Disinilah Chimon. Pulang dari sekolah, ia dihadang Papi dan Papanya. Ada yang mau dibicarakan katanya. Chimon menurut saja, toh janji perayaan kelulusannya masih nanti malam, dan sekarang masih jam 3 sore.
Chimon menatab intens kedua orangtuanya. Papinya, Off hanya duduk diam, terlihat tegang namun juga senang. Sementara Papanya, duduk menunduk dengan tangan meremas ujung baju. Jujur saja, Chimon menahan gemas kepada Papanya yang tampak seperti anak 12 tahun. Tak pernah ia melihat sisi Gun, Papanya yang ini.
Chimon menghela napas. Entah sudah menit keberapa mereka hanh diam seperti ini. Jangan lupakan Off dan Gun yang masih dalam posisi sama.
" jadi mau ngomong apa Pi, Pa? " tanya Chimon yang mulai habis kesabaran. Gun yang menyadari kesabaran Chimon menipis mengangkat kepalanya. Chimon tertegun sesaat. Begitu imut dan menggemaskan.
" jadi gini Mon... Perkara keputusan kita beberapa hari yang lalu, kita tarik boleh " ujar Off.
" keputusan? Beberapa hari yang lalu? Keputusan apa sih Pi, Chimon nggak paham nih. To The Point bisa? "
Gun cemberut. Dia melirik kesal Off, bukan karna Off bertele-tele atau karna Chimon yang terkesan ketus. Tapi karna sifat Off dan Chimon hang hampir sama, tidak suka basa basi, menyusahkan mereka untuk mengulur waktu.
" Papi Papa nggak jadi cerai Chimon. Heran Papa tuh, Papi ngomong gitu aja nggak bisa " ujar Gun akhirnya. Chimon mengerutkan alisnya heran.
" Jangan main main sama keputusan Pa, Pi. Nggak baik "
" kali ini kita serius Mon. Papi Papa nggak jadi cerai, Papi Papa sadar kalo kita masih saling mencintai. Keputusan yang kita ambil kemarin salah, Papi sadar kalau keputusan itu Papi ambil karna amarah sesaat. Dan sekarang, setelah Papi udah nggak emosi lagi, Papi sadar kalau papi masih butuh Papa, masih butuh Chimon buat jadi pelengkap hidub Papi " jelas Off panjang.
Chimon menghela napas panjang. Ia bahagia tentu saja, hal itu tampak dari sinar mata Chimon juga senyum tipis yang ia sunghinhkan. Benar benar Off Adikari muda.
" ya mau gimana lagi, keputusan itu kalian yang ambil, kalian yang rasain, kalian juga yang jalanin "
" kamu nggak marah? " tanya Gun takut. Chimon sedikit mengerutkan alisnya.
" buat apa marah? Sejak awal Chimon udah bilang, ambil keputusan yang buat kalian bahagia, bukan buat Chimon atau yang lain. Tapi buat diri sendiri. Kalo emang itu yang kalian pilih, ya Chimon sebagai anak cuma bisa nurut aja " jawab Chimon santai. Berjalan kedapur untuk mengambil air dingin yang ada di kulkas. Off Gun malah yang melongo dengan santainya sikap Chimon.
" kamu kok sesantai itu sih? " tanya Gun kesal. Chimon terdiam sambil tersenyum kecil. Meminum minuman yang telah ia ambil hingga habis lalu membuang botolnya ke tempat sampah.
" ya Chimon harus gimana? Harus teriak teriak satu kampung? Atau malah satu negara? Nggak malu apa? "
" ya paling nggak kaget lah! Lha ini biasa aja "
" Chimon bukan tipe orang yang berlebihan Pa, kalo kalian seneng ya Chimon seneng. Kalo kalian sedih ya Chimon juga ikut sedih. Sesimpel itu pikiran Chimon Pa " ujarnya sambil mengambil mochi strawberry dari kulkas dan memakannya. Off Gun hanya bisa tersenyum melihat sikap santai Chimon.
" Off anak kamu tuh, jiplakan kami banget emang "
" namanya juga anak, ya miriplah " jawab Off.
Dari dapur, Chimon melihat mereka dengan tatapan lega. Chimon tau ini keputusan akhir mereka.
Chimon terbaring dikamarnya dengan senyuman yang tak pernah lepas dari wajahnya. Lega rasanya melihat semua kini baik baik saja. Off Gun yang telah membuat keputusan akhir, hingga Nanon yang kini berbalik berjuang demi dirinya. Ia bahagia, sangat.
.
.
.
Kini sudah pukul 8, semua sudah kumpul di sebuah khas Ramen. Mereka duduk disebuah meja bundar besar. Restoran itu tidak hanya menyajikan Ramen, namun juga banyak makanan Jepang lainnya, meskipun Ramen tetab dominan dalam restoran itu. Makanan yang mereka pesan telah tiba. mereka pun memakannya dengan tenang.
Setelah, makan barurah acara mereka yang sebenarnya. Mereka memesan banyak makanan ringan dan juga beberapa minuman lagi. Nanon juga meminta sebuah botol kosong. Mereka berencana akan bermain truth or dare.
Tangan Nanon bergerak memutar botol itu. Korban pertama adalah Drake.
" truth or dare " tanya Frank.
" dare "
Terlihat seringaian dari wajah Ohm. Seketika perasaan Drake menjadi tidak tenang setelahnya. Di barengi dengan tatapan tajam Frank hang sudah hapal ktak kotor Ohm. Sementara Nanon, Chimon dan First hanya menggelengkan kepala mereka.
" dare kan? Cium Frank sampe Frank sesek bisa kali " titah Ohm yang langsung mendapat pelototan maut dari Frank. Drake menatab Frank memelas.
" kalo nggak bisa Frank, Lo bisa Lo pilih orang acak. Pilih mana? " tambah Ohm yang kali tidak hanya mendapatkan tatapan maun dari Frank tapi juga pukulan tangan First.
" oke, Drake kiss me " ujar Frank pasrah.
" kamu serius? " tanya Drake kaget. Drake tau Frank itu bukan tipe orang hang ngumbar kemesraan didepan umum.
" ya daripada Lo ciuman sama orang lain " ketus Frank.
" ohh jealous ceritanya " ejek Ohm.
" oke " kata Drake akhirnya. Drake mendekatkan badanya ke badan Frank. Perlahan Drake memegang tengkuk Frank danh mengarahkannya ke wajahnya. Frank memejamkan mata ketika wajahnya tinggal sesenti lagi menyentuh wajah Drake. Drake tersenyum tipis ketika melihat wajah manja Frank. Perlahan tapi pasti, Drake mencium lembut bibir Frank. Drake sedikit menggigit bibir bawah Frank, menghasilkan lenguhan kecil keluar dari mulut Frank. Drake memperdalam ciumannya. Frank meremas kecil lengan Drake. Menit berikutnya Frank memukul pelan dada Drake tanda bahwa ia kehabisan nafas. Drake yang peka langsung melepas ciuman mereka. Menatab wajah indah Frank hang sedang mengambil nafas banyak banyak.
" oke finish " ujar Frank setelah berhasil mengatur napas.
Botol kembali berputar. Kali ini berhenti pada Ohm.
" truth or dare "
" truth "
" Cemen Lo cupu " ejek Nanon.
" Lo milih turth kan? Mau cari aman, fine. Kalo gue hanya sebesar apa rasa Lo sama First. Jangan jangan Lo cuma main main sama First lagi " ucab Frank licik.
Semuanya terdiam mendengar pertanyaan Frank. First menunduk, Chimon melihat khawatir pada First, dan Ohm yang malah menyeringai.
" sayangnya, Lo nggak perlu nanya sebesar apa rasa gue sama First Frank. Liat aja besok apa yang bakal gue lakuin kedia. Gue jamin besok pertanyaan Lo pasti bakal kejawab " smirk Ohm.
" emang ada apa besok? " tanya Drake curiga.
Ohm tersenyum miring, menatab lurus Drake.
" liat aja besok "
First mengangkat wajahnya, melihat Ohm dengan tatapan bertanya. Ada sesuatu dipikirannya yang membuat jantungnya berdebar keras.
Botol kembali diputar untuk ketiga kalinya. Kali ini ujung botol itu berhetiy didepan Nanon.
" truth or dare "
" dare "
" buktiin kalo Lo cinta sama Chimon " titah Frank.
Nanon mengerutkan alisnya bingung. Bukti apa? Apa yang harus ia lakukan memang.
" kok diem? Lo nggak bisa buktiin atau gimana? " tanya Drake.
" atau emang Lo cuma kasihan sama Chimon ya " tuduh Frist. Mendengar kata kata First barusan, Nanon melotot. Sementara Chimon malah menyandarkan dirinya di sandaran kursi.
" wah parah lu Non " kompor Ohm.
" kompor Lo semua!!! " ujar Nanon kesal.
" ya makanya buktiin, jangan cuma omong doang dong " kata Frank.
" nggak juga nggak papa kok " kata Chimon yang mendapat tatapan heran dadi Drake, Frank, Ohm dan Frist. Chimon hanya diam menatab mereka.
" oke gue buktiin " kata Nanon mantab. Ia lantas berdiri dan mengambil nafas banyak banyak. Chimon meringis melihat Nanon. Menutub muaknua dengan satu tangan.
" CHIMON I LOVE U " teriak Nanon yang langsung mendapat perhatian penuh dari pengunjung lain, bahkan para karyawan juga melihat Nanon kaget. Semua orang yang ada di meja Nanon lantas tersenyum tipis menahan malu. Mereka juga terkejut dengan ketololan seorang Nanon.
" gue bilang juga apa? Jangan! Bikin malu kan yang ada!! " sinis Chimon.
" Nanon antara bucin sama bego plus tolol itu nggak ada bedanya!!! " umpat First.
" ya kan kalian yang nyuruh buat buktiin, gimanasih!! "
" ya tapi nggak kaya gitu caranya somplakkk!! " kesal Ohm.
" mana diliatin satu resto pula. bener bener bego!! " sungut Drake.
" bikin malu lu setan!!! " cibir Frank.
Nanon hanya meringis kemudian mendapat umpatan kesal sahabat sahabatnya. Dan menjadi tersenyum tipis melihat wajah Chimon yang sudah memerah malu plus salting.
Permainan itu kembali mulai. Mereka bergiliran melakukan tantangan dan menawab pertanyaan. Hingga tak terasa malam telah larut dan mereka memutuskan untuk pulang.
Tbc
Chapter Chapter menuju And.
Jangan lupa Vote And komen yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Teen Fiction" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...
