"ARA!"
Zara yang sedang menyisir rambutnya, langsung berlari menuju balkon. Gadis itu menengok ke bawah.
"Apa sih bang masih pagi udah teriak teriak, malu sama tetangga."
"Lo apain mobilnya mami?!"teriak Vian dengan menatap nanar mobil putih milik Dita yang sudah penyok bagian depannya.
Zara menyengir seraya menggaruk tengkuknya."Hehehe, lo baru pulang udah marah marah mulu sih."
Vian tidak pulang kemarin malam, ia menginap di camp milik temannya dan baru pulang hari ini.
"Lo bener bener ya."
Tanpa babibu Vian berjalan ke dalam rumah, Zara pun ikut cepat turun ke bawah sekalian untuk sarapan.
"Pagi abang."sapa Zara dengan wajah tak berdosa, membuat Vian semakin kesal.
"Gak usah ngeles, itu mobil mami kenapa?"
"Gak papa bang kemarin mami udah telpon, katanya gakpapa yang penting Ara selamat."ucap Zara.
"Mata lo gak papa, nanti gue dimarahin lagi karena gak bisa jaga lo."
"Ya emang gak bisa kan, gue lo tinggal apel mulu."balas Zara.
Vian menatap adiknya dengan gemas."Itu gimana ceritanya bisa nabrak gitu sih astaga?"
"Gue kemarin nabrak pohon."
Vian terbelalak, bola matanya bahkan sampai ingin keluar.
"ALLAHUAKBAR DEK DEK, KOK BISA SIH?!"
"Ya namanya juga apes, udah gue gakpapa kok bang lo gak usah khawatir."Zara menepuk pundak Vian, sangat manis sekali lelaki itu sampai histeris mengkhawatirkan keadaannya.
"Siapa juga yang khawatir sama lo dodol, gue khawatir sama uang di dompet gue. Lo tau nggak sih---"
"Enggak."potong Zara dengan wajah polos tak berdosanya.
"Mobil mami tu kalo udah masuk bengkel, pasti mahal banget."
"Ya kenapa lo pikir, kan uang uangnya papi."ucap Zara.
Vian mengacak rambutnya frustasi."Uangnya papi darimana, kalo gini ceritanya mah gue yang kena, pasti mami nyuruh gue benerin tu mobil pake uang gue."
"Yya maaf, nanti gue bantu deh atau gak nanti kalo lo belanja belanja pake uang gue aja."
Wajah frustasi Vian langsung memudar, lalu menatap Zara dengan penuh harap.
"Beneran ya?"
Zara mengangkat jari telunjuk dan tenganya membentuk angka 2. "Iya bener deh, suer. Udah jangan marah marah mulu lo, sana mandi."
"Yaudah deh gue mandi dulu, eh tapi lo gak papa kan?"
Zara berdecak seraya memutar bola matanya, kenapa abangnya ini suka bertele tele."Si bangsat kalau khawatir daritadi bilang kek, pake acara gengsi."
"Bacod."ucap Vian seraya melemparkan jaket ke arah Zara.
"ABANG!"
"Kenapa non, pagi pagi kok udah ribut aja kalian?"tanya Bi Inah yang datang dengan membawa beberapa lauk.
"Itu bang Vian bi dateng dateng marah marah teriak teriak, masalah mobil."jawab Zara.
Bi Inah membulatkan mulutnya."Takirain ada apa, suaranya keras sampe dapur belakang kedengeran."
"Ya gitu bi, punya keturunan toa dari mami hehe."ucap Zara dengan cengengesan.
Zara duduk untuk sarapan, lalu memasukkan roti sandwich juga sekotak susu ke dalam kotak makan berwarna biru.

KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Roman pour AdolescentsIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...