Dua hari berlalu, kini Chimon dan yang lain fokus untuk ujian Nasional, yang tinggal menghitung hari. Jangan tanya kenapa mereka tak belajar dan malah sibuk liburan atau santai. Mereka belajar, dengan secukupnya. Mereka tau kapan waktu belajar, istirahat dan santai. Seperti sekarang, Mereka sedang di perpus belajar bersama. Drake yang mengajari Drake rumus matematika, Nanon Ohm yang sedang melihat video pembelajaran, dan Chimon dan First yang sedang membaca buku.
Nanon masih sibuk melihat video pembelajaran, sementara Ohm sudah mulai mengerjakan soal serupa.
" Ohm Lo ngerti ini nggak? " tanya Nanon.
" ngerti, ini gue mau ngerjain. Kenapa Lo nggak paham? "
Nanon mengangguk pasrah, mukanya sungguh sungguh kusut.
" payah " cibir First.
" emangnya Lo bisa? " ketus Nanon. First hanya menghela napas lelah, lalu melempar buku ke depan Nanon. Memperlihatkan puluhan soal serupa dengan milik Nanon, yang dijawab benar. Bisa dipastikan bahwa First sangat memahami materi ini.
" ya Lo kan emang pinter " timpal Nanon.
" punten " ketus Drake tiba tiba. Ia tersinggung dengan kata Nanon barusan, ia juga sebelas dua belas dengan Nanon.
" kalian sama sama goblok gak usah berdebat! Gue mau fokus baca buku aja susah gara gara kalian ngoceh dari tadi! " sentak Chimon yang mampu membuat mereka diam. Suara Chimon memang pelan, tapi justru itu yang membuat mereka terdiam. Chimon dengan suara rendah dan mata yang menajam bukanlah kombinasi yang baik.
First berkali kali menghela napas dalam diam. Matanya masih fokus dengan bukunya, hanya saja ia tak bisa tenang karna pikiran buruk tentang Ohm dan Nanon. Begitupun juga dengan Chimon, ia yang sudah mulai mengerjakan soal kesal sendiri karna tak bisa fokus hanya dengan satu soal saja.
" kalian kenapasih? Ada masalah? Kusut amat tu muka " tanya Frank.
" bukan urusan Lo! " timpal First.
" kalian bener bener kacau ya pikirannya? Frank tanya baik baik loh ini? " tanya Drake. Ia tau ada yang salah dengan dua sahabatnya ini.
" nggak usah pikirin kita, pikirin aja nih soal soal Lo " timpal Chimon.
" Lo kenapa? " tanya Nanon pada Chimon. Chimon menatab mata Nanon sesaat.
" urusin aja hidub Lo sendiri, jangan mikirin orang lain mulu " timpal Chimon kembali berusaha fokus dengan soal didepannya. Tiba tiba First berdiri dan langsung pergi tanpa pamit. Ohm bersiap untuk mengejar First. Tapi Chimon menahan tangan Ohm tanpa berbalik badan dan mengeluarkan kata yang menohok bagi Ohm.
" kalo Lo ngejar dia cuma buat nyakitin dia untuk yang kesekian kali mending nggak usah Ohm. Mau berapa kali lagi Lo nyakitin dia? Lo bilang nggak suka, tapi tingkah lo seakan ngasih harapan ke dia. Sadar apa yang Lo lakuin akan terus nyakitin dia! Berhenti sampe disini kalo Lo nggak mau buat First lebih sakit lagi " kata Chimon panjang lebar.
" Mon.... "
" berlaku sesuai porsi Ohm. Lo cuma sahabatnya, maka berlaku sebagai sahabat. Jangan berlebihan! Lo gak tau seberapa sakit mencintai orang lain yang nggak bisa Lo miliki! Lo nggak tau seberapa sakit cinta sama orang lebih dari satu tahun tapi sama sekali nggak pernah punya harapan bisa bersatu! " kata Chimon datar. Ia tau, dirinya dan First susah dalam titik terakhir batas harapan.
Malam hari, Chimon memilih untuk berdiam diri dikamar. Sekali lagi, satu pikiran menyeruak masuk ke benaknya. Sudah hampir dua minggu sejak sidang hukuman Oab dan Mook. Artinya waktu Off Gun untuk memberi jawaban keputusan mereka juga telah terlewat jauh. Sekali lagi, pikiran buruk merusak suasana hatinya. Ia takut Off Gun memang sudah tak bisa bersama karna cinta yang sama sama memudar. Apalagi, sejak dari pantai, Off Gun kembali sibuk dengan pekerjaan dan kembali jarang memiliki waktu satu sama lain. Bagi Chimon, hal ini sudah cukub mewakili jawaban keputusan mereka. Bahwa mereka, Off dan Gun, memang tidak dapat kembali bersatu.
Berbeda dengan Chimon, First memilih untuk tidur diruamah Frank. Menghindari Ohm yang sejak siang pulang sekolah berada dirumahnya. Berdalih ingin kerumah nenek, tapi malah kabur kerumah Frank untuk mengungsi. Sampai di sana First langsung tidur di ranjang Frank dan tak bangun lagi hingga malam kian melarut.
.
.
.
Pagi telah tiba, semua orang mauki sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Termasuk dirumah Chimon, Off sibuk memanaskan mesin mobil, dan Gun yang sibuk bersiap siap kerja. Chimon hanya menghela nafas pasrah. Sambil menunggu Off Gun pergi, Chimon lebih baik diam sambil menunggu dikamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Feeling ~Namon~
Teen Fiction" terima kasih telah berada dihidubku, terimakasih sudah menemaniku disaat hari hari kelamku, terimakasih telah menjadi sandaranku disaat aku membutuhkan seseorang di sisiku. tapi bolehkah aku berharap lebih darimu, untuk terus ada di sisiku, untuk...
