Abaikan Typo guys...
Ohm menggandeng tangan First menuju meja sahabat sahabatnya. Senyum tak pernah luntur dari keduanya. Menimbulkan tatapan iri dari banyak orang. Termasuk sahabat sahabatnya. Mereka sampai berdecak malas melihat kemesraan pasangan baru itu.
Ohm dan First duduk di kursi yang masih kosong dimeja itu. Mereka hanya meringis mendapat tatapan tajam dari yang lainya. Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Ohm berkata maaf. Begitu juga dengan First yang juga mengatakan maaf meski ia juga tidak tau apa apa soal pertunangan dadakan ini.
" kaget banget gue Lo tiba tiba tunangan sama First " ujar Drake masih kaget.
" First juga, kenapa nggak kasih tau kita sebelumnya " timpal Chimon.
" ya kan biar surprise guys " jawab Ohm.
" sekali lagi maaf ya. Gue juga gak tau kalo Ohm mau tunangan sama Gus secepet ini. Gue aja masih kaget " ujar First yang masih merasakan degupan jantung yang lumayan keras.
" santai aja kali. Kita juga seneng kok kalo kalian juga seneng " ujar Frank hang diangguki yang lain.
Acara pertunangan Ohm First telah selesai. Kini, Nanon harus mengantar Chimon pulang. Nanon menggunakan mobil kakaknya.
" tumben pake mobil kak Pluem Non? Kenapa nggak pakek mobil sendiri aja? "
" mobil gue masuk bengkel Mon "
" kok bisa? "
" ya bisalah, namanya juga benda. Bisa rusak kan "
Chimon mengangguk, membiarkan Nanon fokus menyetir mobil.
" mau langsung pulang aja? " tanya Nanon
" ya emang kau kemana lagi? "
" terserah aja si kalo kamu jalan jalan dulu " ujar Nanon santai.
" Lo nggak capek emangnya? " tanya Chimon khawatir. Nanon terkekeh kecil.
" yaelah segitu doang mana cape. Dari rumah Lo ke gedung tadi juga nggak jauh jauh amat kok "
" tapi Lo jadinya Lo mondar mandir Non, kita jalan jalan, Lo nganterin pulang baru pulang kerumah Lo. Kalo Lo kecapekkan "
Nanon tersenyum manis dengan pernyataan Chimon.
" khawatir nih ceritanya " goda Nanon melirik genit kearah Chimon.
" yaiyalah bego " ketus Chimon. Sementara Nanon malah tertawa kecil. Bahagia dia dikhawatirin sama orang yang dia suka.
Nanon memarkirkan mobilnya di depan rumah Chimon. Nanon mengamati wajah Chimon yang cantik. Begitu juga dengan Chimon yang mengamati wajah tampan Nanon.
" Nanon " panggil Chimon.
" hmm? Kenapa? " tanya Nanon. Tanganya mengelus wajah Chimon.
" gue bahagia Lo tau? "
" bahagia kenapa? "
Chimon terdiam sesaat.
" kemarin, sebelum gue ke restoran tempat janjian kita, Papi Papa ngomongin sesuatu sama gue "
Nanon mengerutkan alisnya. Ia takut jika mereka membicarakan sesuatu yang membuat Chimon menjadi pemurung lagi. Tapi kekhawatirannya hilang saat melihat bahwa Chimon baik baik saja. Bahkan binar matanya yang benar benar cerah.
" ngomong apa? "
" mereka nggak jadi cerai. Mereka bilang, keputusan yang waktu itu karna mereka lagi marahan. Dan sekarang mereka sadar kalo mereka emang masih cinta satu sama lain "
Nanon tanpa sadar tertawa.
" labil banget orang tua "
Chimon tidak menanggapi apa apa. Matanya juga pikirannya sedang sibuk mematri wajah tampan Nanon sekali lagi. Nanon yang sadar akan tatapan Chimon pun membalas tatapan Chimon.
Mereka sama sama terbuai dalam tatapan dalam satu sama lain. Enggan memalingkan wajah, masih menatab pahatan indah Tuhan diwajah satu sama lain. Mengabaikan fakta bahwa mereka ada didepan rumah Chimon. Nanon melepas sabuk pengaman yang ia pakai. Melakukan hal yang sama dengan Chimon. Nanon menarik pinggang Chimon mendekat kearahnya. Perlahan, Nanon mendekatkan wajahnya dengan wajah Chimon. Menatab lebih dalam indahnya wajah si manis cantik. Chimon memejamkan matanya ketika Nanon menyatukan bibir mereka. Awalnya hanya saling menempel. Namun dengan berani, Chimon mulai melumat bibir Nanon. Nanon yang kaget hanya bisa terdiam menikamti lumatan yang Chimon berikan. Saat Chimon akan menarik wajahnya, Nanon malah menahan tengkuk Chimon. Kini giliran Nanon yang melumat bibir atas bawah Chimon. Chimon membuka sedikit mulutnya. Memberi akses untuk lidah Nanon memasuki rongga mulutnya. Lidah Nanon kemudian mengabsen deretan gigi Chimon. Lalu memainkan lidah Chimon dengan lihai. Ciuman itu semakin panas. Chimon melenguh sedikit saat lagi dan lagi Nanon memainkan lidahnya. Tangan Chimon memukul dada Nanon pelan. Mengisyaratkan bahwa ia telah kehabisan nafas. Nanon yang peka langsung melepas pagutan mereka.
Nanon menatap wajah Chimon yang telah memerah. Dadanya kembang kempis mengatur nafas. Mencoba mencari udara sebanyak banyaknya. Nanon menggenggam tangan Chimon erat. Ia kembali teringat ceritanya bersama Chimon kemarin. Terlalu banyak drama cemburu dan terlalu banyak ketidak pekaan dirinya terhadap perasaan sahabat bahkan perasaannya sendiri. Ia tidak mau mengerti dengan kode yang diberi Chimon. Ia terlalu memikirkan perasaan sahabatnya yang lain hingga mengabaikan perasaan orang yang mencintainya dengan tulus. Ia bahkan membuat Chimon sakit berkali kali dengan tingkahnya. Dan memikirkan hal ini membuat hati Nanon menjadi perih. Hingga air matanya turun tanpa ia duga.
Chimon mengerutkan keningnya saat melihat Nanon menangis tanpa peringatan. Ia menatap mata Nanon yang juga menatap matanya. Genggaman tangan Nanon semakin erat. Chimon menghapus air mata Nanon yang turun semakin deras. Melihat Nanon menangis tanpa sebab juga membuat hatinya menjadi perih. Ia tidak suka melihat orang yang dicintainya menangis. Ia balas menggenggam tangan Nanon dan sebelah tanganya ia gunakan untuk mengelus lembut wajah Nanon. Ketika tangis Nanon merasa, Chimon bergerak maju mengecup kedua mata Nanon. Tersenyum ketika melihat wajah Nanon yang lucu sehabis menangis.
Nanon malu dengan wajahnya sendiri. Ia lebih memilih untuk menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Chimon. Chimon terkekeh kecil. Nanon menghirup keras aroma Chimon yang khas. Entah sejak kapan Nanon suka dengan aroma Chimon. Tapi yang pasti, ia suka dengan aroma Chimon yang khas. Aroma yang selalu bisa menenangkan. Aroma yang selalu bisa membuatnya tenang.
" Lo kenapa? " tanya Chimon lembut.
" gak papa, cuma inget suatu hal aja "
" apaan emangnya? "
" keinget Lo "
" Hah?? " Chimon tentu saja melongo. Untuk Nanon menangis untuk dirinya. Nanon terkekeh kecil melihat wajah Chimon yang bingung. Terlihat lucu dan menggemaskan.
" gak papa kok. Gue cuma keinget waktu gue nyakitin Lo. Gue ngerasa bersalah "
" kenapa harus ngerasa bersalah sih? Itu bukan salah Lo kok. Lagian masalah hati kan emang sulit dipahami. Jadi lo nggak perlu ngerasa bersalah. Itukan emang bukan salah Lo " kata Chimon lembut.
" Lo nggak marah? "
" marah kenapa? Apa yang harus gue buat marah. Nggak da Nanon. Sakit itu gue sendiri yang buat. Gue yang gak jujur sama lo tentang perasaan gue. Gue yang lebih milih buat diem dan nggak setiap liat interaksi antara lo sama Ohm. Dan gue yang seharusnya minta maaf, karna gue, buat suasana antara gue sama Ohm jadi gak enak "
Mereka terdiam sesaat. Untuk kesekian kalinya mata mereka kembali bertatap. Nanon lagi dan lagi menggenggam erat tangan yang lebih kecil, mengelusnya lembut. Sementara Chimon terdiam dengan wajah memerah malu. Dan sepertinya mereka lupa jika mereka masih ada di Depan rumah Chimon.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Teen Fiction" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...
