35. Pantai Dan Kita

310 40 6
                                    

Semua orang sibuk dengan kegiatannya masing masing. Off, Gun, Tay dan New sedang sibuk bermain air bak anak kecil baru diberi mainan. Mereka tampak bahagia, akhirnya setelah lama bekerja mereka ada waktu untuk refreshing. Melepas penat bersama teman adalah hal yang menyenangkan bagi mereka.

Juga Pluem yang membawa Janhae pergi berjalan di sekitar pantai. Membiarkan kaki telanjang mereka basah oleh air asin yang datang silih berganti.

Berbeda dengan yang lain, Chimon, First, Nanon, dan Ohm sibuk dengan keterdiaman mereka sendiri. Di sisi kanan depan, ada Nanon Ohm yang tiduran di pantai, membiarkan pasir mengotori baju mereka dan air garam yang membasahi tubuh mereka. Sesekali mereka terbangun ketika ombak sedikit tinggi datang. Sementara Chimon dan First duduk di sisi belakang kiri. Duduk dalam diam mengamati sekitarnya. Tidak membiarkan tubuh mereka basah oleh air pantai. Mereka tidak ingin repot mengganti baju.

Pantai merupakan tempat yang indah dan tepat untuk merenung. Merenungkan segala apa yang dipikirkan, segala yang membebani peraaaan, mengganggu pikiran jernih.  Sama seperti Nanon dan Ohm yang membicarakan tentang diri mereka sendiri.
" ada yang mau gue omongin sama Ohm " ujar Nanon.
" gue juga " timpal Ohm.
" gue tau Lo pernah suka sama gue Ohm. Gue juga sadar Chimon juga suka sama gue. Maaf kami selama ini gue nyakitin Lo. Gue bener bener gak ada maksud sama sekali buat nyakitin sahabat gue Ohm. Awalanya gue mikir kalo gue merespon kalian, kalian bakal mundur. Tapi ternyata gak semudah itu Ohm, kalian niat awal gue pengen jaga perasaan kalian malah nyakitin kalian "
" nggak papa kali Non, gue paham kok. Harusnya gue yang minta maaf karena gue yang egois. Sejak awal harusnya gue sadar kalo gue cuma terobsesi sama Lo. Lo tau, gue sadar sama perasaan gue sendiri kemarin. Gue sadar gue suka First. Dan gue terlalu nyakitin dia, nyakitin orang yang gue cinta tapi gue gak sadar "
Mereka terdiam beberapa saat setelah selesai berbicara. Ada kelegaan dihati mereka karna bisa jujur tentang perasaan mereka. Bukan hal yang mudah saat mereka masih tidak mengerti perasaan mereka. Mereka perlu mengubah otak untuk menyadari apa yang sebenarnya mereka rasakan.

Ohm menghela napas lega, diikuti Nanon lalu mereka tertawa bersama. Mereka tertawa, menertawai kebodohan mereka.
" terus sekarang Lo sama Chimon gimana? "
" nggak ada kemajuan Ohm. Gue gak tau harus gimana, gue ngrasa usah nyakitin dia terlalu banyak gue gak punya nyali buag bilang sama dia kalo gue cinta " jujur Nanon.
" ehm, gue paham, gua juga ngrasain hal yang sama " kata Ohm.
" jadian aja lah hayuk. Sama sama bingung gini anjir " kata Nanon santai. Kata katanya mendapatkan tampolan sayang dari Ohm.
" jangan gila Non! "
" becanda kali Ohm " kata Nanon sambil tersenyum manis. Entah apa yang lucu untuk mereka tertawakan, tapi mereka tetab tertawa kencang mengabaikan orang lain yang menatab mereka seperti orang gila.

Dari sekian tatapan aneh yang orang berikan pada Nanon Ohm, dua orang lain menatab mereka dengan pandangan luka. Melihat orang yang selama ini kalian cinta tertawa bersama orang lain, bagaimana perasaanmu? Sakit, kecewa, kesal? Itulah yang Chimon First rasakan. Perasaan yang tak pernah terbalas.
" mereka bahagia banget, mereka ngomongin apa? " lirih First.
" nggak usah kepo First. Kadang diem lebih baik dari pada nanya rapi malah bikin sakit "
" bener juga Lo, diem ajalah gue " timpal First.

Andai Nanon Ohm tau, jika Chimon dan First sudah ada di ujung batas bertahan. Sekali lagi mereka terjatuh, maka akan dipastikan bahwa mereka akan pergi dan mungkin, tak akan kembali.

Matahari telah berganti menjadi bulan. Siang berganti malam, panas berganti dingin. Namun satu hal yang tak pernah berganti. Sakit, sakit itu tak akan pernah berganti. Rasa yang jelas ada namun tak terlihat, Chimon dan Frist benar benar menyembunyikan sakit yang mereka rasa. Sejak siang, sejak awal mereka sampai ditempat ini mereka slalu berdua. Entah apa yang terjadi pada mereka. Hal itu biasa saja bagi Off, Gun, Tay, dan New. Tapi bukan hal yang biasa bagi Chimon dan First. Dengan apik, mereka menyembunyikan kesal, sakit, kecewa dan perih. Ingin pergi namun tertahan oleh pertanyaan "kenapa" adalah hal yang sangat mereka benci. Mereka tak pintar mencari alasan hingga secara terpaksa melihat kedekatan Nanon dan Ohm.

