HOLIDAY

127 7 0
                                    

Masalalu itu, bukan untuk di sesali, tapi untuk dipelajari dan dibenahi.

---Refika putri ayuninda---

🌼🌼🌼🌼🌼

"Erlan, sini ikut sarapan dulu. Ara masih mandi tu kayaknya."ajak Dito.

"Iya om."

Tak lama Zara turun dengan membawa tas yang akan dibawa untuk liburan. Ia menyapa semua orang yang ada di meja makan.

"Pagi semua."

"Pagi juga."

"Cepet dikit ar, udah ditungguin Erlan juga."ucap Dita seraya mengambilkan nasi untuk Dito.

"Iya."

"Oh ya, kalian kesana kira kira berapa lama sih? Berapa hari?"tanya Dito.

"Mungkin minggu pagi kita udah otw pulang."jawab Erlan.

"Oh ya lan, tante titip Ara ya disana. Suruh makan tepat waktu, suka kelupaan makan tu anak kalo lagi seneng seneng trus nanti maagh nya kambuh ngehebohin orang serumah. Marahin aja kalo bandel."ucap Dita.

"Iya tante."

Mereka pun melanjutkan sarapannya. Setelah selesai Zara dan Erlan pamitan.

"Mi, Zara berangkat liburan dulu ya. Mami jaga diri baik baik, jaga juga tuh bang Ian! Jangan sampe pacaran mulu."ucap Zara.

"Pasti, nanti abang mu mau mami ajak arisan. Yakan?"goda Dita seraya menaik turunkan alis.

"Iya deh terserah mami, yang penting uang jajan aku nambah."ucap Vian santai.

"Udah sana berangkat, gak usah drama pake jaga diri jaga diri lo itu cuma liburan dua hari bukan dua tahun jadi gak usah lebay."cibir Vian.

"Kita berangkat dulu om tante, assalamualaikum."ucap Erlan.

"Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh."

Mobil Erlan pun melesat meninggalkan rumah Zara dan menuju rumah Refika.

Perjalanan tidak terlalu padat hari ini, setelah menempuh lima belas menit. Mereka sudah sampai di rumah Refika. Ternyata semua temannya sudah datang kecuali Gladys dan Ilham. Mereka duduk bersama di ruang tamu.

"Hai semua, udah pada ngumpul nih?"tanya Zara seraya menyalami Ersha, Divo dan Refika.

"Iya lah, tinggal nungguin elo, Erlan, Gladys sama Ilham."jawab Ersha.

Zara membulatkan mulutnya membentuk huruf 'o' seraya mendudukkan diri disamping Ersha.

"Gladys sama Ilham belum dateng?"tanya Erlan.

"Belum, sahabat lo yang satu itu, suka banget molor."cibir Ersha.

"Diem lo! Mentang mentang ada Jevan jadi banyak ngomong. Oh ya Jevan mana?"tanya Erlan.

"Lagi ke belakang, biasa buang air."jawab Ersha santai.

Erlan hanya manggut manggut kemudian duduk disamping Divo.

"Eh ada personil baru nih?"tanya seorang lelaki yang tiba tiba muncul dari belakang.

Erlan langsung berdiri dan memeluk Jevan, Jevan pun membalas.

"Dih, gue kok ngeri sih ngeliat kalian pelukan."cibir Ersha seraya bergidik ngeri.

"Lo kira kita homo?"protes Erlan.

About HisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang