Di bawah langit malam yang penuh Bintang, terdapat satu lelaki yang sedang mengendarai motornya dengan senyum yang mengembang.
Lelaki itu adalah Erlan.
Entah kenapa ia bisa tersenyum tiba tiba hanya karena memikirkan gadis bodoh yang bernotabe sebagai mantannya.
Ting...
Ponsel di saku nya bergetar, ia menepikan motornya lalu melihat pesan yang masuk.
Zara
Kamu dimana? Bisa ke taman dekat rumah gak?"Erlan
OtwErlan memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya. Laki laki itu kembali tersenyum, sungguh ia sangat senang jika direpotkan oleh orang yang dicintai nya.
Sebentar, cinta? Erlan masih belum yakin dengan itu.
Erlan menancap gas motornya ke rumah Zara, yang untungnya satu arah dengan jalan yang dilewatinya saat ini.
Namun sebelum itu Erlan mampir dulu ke supermarket untuk membelikan gadis itu eskrim dan lolipop.
Sesampai taman yang dimaksut Zara, Erlan turun dan mencari keberadaan gadis itu. Karena taman ini cukup ramai malam ini.
Setelah menemukan punggung kecil Zara, Erlan berjalan menghampirinya.
"Ba!"
Zara terlonjak kemudian menoleh. Senyum yang sedari tadi terpancar berubah menjadi raut wajah khawatir melihat Zara yang menangis.
"Kenapa?"
Zara menggeleng, namun tubuhnya memeluk Erlan erat. Menumpahkan semua air matanya disana, ia masih teringat ucapan Ambar tadi.
Erlan hanya diam seraya mengelus punggung Zara untuk menenangkan, laki laki itu yakin Zara akan bercerita jika ia sudah tenang.
Tangisan Zara mulai reda, kemudian gadis itu melepaskan pelukannya.
"Kenapa hm?"
"Gak bisa pulang karena gak ada yang bisa jemput, makannya aku nangis hehe."
Erlan terkejut mendengar ucapan Zara, ia merotasikan bola matanya seraya menghembuskan nafasnya.
"Gue kira lo kenapa, gue khawatir."
"Maaf ya, kamu mau kan anter aku pulang?"tanya Zara polos.
Erlan tersenyum lalu mengelus rambut Zara.
"Pasti."
Zara tersenyum, gadis itu tak mungkin memberi tahu Erlan kalau dia baru saja dimarahi oleh Ambar.
Erlan pun mengantar Zara pulang.
Saat Zara sudah masuk ke dalam rumah, Erlan menyalakan mesin motornya untuk pulang.
Sesampai rumahnya, ia mengerutkan dahi karena ada mobil yang terparkir di depan rumahnya, dia tau mobil milik siapa itu.
Erlan masuk ke dalam rumah kemudian menyalami tangan tamu mama dan papanya.
"Duduk dulu sini."panggil Ambar.
Erlan menurut dan duduk disamping mamanya. Dalam hati ia bertanya tanya ada apa sebenarnya.
"Ma bisa bicara bentar di belakang?"bisik Erlan, dan Ambar menyetujui.
Anak dan ibu itu berbincang di dapur rumah mereka.
"Kenapa ada Gladys sama mama papa nya?"
"Mama minta kamu jauhin Zara."
Erlan terkejut.
"Hah? Bukannya mama setuju kalau aku sama Zara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Ficção AdolescenteIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...