Off memiliki sebuah Villa yang dekat dengan area pantai itu. Jadi mereka tak perlu menyewa villa lagi untuk berisitirahat setelah lelah bermain di pantai. Kimi semua ada di Viila itu. Sibuk berisitirahat karna terlalu lelah. Chimon pun juga berisitirahat. Ia hanya lelah dengan perasaanya, ia yang ingin menyerah namun juga gak ingin kehilangan Nanon membuatnya frustasi. Ia menghela napas berkali kali, pandanganya pun tak fokus, berkali kali pula ia mengacak rambutnya kasar hingga berantakan.

Chimon mendapat bagian kamar dengan Nanon. Ia senang, rapi juga sedih. Teringat lagi kata "cuma sahabat" dari mulut Nanon. Ia tersenyum tipis.
" sesusah itu ya Non ngubah status 'cuma sahabat' jadi pacar  " lirih Chimon.
" apa gue yang salah karna udah jatuh cinta sama Lo? "
" gue gapaham Non. Tolong bantu gue Non "
Chimon terus bermonolog sendiri. Ia memandang sinis bayangan dirinya yang terpantul dari cermin. Jika ia bisa ia ingin menghancurkan cermin itu. Lihatlah bayangan yang cermin itu pantulkan. Bayangan yang terlihat berantakan. Rambut berantakan, mata satu, dan muka pucat. Nanon, sebesar itukah pengaruh Nanon Setian Januarta untuk seorang Chimon Narendra Adikari? Jawabannya iya, hanya seorang Nanon yang mampu meluluhkan hati si manis yang dingin itu. Sejak kematian Wave, hati Chimon terasa seperti batu. Tidak ada rasa apapun, namun sejak ia bersama Nanon, dia bisa merasakan semuanya lagi, rasa bahagia, rasa tenang, rasa nyaman, dan segala rasa yang pernah hilang atau mungkin tidak pernah ada.

First sudah tertidur saat masuk kekamar mereka. Jika Nanon mendapatkan kamar bersama Chimon maka Ohm bersama First. Ohm menghampiri First yang tidur dengan damai. Ohm tersenyum tipis melihat muka First yang tampak manis dan tampan salam satu waktu. Ohm kemudian mendekatkan kepalanya ke dekat telinga First dan berbisik.
" maafin gue yang terlalu nyakitin Lo First, gue janji habis ini Lo nggak akan nyakitin Lo lagi " bisik Ohm pada First yang masih memejamkan mata erat.

Ohm pergi kekamar mandi setelah berbisik di telinga Ohm. Meninggalkan First yang menggeliat mendengar bisikan seseorang.
" Ohm, dia usah balik kekamar? " lirih First yang baru saja terbangun karena bisikan Ohm. First yang mendengar suara gemercik air dikamar mandi hanya menghela napas kemudian kembali berbaring. Memainkan hpnya sembari menunggu Ohm keluar. Tak lama setelahnya Ohm keluar. First hanya mendiamkannya karna sibuk men-scrol ig. Hingga Ohm berbaring di samping First. Menghadapkan badanya ke arah First yang tersenyum saat melihat cuplikan dari series bl The Shiper.
" kok kebangun? " tanya Ohm.
" gara gara Lo nih anj "
" lah kok "
" Lo tadi ngapain pake bisik bisik segala? Udah tau orang lagi tidur, ngapain Lo kaya gitu coba "
Ohm mengerutkan keningnya.
" Lo denger apa yang gue bisikin? "
" ya nggaklah bego! Orang lagi tidur juga " ketus First.
" kok marah? " hanya Ohm tersenyum tipis. First yang kesal hanya membanting hpnya di kasur, dan menatab Ohm kesal.
" Ohm Lo tau kalo gue nggak bisa tidur lagi kalo kebangun kaya gini!! " kesal First sedangkan Ohm tertawa pelan. Membuat First semakin kesal dan membuatnya semakin marah. Ia kemudian malah beringsut ke kasur, menyembunyikan tubuhnya salam selimut dan mencoba tertidur.
" iya iya maaf, sinian tidurnya biar nyaman " tarik Ohm ke tangan First.
" nggak ngaruh ya Sat!! "
" ngaruh, sini "
First kemudian hanya menurut saja. Ia mendekat ke Ohm namun masih membelakanginya. Tangan Ohm tergerak mengelus pelan kepala First agar First nyaman dengan tidurnya. Diam diam First tersenyum dengan perlakuan Ohm. Ia tersenyum hingga ia merasa ngantuk lalu kembali tertidur. Ohm yang menyadari First sudah tertidur hanya pun menghentikan aktivitasnya dan maju agar bisa memeluk First.

Matahari masih malu malu untuk menunukan wujudnya, sementara bulan masih tersenyum menunjukan sinarnya. Mata Chimon masih terpejam dengan erat. Ia bahkan merapatkan selimut pada tubuhnya karna hawa dingin alami dari angin pantai. Nanon yang terganggu dengan segala pergerakan Chimon pun membuka mata perlahan dan menoleh ke Chimon yang terus bergerak mencari kehangatan. Selimut tebal itu tak mampu menahan dinginya angin yang masuk melalui jendela yang entah sejak kapan terbuka. Chimon yang terus kedinginan tanpa sadar merapatkan dirinya pada Nanon. Menempelkan kepalanya di dada Nanon mencari kehangatan. Membuat Nanon terkekeh kecil dan memeluk Chimon, memberinya kehangatan agar tidurnya nyenyak.
" happy sweet dream, dear " bisik Nanon, yang tentu tidak didengar oleh Chimon.

Tbc...

Chapter menjelang konflik, sengaja aku nggak mau kasih konflik berat di Story ini, karna jujur aku nggak bisa ngebuat konflik yang terlalu bertele-tele dan ujung ujungnya malah jadi ngebosenin. Jadi jangan lupa buat komen sama Vote ya.... Oke bye bye

Wrong Feeling ~Namon~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang