21. Beban Perasaan

288 43 7
                                        


Chimon berdiam diri jauh dari pinggir pantai. Ia tidak suka keramaian, tidak suka kebisingan. Teman temanya lebih memilih untuk bermain air di tengah pusat keramaian pantai itu, dan Chimon tidak suka itu. Jadi ia lebih memilih duduk diam jauh dari pinggir pantai, melihat mereka dari jauh, melihat bagaiaman Ohm terus menggoda Nanon dan Nanon yang terus tertawa bersama Ohm. Jika ia boleh berteriak, maka ia akan berteriak jika Nanon hanya miliknya, ia akan berteriak jika ia sakit melihat Ohm dan Nanon sedekat itu. Tapi siapa dirinya? Hanya sahabat tidak lebih. Dia tak punya hak untuk berteriak seperti itu. Ia menunduk, tersenyum tipis.

Berbeda dengan yang lain, hampir sama dengan Chimon. First duduk di tepi pantai. Memboarkan dirinya basah oleh air laut yang terus mendebur pantai. Menoleh kekanan, melihat Ohm dan Nanon bag sepasang kekasih yang berlarian di pantai, sakit menyerang hatinya. Menoleh ke kiri, melihat Drake yang membuat Frank nyaman dalam rangkulan. First tersenyum sinis. Sedari awal ia tau jika tak akan mudah mencintai seorang egois seperti Ohm Zibrano. Tapi bodohnya, ia tak pernah menepis perasaan itu dan membiarkannya terus tumbuh dengan buah sakit yang ia terima.

Chimon jengah, ia mengeluarkan hpnya mencari nama seseorang dan mengetik pesan. Namun sudah 20 menit berlalu, ia tak mendapat jawaban. Ia mengetik pesan lagi. Ia kemudian membawa kakinya ke arah jauh dari sana. Berjalan, mengabaikan tatapan orang yang melihatnya. Chimon menangis dalam diam, air matanya jatuh dengan deras. Ia tau harusnya ia bahagia. Namun ia tak bisa bohong jika ja takut. Takut akan keputusan Off dan Gun nantinya, takut jika mereka tidak bisa lagi bersama, takut cinta mereka memudar setelah semua yang terjadi, takut mereka bertahan hanya karna dirinya, takut jika ia akan tumbuh dengan orang tua yang tak lagi sejalan. Takut jika dia harus melepaskan Nanon, takut kehilangan semua perhatian Nanon, takut jauh dari Nanon, takut Nanon sibuk dengan Ohm, takut Nanon melupakanya. Terlalu banyak ketakutan yang ada dalam hatinya.

Sementara First menyadari jika Chimon tidak ada. Ia mulai mencari sosok Chimon tapi tak menemukannya, ia akan mengatakan hal itu pada sahabat sahabatnya. Namun melihat tawa mereka, First mengurungkan niatnya. Ia berjalan mencari Chimon sendiri.

Chimon berhenti berjalan, hatinya lebih tenang. Ia ada diujung pantai sekarang. Tempat paling sepi. Ia duduk di pinggir laut. Menatab deburan ombak yang kian kencang. Cipratan air laut bahkan mengenai dirinya dan Chimon tidak peduli. Chimon duduk, memeluk lututnya, menyembunyikan wajahnya disana. Ia menangis tanpa suara. Hingga tiba tiba seseorang menepuk pundaknya. Dengan enggan ia mendongak dan menemukan First tersenyum padanya. First ikut duduk di samping Chimon.
" kenapa? Kok malah milih sendiri? Padahal yang lain lagi main. Lo harusnya udah bahagia kan? Pelaku pembunuh Wave udah ketemu, orangtua Lo juga lagi buat keputusan kan? " tanya First.
" jangan suka ngomongin diri sendiri First " timpal Chimon. First mengerutkan keningnya.
" maksud Lo? "
" jangan kira gue gak tau kalo dari tadi Lo duduk sendiri ngeliatin Ohm Nanon. Lo sakit kan ngeliat mereka? " ucab Chimon.
" sama kan kaya apa yang Lo rasain? " tanya First, Chimon mengangguk. Ia menyenderkan kepalanya si bahu First. Mata mereka menatab ombak yang tak pernah berhenti bergerak.
" gue pengen jadi ombak. Bergerak tanpa beban, dan maju tanpa ragu. Gue pengen kaya pantai yang sabar nerima deburan ombak tanpa rasa sakit " ucab First
" Lo mau nyerah? " tanya Chimon tepat sasaran. Ia tau kemana arah dialog ini.
" gue ragu Mon, gue gak mau lepasin Ohm, tapi gue juga mau dia bahagia "
" gue juga, susah lepasin Nanon, rapi kalo itu bisa buat dia bahagia, gue gak bisa apa apa "
Kini mereka terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
" kalo kita nyerah sekarang, menurut Lo gimana? " tanya First tiba tiba.
" berat resikonya. Kita nggak tau apa pilihan mereka. Kalk mereka nggak saling pilih gimana? "
" dan bertahan sama rasa sakit? " lirih First, Chimon mengangguk.
" Lo tau kenapa gue suka menyendiri? Gue gak suka ramai karna ala? Lo tau? "
" kenapa? "
" karna saat gue sendiri, gue bisa teriak sekeras apa yang gue bisa. Saat gue ada ditempat sepi gue bisa nangis sekenceng kencengnya. Lepasin semua beban gue, dan ngrasa bebas untuk sementara waktu. Ketika Lo asa masalah dan Lo gak bisa mikir jernih buat masalah itu, Lo harus teriak sekenceng yang Lo mampu. Menurut gue dengan hal itu, gue bisa lepas dari beban gue meski cuma sementara " Jawab Chimon. First menatab Chimon dalam diam. Ia paham dengan apa yang dikatakan Chimon. Ia kemudian berdiri menarik tangan Chimon. Chimon hanya mengerutkan alis bingung.
" seperti apa Lo bilang, kalo teriak bisa lepasin semua beban kita. Gue pengen kita teriak bareng bareng. Lepasin beban kita sama sama " ajak First, Chimon tersenyum manis dan mengangguk. Chimon dan First akhirnya teriak bersama. Mereka berteriak dengan semua tenaga yang mereka punya. First tersenyum lega saat ia selesai berteriak.
" Lo bener, dengan teriak gue bisa ngrasa bebas " kata First sambil mengatur nafas karna lelah berteriak. Chimon hanya mengangguk dan tersenyum. Mereka kemudian duduk lagi. Melihat matahari yang sebentar lagi akan terbenam.

Di tempat lain, Nanon dan Ohm sedang panik mencari Chimon dan Frist. Sementara Drake dan Frank hanya diam santai.
" Drake Frank jangan diem aja dong! Bantuin kita cari First sama Chimon dong ah!!! " sentak Ohm. Ohm dan Nanon sedari tadi panik mencari Chimon First.
" iya, kalian ini sahabat bukan sih! " timpal Nanon. Sementara Drake dan Frank hanya menghela napas.
" salah kalian sendiri hang telelu sibuk sama kesenangan kalian sendiri Sampek lupa kalo kalian masih punya orang yang harus kalian jaga! Kenapa jadi nyalahin gue sama Drake!! " sanggah Frank tak terima disalahkan.
" ya seenggaknya kalian ikut cari kek! Bukan malah diem aja!! " timpal Nanon lagi.
" yang dari awal janji mau jagain Chimon First siapa?! Kalian kan?! Makanya punya janji tuh diinget!! Kalo udah kaya gini emosi yang dipake!! Otaknya kosong!! " sarkas Frank. Memang sebelum mereka pergi, mereka sempat izin dengan Off dan Gun. Off dan Gun mewanti wanti untuk menjaga kelompok uke. Drake berjanji jika ia akan menjaga Frank, Ohm berjanji jika ia akan menjaga First dan Nanon janji jika ia akan menjaga Chimon. Tapi karna kalalaian Nanon Ohm, Chimon First entah kemana sekarang. Frank yang jengah dengan kelakuan dua sahabat memilih untuk pergi menemui Chimon First.
" mau kemana kalian?! " tanya Ohm setengah berteriak karna posisi Drake dan Frank yang sudah sedikit jauh.
" nemuin Chimon First " jawab Drake.
" emang kalian tau merek dimana? " tanya Nanon. Nanon dan Ohm bahkan berlari untuk menyusul Drake dan Frank.
" kan gue udah bilang! Punya otak tuh dipake! Jangan cuam jadiin pelengkap organ doang! Coba cek hp Lo berdua!! HP tuh dipake juga, jangan jadiin hiasan!! " sarkasnya lagi, sepertinya ia benar-benar jengah dengan ketolololan dua sahabatnya. Ia melanjutkan jalanya bersama Drake yang sedang menahan tawa melihat ekspresi khawatir, bingung dan marah yang menjadi satu di wajah dua sahabatnya. Dan benar saja, teriakan lega keluar dari mulut mereka saat melihat pesan dari Chimon dan First di HP masing-masing.

Melihat matahari terbenam di pantai adalah keinginan setiap orang. Termasuk Chimon dan First. Mereka duduk berdua di tepi pantai, menikmati malam yang hampir tiba. Namun kedatangan empat orang lain megusik ketenangan mereka.
" kalo mau pergi tu bilang. Jangan asal ngilang aja. Bikin orang khawatir aja " kata Nanon.
" gue udah bilang. Lo nya aja yang nggak ngecek HP! " ketus Chimon.
" ya maaf " lirih Nanon.
" makanya punya hp tuh dipake jangan cuma buat gegayaan doang! " sinis First. Drake dan Frank menahan tawanya melihat ekspresi Ohm dan Nanon yang menurut mereka lucu.
" di chat dari tadi gak dijawab! Jangankan dijawab, dibaca aja nggak! Udah gitu nyalahin lagi! Aneh! Mana ganggu orang lagi liat senja lagi!! " sarkas Chimon.
" makanya punya otak tuh dipake! Jangan buat pajangan! " sarkas First.
Pada akhirnya Drake dan First tak mampu menahan tawanya lagi. Mereka tertawa terbahak bahak melihat respon Nanon dan Ohm yang benar benar lucu.

Tbc...

Maaf kalo nggak nyambung yak, lagi ngelag ni otak😭😭😭 Hari ini rapotan cuyyyy, pusing ni otak😭😭😭sadar diri nggak pernah ngerjain tugas selama semester 1😭😭😭 nilai pasti jelek banget dan konsekuensinya pasti HP disita bahkan bisa aja dibanting😭😭😭😭😭😭😭😭

Wrong Feeling ~Namon~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang