AMARAH

130 6 0
                                    

Kringggg...

"Erlan masih belum dateng juga ya dan?"tanya Zara kepada Dani, sahabat Erlan.

Saat ini Zara, Dani, Ferdi dan Gibran sedang berada di depan kelas Erlan dan para sahabatnya.

"Belum zar, tumbenan banget tuh anak sampe jam segini belum dateng."ucap Dani seraya melirik jam tangannya.

"Bos lu kemana sih fer, gib?"tanya Dani kepada Ferdi dan Gibran.

Gibran hanya mengedikkan bahunya acuh, sikap Gibran hampir sama dengan Erlan. Ia bisa dibilang sahabat Erlan yang waras diantara Ferdi dan Dani.

Ferdi membalas dengan menggelengkan kepalanya.

"Kagak tau gua, mungkin sama bu bos."bisik Ferdi.

"Oh ya, bu bos juga belum berangkat. Mungkin berangkat barengan. Biasanya kan juga gitu."ucap Dani lantang.

Tak...

Ferdi dan Gibran menonyor kepala Dani.
"Jangan bilang gitu, ini ada pacarnya pak bos. Nanti kalo dia cemburu gimana?!"bisik Ferdi.

"Astaghfirullah, maaf ya pacarnya pak bos. Dani gak maksut ngomong gitu."ucap Dani.

"Oh ya gapapa."ucap Zara seraya tersenyum. Namun siapa tahu hatinya?

Tak lama Erlan datang dengan Gladys seraya bercanda ria. Zara langsung berlari menghampiri Erlan diikuti para sahabat Erlan.

"Aku kira kamu gak masuk."ucap Zara.

"Kenapa lo berfikiran kaya gitu? Masih peduli sama gue?"tanya Erlan dingin.

"Maksut kamu gimana sih? Aku gak paham."ucap Zara dengan suara bergetar.

"Udah deh, kita mau masuk. Tadi Pak Anto udah otw kesini. Yuk lan."ajak Gladys seraya menarik tangan Erlan. Erlan pun masuk ke dalam kelas bersama Gladys, tanpa memperdulikan Zara.

"Tapi lan, aku udah bawain sarap--"

"Gausah repot repot! Kasih aja ke Dani."potong erlan yang menyahut dari ambang pintu.

"Ok--ooke."ucap Zara pasrah.

"Nih dan, gue bawain sandwich sama susu buat lo. Jangan lupa dimakan ya. Gue balik ke kelas dulu."pamit Zara seraya memberikan bekal kepada Dani.

Dani menerima dengan tatapan iba.
"Pasti gue makan kok zar, makasih ya. Maafin sikap Erlan tadi."

"Udah biasa."ucap Zara seraya tersenyum, kemudian beranjak pergi.

Para sahabat Erlan menatap kepergian Zara dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Kita makan di rooftoop yuk, rezeki anak sholeh dapet sarapan gratis."ucap Ferdi.

"Kuy lah, lagian gue males pelajarannya pak Anto."ucap Gibran.

"Weh tumben mas Gibran mau ikutan. Skuy lahh makan kita."ucap Dani.

Mereka bertiga pun pergi menuju rooftoop.

Zara berjalan dengan langkah malas menuju kelasnya. Ia memikirkan apa kesalahannya pada Erlan sehingga Erlan bisa marah kepadanya.

"ZARA!"

Zara terlonjak kaget, ia menatap lawan bicaranya. Zara merasa hari ini keberuntungan tak berpihak padanya.

"Eh Bu Rania, ada apa bu?"tanya Zara sopan.

"Eh ah eh Bu Rania, ada apa ada apa. Ada anak cacing lagi renang."

"Kenapa kamu diluar? Bukannya masuk kelas. Ini udah jam masuk! Kenapa masih keluyuran? Mau bolos pelajaran saya ya kamu?"

"Enggak bu."

About HisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang