BIOSKOP

30 1 0
                                    

Suara teriakan para lelaki di lapangan tidak mengusik perhatian seorang gadis pada salah satu lelaki yang sedang bermain futsal.

"Ganteng banget sih."

Mungkin merasa diperhatikan, lelaki yang menjadi pusat perhatiannya itu mengedipkan matanya ke arah Zara.

Gadis itu langsung berteriak dalam hati, wajahnya sudah merah merona seraya menahan senyum. Tangannya terkepal, kakinya ia goyang goyangkan. Kalau saja kali ini dia bersama temannya dia pasti sudah berdiri dan berteriak, tapi sekarang dia sendirian jadi dia tak mau bertingkah seperti itu karena takut dikira gila walau memang iya.

"Fiks tuh kakak kelas suka sama gue, abis ini gue bakal cari instagramnya."

Zara mengeluarkan ponselnya, hanya bermodalkan nama teriakan dari temannya tadi Zara mulai mencari tau.

"Tadi temennya manggil pat, kita cari tau dulu ya besti."

Berselang lama Zara tetap tidak menemukan instagram kakak kelas itu, biasanya juga tak sesulit ini. Apa mungkin 'pat' adalah nama samaran.

"Hei, kalau lo cari nya gitu gak akan ketemu."celetuk seseorang yang ada di samping Zara, Zara menoleh dan betapa terkejutnya ternyata kakak kelas yang sedang ia cari instagramnya.

Zara merutuk didalam hati, mungkin besok ia tak akan menstalker di tempat umum, ia tersipu malu sekarang.

"Kenalin nama gue Fathan, siniin hp lo."

Zara dengan ragu ragu memberikan ponselnya pada Fathan, kemudian Fathan mengetik username instagramnya di ponsel milik Zara.

"Ini Ig gue, jangan lupa follow ya nanti gue follback."

"Siap."

"Gue duluan ya, pacar lo udah gak enak tuh wajahnya."pamit Fathan, Zara mengerutkan dahinya memangnya siapa yang wajahnya sudah tidak enak?

"Sob jangan cemburu kali, gue cuma mau kenalan sama cewek lo."

"Bukan cewek gue."

"Masa sih, lo lupa kemarin lusa abis tidur bareng di gudang hahaha."Fathan tertawa terbahak bahak dengan berjalan ke tengah lapangan melanjutkan permainannya.

"Sialan lo."

Zara baru menyadari bahwa tak jauh darinya ada Erlan yang sedang duduk dengan buku di tangannya.

Gadis itu tersenyum senang lalu berjalan menghampiri Erlan, namun mengetahui Zara mendekat ke arahnya, Erlan beranjak berdiri dan berjalan cepat.

"Kok malah pergi? Tungguin Erlan."Zara berteriak dengan terus mengejar menyamai langkah Erlan.

"Buru buru amat sih, takut ya sama aku?"tanya Zara setelah bisa menyamai langkah Erlan.

"Gak usah ngikutin."

"Oh i see, kamu marah gara gara aku liatin kak Fathan ya?"Zara masih berusaha membujuk Erlan.

"Ngapain juga."

"Ya mungkin kamu cemburu gitu, maafin aku deh gak lagi lagi."Zara berjalan mundur di depan Erlan kemudian menjewer kedua telinganya.

"Gue gak peduli."

"Gak peduli tapi kok marah marah gitu sih, makannya biar cemburu nya afdhal tembak aku."ucap Zara dengan percaya dirinya.

"Amit amit."

"Eh eh Erlan itu apa?"Zara menunjuk sesuatu di dalam saku seragam Erlan.

"Mana?"

"Itu di saku kamu."

About HisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang