"Mau mampir dulu?"
"Enggak deh, langsung cabut aja. Oh ya nanti malem jam tujuh gue kesini."ucap Erlan.
"Hah? M-mmau ngapain?"tanya Zara.
"Gue mau ajak lo keluar, hari ini kan malam minggu."
Zara hanya membulatkan mulutnya seraya mengangguk."Oke, aku tunggu."
"Yaudah gue balik dulu."pamit Erlan.
"Iya, ati ati mas pacar."ucap Zara seraya tersenyum, ia sebenarnya malu sendiri. Masih tak menyangka jika dirinya kini menjadi pacar Erlan, lelaki yang ia kagumi.
Erlan membalasnya dengan deheman, kemudian pergi meninggalkan pekarangan rumah Zara. Setelah motor Erlan tak terlihat, Zara masuk ke dalam rumah.
Zara menghempaskan badannya ke atas sofa, melempar tas nya asal. Badannya benar benar lelah hari ini.
"Mi, Ara pulang."
"Kok tumben baru pulang?"tanya Dita yang datang dari dapur membawa minuman dan juga buah buahan.
"Iya tadi nunggu Erlan dulu. Oh ya bang Ian dimana mi? Belum pulang?"tanya Zara.
"Udah pulang tadi, terus keluar sama pacarnya. Katanya sih ke mall."jawab Dita.
Zara manggut manggut, ia mengambil apel yang sudah dikupas oleh Dita dan memasukkan apel itu ke dalam mulutnya.
Ia merogoh saku seragamnya mengambil ponsel untuk menelfon Vian.
"Halo? Kenapa ar?"
"Bang, lo lagi dimana?"
"Ini lagi di mall, kenapa?"
"Nanti pas pulang, beliin gue pisang crispy langganan gue dong."
"Heh oneng, ini tu jam berapa! Pasti rame banget tuh tempat jam segini."
"Plis deh bang, ayolah. Masa lo tega sih sama gue. Ini gue adik lo lho bang, lo mau gue mati cum--"
"Mulut lo ngeri banget. Iya iya gue beliin deh, demi lo."
"Oke sip, makasih abang sayang."
"Hem."
Tut....
"Yeay."
"Mami kan juga bisa buatin Ara."Dita mencubir pipi putri nya gemas.
Zara mengerucutkan bibirnya.
"Rasanya beda mami, lagian Ara gak mau ngerepotin mami.""Tapi kan kasian abangmu, harus antri. Disitu tuh pelanggannya banyak banget lho ra. Apalagi jam segini."
"Biarin aja mi, anggep aja hukuman buat bang Ian."kesal Zara seraya bersendekap dada.
"Hukuman?"tanya Dita bingung.
"Ya Ara abisnya kesel, bang Ian semenjak punya pacar jadi beda."Zara memasang wajah sendu, ia sedikit rindu abangnya yang dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Teen FictionIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...