RASA KEMANUSIAAN

141 8 2
                                        

Tok tok tok....

"Ara, sayang buka pintunya. Ayo kita makan malam. Sejak pulang sekolah kamu belum makan nak."

"ARA GAK LAPER MI!"

"Sayang, kamu gak boleh gitu. Ayo makan dulu, nanti kamu sakit lagi. Mami masuk ya sayang?"

Cklek....

"Yaallah sayang, kamu kenapa? Mata kamu sembab banget."tanya Dita terkejut, lalu menghampiri Zara yang sedang duduk di kasurnya seraya memeluk boneka gajah kesayangannya.

"Sayang, kamu kenapa?"tanya Dita khawatir. Bagaimana ia tidak mengkhawatirkan putrinya, melihat kondisi putrinya yang sangat memprihatinkan. Mata yang sembab, rambut acak acakan, hidung yang merah.

Zara tersenyum sendu, kemudian memeluk maminya.

"Mi, semuanya jahat mi. Erlan, Divo, bang Ian semuanya sama! Mereka gak ada bedanya."

"Sst sst cantik, gak boleh nangis dong. Cerita sama mami, ada apa sayang?"

"Ara putus mi, Ara diputusin sama Erlan hiks hiks."

"Sayang, putus itu hal yang lumrah. Kamu gak boleh terlalu larut dalam kesedihan itu. Kalo kamu sedih terus, nanti dia akan senang karena liat kamu hancur. Dan dia akan semakin gencar buat kamu lebih terpuruk."

"Kamu harus tunjukkin ke dia, kalau kamu bisa hidup tanpa dia, kamu bisa LEBIH bahagia tanpa dia. Laki laki bukan cuma dia doang sayang."ucap Dita.

"Pertahankan apa yang bisa dipertahankan, lepas kalau dia tidak bisa diharapkan. Kalau kamu percaya dia bisa dipertahankan, kamu perjuangkan. Tapi kalau kamu tidak yakin, atau dia sudah memberi sinyal kalau dia udah gak mau di perjuangkan atau dipertahankan, ikhlaskan sayang. Cinta gak harus memiliki kan?"lanjut Dita.

Zara mengangguk, kata kata maminya seakan menjadi penyemangat tersendiri baginya.

"Makasih mi."

"Iya sayang, ayo kita makan malam."

Dita membantu Zara naik ke kursi rodanya, kemudian mendorongnya menuju meja makan.

"Ini dia yang ditunggu tunggu, ayo sayang makan dulu."ajak Dito seraya memindahkan Zara dari kursi roda ke kursi makan. Karena kursi roda Zara tidak bisa menjangkau meja makan.

"Iya pi."

Setelah selesai makan, Dita membawa piring kotor ke tempat cucian piring.

"Papi ke ruang kerja dulu ya sayang. Nanti Ara kalau mau tidur jangan lupa doa dulu. Good night sayang."ucap Dito seraya mencium kening Zara.

"Good night too pi."

"Assalamualaikum."celetuk seseorang.

"Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh, akhirnya kamu pulang juga."ucap Dita seraya menghampiri Vian.

"Makan dulu yan."ucap Dita seraya mengambil alih barang barang yang dibawa Vian.

"Ian tadi udah mak--"

"No! Kali ini enggak. Duduk sana, makan! Kalau gak makan, mami gak akan kasih uang jajan."ancam Dita.

Vian berdecak kesal, lalu pasrah dan duduk untuk makan.

"Iya iya mi, Vian makan."

"Nah gitu dong, mami bawa barang barang kamu dulu ke kamar."ucap Dita, kemudian melenggang pergi.

Terjadi kecanggungan antara Vian dan Zara. Zara tersenyum sendu, biasanya ia akan bercanda dengan kakaknya itu. Namun sekarang? Mereka berhadapan tanpa pembicaraan.

About HisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang