"Mau kemana mbak Zara? Mau lari lari pagi ya?"
"Iya nih pak Maman, badan udah lama gak olahraga rasanya berat. Yaudah pak Maman saya lari keliling keliling dulu."
"Hati hati ya mbak."
Zara mengacungkan jempolnya seraya berlari-lari kecil meninggalkan villa.
Sepanjang perjalanan, Zara menyapa penduduk disana yang sedang melakukan aktivitasnya seraya memakan permen lolipopnya.
Setelah berlari cukup jauh, Zara merasa ganjal.
"Bentar deh, ini jalannya ada dua? Gue lewat yang mana? Sejak kapan jalannya jadi ada dua. Apa jangan jangan gue nyas----"
"Awas!"
Bruakkkk...
"Aduh, aduh."ringis Zara.
"Heh! Lo bisa gak sih bawa sepeda hati hati?"protes Zara, ia tersungkur karena ditabrak oleh seorang lelaki.
"Maaf maaf, tadi jalannya turun, rem gue lagi blong. Maaf ya sekali lagi."ucap lelaki itu seraya membantu Zara berdiri.
Zara mengelus sikunya yang sakit, bahkan baju bagian sikunya sampai berlubang karena terkena batu. Namun, ia malah mencari permen lollipopnya.
"Ih gara gara lo, lolipop gue hilang."protes Zara seraya memukul lengan lelaki yang menabraknya tadi.
Lelaki itu memandang Zara aneh, bukannya mengkhawatirkan dirinya sendiri, malah mengkhawatirkan permen lollipop.
"Mana sih lolipop gue. Aduh siku gue kok sakit?"ucap Zara, ia pun melihat ke arah sikunya.
"DARAH."teriak Zara histeris, ia memang takut dengan darah.
"Eh sampai berdarah gitu, ikut gue ke rumah aja yuk. Gue obatin dulu, nanti infeksi."ucap lelaki itu.
"Gak usah deh, gakpapa kok. Lagian villa gue deket dari sini."tolak Zara secara halus seraya tersenyum.
"Yaudah, gue anter ya? Gue gak terima penolakan."ucap lelaki itu.
"Gue juga gak niat mau nolak kok."ucap Zara cengengesan.
"Oh ya kenalin, nama gue Arka. Nama lo siapa?"
"Freya Adisazaravi, biasa dipanggil Zara, Ara sama Adis."ucap Zara.
"Lengkap banget ya? Hahaha, yaudah ayo gue anter ke villa lo."ucap Arka.
"Tapi gue gak tau villa gue. Gue nyasar."ucap Zara dengan wajah sendu.
"Hah? Nyasar? Duh gimana ya, Ini masalahnya gue juga gak tau daerah sini sih. Gini aja deh kita ke rumah nenek gue dulu, kita obatin dulu luka lo. Nanti masalah villa, gue tanyain ke kakek gue."jelas Arka.
"Oke lah, terserah lo. Yang penting nanti gue bisa pulang ke villa."ucap Zara pasrah.
"Naik."perintah Arka, Zara mengerutkan dahinya karena bingung.
Naik? Naik kemana?
Seakan bisa membaca kebingungan Zara, Arka menghembuskan nafas.
"Naik ke belakang gue. Lo berdiri, manjat situ."jelas Arka, Zara ber 'oh ria.
Kemudian Zara naik ke belakang sepeda Arka. Zara dan Arka pun menuju rumah nenek Arka.
"Nek, Arka pulang."
Zara meneliti sekitar, sangat asri dan sejuk. Rumah nenek Arka memang tak semewah villa Refika, namun halaman rumah yang luas dengan rumput hijau membuat ia tenang.
Tak lama, seorang nenek-nenek keluar dari rumah dengan membawa sayuran.
"Loh? Ada cewek, siapa ini Arka?"tanya Nenek Arka seraya meletakkan sayurannya ke meja yang ada di teras rumah.
![](https://img.wattpad.com/cover/220385028-288-k431502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Ficțiune adolescențiIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...