan bersama dengan tujuan kantin. Dadi belakang, Nanon dan Drake menyusul mereka dan langsung memeluk mereka.
" kalian itu goblok atau gimana si?! " tanya Frank tak santai.
" kanapa sih Frank? " tanya Drake santai sambil merangkul Frank.
" basah ulet bulu!!! " dengan Frank lagi.
" yeee ulet bulu, ulet bulu. Lo tuh anakan hiu " timpal Drake, yang dibalas tatapan tajam Frank namun tidak digubris Drake. Dengan rasa kesalnya, Frank pergi meninggalkan mereka, memilih jalan duluan sebelum kehabisan tempat duduk. Sementara itu, Nanon masih terdiam, matanya terus lari mencari sosok imut manis yang dingin dan datar.
" cari Chimon Non? " tanya First.
" iya, dia kemana? Kok gak sama kalian? " tanya Nanon pada Ohm dan First. Phm menghela napas kasar, memilih pergi duluan kekantin daripada ia cemburu pada Nanon yang menanyakan Chimon.
" ohhh, itu, dia ada di UKS. Katanya dia pusing " ucap First. Nanon dan Drake terkejut.
" hah kok bisa? Dia tadi habis dari lapangan kok nemuim kita, ya nggak Non? " tanya Drake.
" ngapain? "
" dia ngasih kita roti sama air minum ini " jawab Nanon samnil menunjukan botol yang hampir kosong. First hanya mengangguk. Dia lali menyerahkan sebuah seragam pada Nanon.
" dari Chimon, titip katanya buat Lo " ucap First yang melihat raut bingung di wajah tampan Nanon.
" Nanon doang nih, buat gue mana aniir " kata Drake ngegas.
" ya mana gue tau, Chimon cuma nitip buat Nanon, Bambanggg " timpal First, tangannya bergerak untuk mengacak muka Drake. Sementara Drake malah membalas First dengan menjambak rambut First. Nanon gak mau ambil pusing perkelahian mereka. Ia berjalan kearah kamar mandi untuk berganti seragam.
Nanon telah berganti seragam. Ia sempat heran bagaimana Chimon bisa mempunyai seragamnya, padahal Chimon tak pernah meminjam satupun seragam Nanon. Menggelengkan kepala, ia memilih untuk pergi kekantin menyusul yang lain.
Nanon duduk di samping Ohm, berhadapan dengan Chimon. Hanha satu kursi yang tersisa dan sialnya itu didampingi Ohm. Padahal ia ingin duduk disamping Chimon. Nanon terus menatab Chimon yang sibuk dengan hpnya dan sama sekali tak menyentuh makanannya. Chimon yabg sadar jika diperhatikan, menoleh ke sumbernya. Tatapan Nanon tajam sekarang, Chimon memasang wajah datar dan tatapan dingin. Ohm yang disamping Nanon muak dengan drama mereka. Ohm cemburu.
Mengabaikan Nanon, Chimon kembali kedunianya. Matanya tak lepas dari HP. Nanon menjadi geram, ia akan membuka suara, namun tiba tiba Ohm malah menyuapi Nanon dengan roti yang Ohm pegang. Nanon melotot kaget. Cepat cepat ia mengunyah dan menelannya.
" Lo apa apaansih Ohm?! Lo mau gue keselek hah?! "
" gue cuma mau Lo makan Non. Lo pasti laper kan habis dijemur? " kata Ohm lembut.
" dih dasar kang kardus " timpal Frank sinis, menatab Ohm dengan tatapan malas.
" apa lo? Cemburu? " Ohm menyeringai. Frank terkekeh kecil
" apa? Cemburu? Sama orang bertemperamental rendah kaya Lo? Sorry Ohm gue rasa Lo bukan orang baik buat gue " sinis Frank. Bibirnya melengkung tipis. Sementara Ohm mengepal tangan menahan emosi.
" udah udah nggak usah pada berantem ih. Lagi makan nih. Ohm makan, Nanon fokus tuh sama makanan Lo yang masih utuh. Frank kalo Lo udah selesai makan, mending diem deh " titah First tegas.
Mereka telah masuk ke kelas, pelajaran berikutnya akan dimulai. Tapi sebelum itu, sedari tadi Nanon terus melirik ke arah Chimon. Di kantin Chimon tak memakan makanannya sama sekali. Ia jadi khawatir sekarang. Sampai jam pelajaran terkahir berakhir, Chimon sama sekali tak mau memakan apapun. Nanon tau ada yang tak baik dengan Chimon. Ia sedang tidak baik baik saja.
Seperti biasa, mereka akan pulang bersama. Tapi kali ini ada yang aneh karna Chimon tak mengatakan apapun saat ia pergi. Yang lain heran kenapa Chimon hari ini. Chimon lebih dingin dari biasanya, sama sekali tak mengeluarkan suaranya bahkan ketika diejek Drake sekalipun. Hal ini membuat mereka khawatir. Terakhir Chimon seperti ini adalah 2 tahun yang lalu. Dia benar benar diam dan malah mengalihkan segala perasaanya ke jalan dan berakhir dengan menginap di rumah sakit ruangan ICU selama 3 bulan.
Nanon, Ohm, First, Drake dan Frank pulang bersama menggunakan mobil Frank. Didalam mobil, mereka sama sama diam, Nanon hang benar benar khawatir dengan Chimon, ditambah merasa bersalah karna tadi sempat menyakiti Chimon. Drake yang bingung dengan kisah cinta sahabatnya yang rumit. Frank yang fokus menyetir tapi pikirannya terpecah ke Chimon. First yang memikirkan Ohm dan Nanon dengan berbagai kemungkinan Ohm dan Nanon jadian. Dan Ohm yang sedikit merasa bersalah kepada sahabat sahabatnya karna perasaanyalah yang membuat dirinya dan Chimon canggung.
Frank mengantar mereka satu persatu ke rumah dan apartemen masing masing. Lagi lagi, ia alan menginap di apartemen Drake malam ini. Saat akan sampai dirumah Nanon, Nanon membuka suara yang membuat Ohm merasa panas dihatinya.
" Frank, turunin gue dirumah Chimon ya. Gue khawatir sama dia, gue takut dia kaya dulu lagi "
Frank hanya mengangguk. Rumah Nanon dan Chimon memang ada di satu kompleks yang sama. Sesampainya Nanon dirumah Chimon, ia langsung masuk tanpa mengucapkan terima kasih.
" kebiasaan " lirih Frank. Ia kemudian melirik Ohm yang duduk di bangku tengah.
" udah saatnya Lo buat pilihan Ohm, Lo nggak bisa maksa Nanon. Lo harus buat pilihan " ujar Frank tiba tiba yang membuat semua orang bingung.
" maksudnya? " tanya Ohm.
" gue tau Lo paham apa yang gue maksud. Jangan jadi egois demi obsesi Ohm " timpal Frank lagi yang kembali fokus ke jalanan. Sementara Ohm yang diam dan memahami apa yang Frank maksud.
Gue sendiri juga bingung Frank, gue beneran suka sama Nanon apa cuma obsesi ~ batin Ohm.
Nanon berdiri didepan pintu rumah Chimon dengan dada sesak. Didalam sana, suara suara teriakan itu kembali. Kali ini lebih keras dari biasanya. Keras, kasar dan tajam. Tak hanya suara teriakan, suara benda benda kaca yang terlempar ikut menghiasai suara suasana mencekam didalam sana. Nanon yakin, kali ini Chimon sedang menangis.
Nanon masih terdiam, tangannya bergetar membuka pintu besar itu. Suasana pertama kali yang ia lihat adalah tegang dan berantakan. Disana, diruang tengah, lagi lagi dan lagi, dua orang berseteru, kali ini dua orang asing hanya diam dan memperhatikan. Off dan Gun berhadapan hadapan. Di belakang mereka sama sama terdapat laki laki dengan rambut cepat yang kerap disapa Oab. Sementara disamping Oab ada seorang wanita cantik yang memeluk lengan off, Mook. Tanpa mempedulikan mereka, Nanon bergerak berjalan cepat ke lantai atas, tempat kamar Chimon berada. Off dan Gun menatab Nanon dengan perasaan bersalah. Mereka sama sama merasa gagal menjadi orang tua.
Nanon terus bergerak ke kamar Chimon. Ia kemudian masuk dan melihat kamar itu kosong. Samar dia mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Ohh, peraaaan Nanon buruk sekarang. Dengan secepat kilat, ia membuka pintu kamar mandi. Nanon merasa ada tangan yang mencubit hatinya saat melihat kondisi Chimon saat ini. Kondisi yang buruk.
Tbc...
Typo maklum ya...
Vote, kritik dan saran dibutuhkan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Teen Fiction" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...
