Seorang lelaki berdecak kesal menatap gerbang yang menjulang tinggi itu sudah tertutup rapat.
Ia akhirnya membelokkan motornya ke warung yang ada di belakang sekolah, kaki nya mulai memanjat dinding gerbang belakang sekolah dimana pintu itu biasa digunakan oleh para anak anak bandel untuk membolos.
Setelah mendarat sempurna ia berjalan menuju kelasnya, saat sedang berjalan dengan mata yang menelisik ke kanan dan kiri tiba tiba saja pundaknya ditepuk dari belakang.
Ia menarik nafasnya, tubuhnya seketika menegang. Rupanya keberuntungan tak berpihak padanya, ia bisa habis.
"Kamu kok baru berangkat?"
Mendengar suara polos dari gadis dibelakangnya, Erlan menghembuskan nafas lega. Ternyata yang menepuk pundaknya bukanlah guru namun hanya seorang gadis bernama Zara.
"Kamu telat ya?"tanya Zara.
"Menurut lo?"
"Iya sih, yaudah ayo aku anterin ke kelas kamu."Zara menarik tangan Erlan tanpa perizinan lelaki itu.
Perlahan Erlan melepaskan genggaman tangan Zara."Ngapain sih lo, udah gak perlu, gue bisa sendiri."
"Ya gak papa kan aku sekalian mau ke lapangan olahraga, tadi aku barusan dari kamar mandi."kekeh Zara.
"Gak tanya."
"Yaudah ayo ke kelas kamu."
"Gak usah."tolak Erlan.
"Ya tapi kan aku pengen ngan--"
"Erlan, Zara, kenapa kalian berkeliaran di jam pelajaran?!"sahut seseorang dari belakang mereka.
"Mampus."
"Saya habis dari kamar mandi ini mau jalan ke lapangan bu, saya waktunya olahraga."jawab Zara.
"Trus kamu Erlan?"
"Dia baru aja dateng bu, ini mau saya anter ke kelas."jawab Zara dengan polos.
Erlan rasanya ingin menelan hidup hidup gadis yang ada disampingnya itu. Kepolosannya membuat dirinya masuk kadang singa.
"Oh kamu telat Erlan? Hormat bendera sana selama satu jam pelajaran."
Zara yang tersadar langsung menatap Erlan dengan perasaan bersalah.
"Aku salah ya?"
Erlan tidak menjawab, ia hanya menatap Zara dengan datar. Zara pun memegang tangan gurunya, menatap gurunya dengan penuh harap.
"Bu bu, Erlan biar masuk kelas aja hukumannya buat saya aja gimana? Soalnya tadi ceritanya Erlan bantuin saya dulu bu, dia saya suruh ambil motor saya dulu trus saya suruh bawa ke bengkel makannya dia telat."
"Yaudah kalian berdua di hukum."
"Loh bu, kok jadi berdua sih?"protes Zara, Erlan hanya terdiam padahal dalam hatinya terus merutuki Zara.
"Ya karena Erlan telat, dan kamu penyebab dia telat."
"Ya tapi kan bu---"
"Berani melawan saya lagi kamu zar?"
"Enggak deh bu enggak."pasrah Zara.
"Lagian kamu seneng kan bisa berduaan lagi sama Erlan."ucap guru wanita itu.
"Oh iya ya, makasih lho ya bu."
"Youre welcome, silahkan dilaksanakan ya hukumannya."
"Oke dengan senang hati, yuk lan."
Zara menarik tangan Erlan untuk ke lapangan. Semua tatapan teman sekelasnya dan guru olahraga langsung tertuju pada Zara yang menarik narik tangan Erlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Teen FictionIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...