47. Senja

286 39 2
                                    


First duduk disebuah Caffe, ditemani secangkir Latte favoritnya dan Chese Cake. Matanya berpendar menikmati seni yang tertempel rapi di dinding kayu Caffe. Nuansa clasic tapi terasa modern dengan suguhan live music. Menampilkan lagu lagu masa kini yang sangat nyaman didengar oleh telinga. First sangat menikmati suasana juga hidangan didepannya, hingga seseorang datang dan duduk disampingnya tanpa permisi. Tanpa menengok pun First tau siapa dia. Seseorang yang telah menjadi tujuan cintanya sejak dulu. Seseorang yang menyakitinya dengan penolakan, berujung karma yang membuat orang itu mengejar First.

Jika First sibuk dengan kegiatan menghirup lattenya, maka Ohm sibuk memperhatikan wajah First. Ohm tersenyum melihat wajah yang tampan dan cantik itu.
" nggak bosen apa? " tanya Ohm tiba tiba. Menghentikan First dengan kegiatannya menyeruput lattenya. Memandang Ohm dengan tatapan tidak mengerti.
" bosen apa? Kalo bosen liat muka Lo iya. Gue bosen. Banget malah " jawab First, yang langsung membuat Ohm mendengus kesal.
" bukan gitu maksud gue niir! "
" ya Lo tadi nanya apa? Lo nanya bosen nggak kan? Ya jawabnya bosen. Bosen gue sama muka Lo " jawab First santai, kembali dengan kegiatan menyeruput lattenya.
" maksud gue Lo nggak bosen apa ngangenin? Lo bikin gue kangen mulu perasaan "
" gue emang dari dulu ngangenin. Lo nya aja yang gak sadar " jawab First. Lagi dan lagi membuat Ohm mendengus kesal.
" nggak seru gombalin lo!! "
" gue juga ngga minta Lo gombalin padahal. Lo yang inisiatif " ujar First santai kembali menyeruput lattenya. Membuat Ohm pasrah dengan First.

Ohm akhirnya berjalan ke meja kasir dan memesan makanan dan minuman untuknya. Lalu kembali ke meja First.
" dari tadi minum mulu. Nggak makan? Kasian tuh chese Cake, dianggurin mulu "
" makan aja kalo mau "
Ohm mendengus lagi. Susah sekali mengajak First ngbrol santai.
" nggak, gue udah pesen tadi "
" ohh "
Tak lama, pesanan Ohm pun datang. Sebuah Ice Moccachino dan satu potong tiramisu.
Ohm pun lahap memakan tiramisu-nya sesekali menyeruput iceo moccachino-nya.
" habis ini Lo mau kemana? " tanynya pada First. First menoleh ke Ohm sesaat.
" nggak tau, pulang paling " jawab First santai.
" ikut gue aja yuk? "
" kemana? "
" ada deh, pokoknya Lo cuma perlu diem dan nggak usah banyak protes. Gue jamin Lo bakal seneng kok, tenang aja " kata Ohm meyakinkan First.
" terserah Lo aja deh " pasrah Frist.

Seperti kata Ohm tadi, Ohm membawa First ke sebuah gedung pencakar langit. First hanya mengikuti langkah panjang Ohm. Sementara Ohm menggandeng erat tangan First seakan takut kehilangan First jika ia melepas genggamannya. Mereka kemudian menaiki sebuah lift. Ohm menelan tombol bertulis angka 20. Lantai paling atas gedung ini. Sesaat kemudian, Ohm dan First telah sampai ke lantai paling atas. Ohm masih menggandeng tangan First. Menuntun First ke pintu yang menghubungkan lantai itu dengan Rooftoop.

Angin terasa sejuk, manyapu wajah Ohm dan First. Menerbangkan rambut rambut halus First. Pandangan mereka tertuju pada matahari yang tenggelam, menampilkan warna orange yang indah. Senja yang indah, bersama seseorang terindah. First tersenyum tipis.
" sampe sekarang gue nggak yakin ini nyata " ujar First lirih.
" kenapa? "
" kita, disini. Lebih tepatnya Lo yang disini sama gue. Berdua "
" dan jangan lupa, dengan perasaan yang sama juga " timpal Ohm.
" itu yang gue maksud. Dulu kayaknya, gue yang tiap hari makan hati liat Lo. Gue bahkan nggak pernah nyangka kalo Lo bakalan suka sama gue. Yaa, walaupun gue juga berharab kalo Lo bakal suka gue sih, tapi sama aja. Rasanya kaya mimpi " 
" Lo percaya karma? " tanya Ohm sambil mengambil posisi di belakang First. Frist hanya menoleh bingung pada Ohm.
" percaya nggak sama karma? " tanya Ohm lagi. First mengangguk kemudian.
" dan sekarang gue lagi kena karma Lo tau "
" karma apaan? " hanya First.
" gue jatuh cinta sama Lo " bisik Ohm lirih, memeluk tubuh ramping First erat. Mendengar kata Ohm barusan, First hanya tersipu, ditambah dengan pelukan Ohm yang tiba tiba, merah lah pasti muka First saat ini.
" gue tau Lo belum percaya sama perasaan gue. Tapi satu hal yang harus Lo tau, gue bener baner jatuh cinta sama Lo First. Gue baru sadar setelah Lo nyerah. Gue tau gue pasti nyakitin Lo banget. Dan gue juga mau bilang makasih sama Lo karna udah kasih gue kesempatan. Gue janji, gue nggak akan nyia nyain kesempatan dari Lo. Gue juga janji nggak bakal nyakitin Lo lagi. Cukub dulu dan nggak buat sekarang, besok, nanti atau selamanya "  ujar Ohm panjang lebar sambil mengeratkan pelukannya pada First. First dapat merasakan detak jantung Ohm di punggungnya, juga nafas Ohm yang hangat dilehernya.
" gimana kalo Lo ingkar janji Ohm? " tanya First lirih.
" kalo gue ingkar janji, Lo boleh lakuin apapun ke gue. Gue bakal terima. Tapi itu nggak akan terjadi, karna gue akan pernah ingkar janji " ujar Ohm. Ohm membalikan tubuh First jadi berhadapan dengannya, merangkul pinggang First, Menatabnya dalam. First menatab mata hitam Ohm, berusaha mencari kebohongan meski hasilnya sia sia. Ohm tidak berbohong, ia bersungguh-sungguh tidak alak menyakiti First lagi. 

Sementara di tempat lain. Lebih tepat nya di kamar Apartemen Drake, Drake berbaring berbantal paha Frank. Tangan Frank bergerak mengelus surai Drake, sambil mengamati wajah Drake yang tersenyum kearahnya.
" gue tau gue ganteng, tapi nggak usah diliatin juga kali. Ntar makin cinta Lo sama gue " ujar Drake menggoda Frank.
" kenapa, orang cinta gue ke Lo udah mentok. Nggak bisa nambah atau kurang lagi, kalo Lo mau tau "
" oiyaaa? Kok gue gak percaya ya " ujar Drake bangkit duduk dan menarik Frank, memindahkan Frank ke pangkuanya. Frank tersenyum manis, menatab Drake yang masih saja menatabnya.
" manis " kata Drake menatab mulut Frank. Drake bahkan membelai lembut wajah kiri Frank dengan tangan kirinya. Sesekali mengusap bagian mulut Frank.
" gue tau " balas Frank
" lucu " ujar Drake lagi. Matanya fokus ke mata Frank.
" ehm " timpal Frank dengan berdehem.
" cantik " ujarnya lagi kali ini menatab seluruh wajah Frank.
" gue cowok Drake " timpal Frank kesal. Menatab jengkel Drake. Bukan karna dibilang cantik. Tapi karma tingkah Drake yang bisa membunuh kinerja jantungnya. Muka Frank sudah memerah tomat juga jantung yang berdetak cepat.
" gue tau Lo cowok, tapi nggak tau kenapa buat gue Lo itu cantik, manis, imut pula. So perfect " puji Drake lagi lagi membunuh kinerja jantung Frank. Tanpa kata Frank pun bangkit menjatuhkan kepala Drake ke kasur dan berjalan cepat keluar kamar. Drake yang melihatnya hanya terkekeh gemas dengan tingkah menggemaskan Frank.

Tbc

Abaikan typo yukk,
Jangan lupa Vote And komen😊😊

Wrong Feeling ~Namon~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang