15. Ohm & First

371 40 0
                                    


Didalam mobil, suasana sangat canggung. Ohm dan First sama sama diam. Mereka tak sengaja bertemu tadi. Mereka bertemu di sebuah Mall. Ohm yang berjalan sendirian dan First uang berjalan dengan Fluke Pusit, mantan First ketika SMP. Ohm sedang berjalan santai tadi, ketika matanya secara tak sengaja menangkap siluet sosok First dengan orang yang pernah dikenalnya. Ohm memutuskan untuk mengikuti mereka. Ada perasaan marah dan sakit yang ia rasakan.

Awalnya, mereka memang berjalan biasa. Namun, lama kelamaan Ohm melihat tingkah aneh dadi seseorang disamping First, juga ekspresi tidak nyaman dadi First. Ohm masih terus mengikuti mereka. Hingga Ohm sadar jika Fluke membawa First ketempat yang tidak semestinya. Fluke membawa First ke tempat yang terbilang sepi. Hanya ada beberapa orang disana, termasuk mereka bertiga. Merasakan hawa buruk, Ohm segera muncul dihadapan mereka dan langsung menarik paksa tangan First.

Dan disinilah mereka sekarang, didalam mobil Ohm dengan suasana canggung. Ohm yang tidak enak karna asal menarik tangan First dan First yang diam untuk meredakan detak jantungnya yang membara karna tarikan paksa dari Ohm tadi.
" makasih " kata First tiba tiba.
" buat apa? "
" makasih udah bawa kabur gue dadi Fluke. Gue gak nyaman banget waktu sama dia "
" kalo gak nyaman kenapa mau aja tadi ditarik kesana kesini? " tanya Ohm datar.
" nggak enak aja nolaknya. Dia lagi galau tadi "
" galau? " masih dengan nada dingin.
First mengangguk
" iya, dia baru aja putus sama tunangannya "
" dia udah punya tunangan? "
First mengangguk
" dan Lo mau jalan bareng sama dia? " tanya Ohm geram.
" bukan gitu, gue tadi lagi jalan sendiri. Tapi tiba tiba dia dateng, terus narik gue. Gue awalnya juga nolak tapi dia bilang dia lagi butuh temen, jadi ya gue temenin "
Ohm menghela nafas.
" First dan segala sifat nggak enakanya " ucap Ohm sambil memutar bola matanya malas. Sementara First hanya tersenyum canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" udahlah, Lo mau kemana? "
" hah? Maksudnya? "
" Lo mau kemana? Biar gue anterin " tanya Ohm sekali lagi.
" gue gak tau, kan Lo ajak kesini "
" emang Lo nggak ada rencana sebelumnya? " tanya Ohm.
" nggak " jujurnya sambil menggelengkan kepalanya, membuat kesan manis yang terlihat di mata Ohm. Ohm terkekeh kecil.
" yaudah kalo gitu, Lo ikut gue aja gimana? " tawar Ohm
" kemana? "
Ohm hanya diam, ia tersenyum manis. Ada satu tempat yang terpikirkan diotaknya, dan Ohm akan membawa First kesana.

Perjalan terasa lambat bagi First. Ohm melajukan mobilnya dengan lambat. First sebenarnya bosan, tapi rasa bosan itu hilang ketika ia menatap wajah tampan Ohm. Senyuman tipis terukir diwajahnya.
" gak bosen apa liatan wajah gue mulu, ntar suka Lo " goda Ohm.
" gue gak akan bosen Ohm, karna gue udah suka sama Lo sejak lama "
Seketika Ohm menelan ludah, ia sadar jika dia salah bicara.
" maaf "
" buat? "
" karna nyakitin Lo berulang kali, gue rasanya selalu nyakitin perasaan Lo First " lirih Ohm, ia menepikan mobilnya, melihat First intens. Hati Ohm terasa tertampar kala melihat First terkekeh kecut.
" gak papa kali, gue kan juga udah berkali kali bilang sama Lo, resiko mencintai Lo itu emang besar, besar sakitnya dan kecil kesempatan untuk memiliki Lo juga. Gue paham itu, dan gue gak pernah protes kan? Gue tau Lo suka sama Nanon, dan itu cukup buat gue " jawab First, ada getar sakit disana, Ohm jelas mendengarnya.
" Lo terlalu baik First, orang sebaik Lo nggak pantes buat gue. Gue terlalu buruk buat Lo "
First tersenyum kecut.
" Lo ngomong kaya gitu supaya gue mundur atau gimana? Baik atau buruknya buat gue itu gue yang nentuin, bukan Lo atau siapapun itu. Gue gak butuh keputusan orang lain, karna ini hidub gue dan gue hang jalanin, jadi baik atau buruk cuma gue yang tau " timpal First sinis.
" tapi... "
" Lo dengar Ohm, gue emang suka sama Lo, tapi gue gak bisa maksa perasaan Lo. Gue tau Lo suka Nanon dan itu cukub buat gue. Kalo Lo pikir gue bakal mundur Lo salah. Gue nggak akan mundur, gue bakal bertahan sama perasaan ini sampe nanti gue gak kuat lagi " potong First, Ohm terdiam di bangkunya menatab mata First yang berkaca kaca.
" tapi Lo bakal sakit "
" berapa kali gue bilang kalo gue gak peduli! Ini perasaan gue Ohm, gue yang ngerasain! Kalo Lo emang ngga suka yaudah. Gue paham! Ini perasan gue dan ini jadi uruan gue! Bukan urusan Lo! So Please nggak usah mikir sakitnya gue, bisa?! " bentak First. Ohm kaget dengan respon First. Tak pernah ia melihat dan mendengar First membentak orang lain. First orang yang pendiam, dia akan lebih memilih diam jika ia sakit. Tapi saat ini, First membentak dirinya. Ohm benar benar kaget.
" Lo marah sama gue? " tanya Ohm sakit. First yang sadar telah melewati batas sabarnya memilih membanting kepalanya ke senderan mobil. Air matanya turun perlahan, membentuk sungai kecil di pipi putih First.
" setiap orang punya batas sabarnya sendiri Ohm. Termasuk gue, gue juga punya batas sabar. Ada saatnya gue nyerah sama perasaan ini " ucapnya lirih. Ia kemudian membuka seatbelt nya dan turun dari mobil, meninggalkan Ohm dengan segala rasa nyeri yang entah darimana ia rasakan.

Ohm masih diposisi yang sama sejak beberapa menit lalu. Otaknya masih memproses kata kata First tadi. Setiap orang punya batas sabarnya sendiri, apa itu artinya First akan segera menyerah? Entah kenapa rasanya sesak saat memikirkan hal itu. Dengan pikiran kacau, ia menginjak pedal gas dan pergi ke ruang seseorang. Bukan First, ia malah pergi kerumah Nanon. Berhenti sebentar, lalu turun dari mobil. Menarik napas panjang kemudian menghelakanya. Ia mengetuk pintu itu dan dibuka oleh New ibu Nanon.
" eh Ohm, cari Nanon ya? " tanya New.
" iya, dia adakan? "
" duh maaf banget ya, Nanonya kemarin bilang mau nginep dirumah Chimon "
" belum pulang? "
" belum, gini aja, dareng lagi aja nanti sore, mungkin nanti sore Nanonya udah pulang "
" oh gitu ya Tan, makasih ya " kata Ohm, New mengangguk sambil tersenyum melihat Ohm pergi.

Disinilah Ohm berada sekarang. Di pinggir jembatan, duduk diam di dalam mobil. Otaknya terus saja memikirkan banyak hal tentang Nanon dan First.
" kenapa sih manusia itu mesti punya hati! Kalo mansuai nggak ada hati nggak akan pernah ada perasaan rumit kaya gini " monolog Pawat.
" arghhhhh!!! Anjing!!! Kenapa gue mesti suka sama Lo si Nanon Setian Januarta!!! Dan kenapa Lo yang harus suka sama gue First Bimantara!!! " teriak Ohm frustasi.

Sementara di pinggir sungai tepat bawah jembatan, First berdiri, memandang aliran sungai yang tenang, namun First tau, aliran itu akan mematikan. Matanya tertutup, air mata kembali jatuh.
" kenapa Lo egois Ohm, kenapa harus Lo yang gue cinta. Kenapa harus Lo? Kenapa harus sahabat gue sendir?! " monolog First.
" gue harab nanti Lo sadar Ohm, siapa yang sebenarnya sayang tulus sama Lo. Semoga Lo sadar diwaktu yang tepat Ohm. Karna jujur gue udah capek sekarang. Dan gue mau nyerah, tapi gak sekarang "

Tbc...

Makin gak jelas gak sii ceritanya

Jangan lupa ...
Vote
Komen

Thank You bye bye✋✋✋

Wrong Feeling ~Namon~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang