SADAR?

18 0 0
                                    

"Iya mami, pak Kardi sangat baik menjaga Ara, Ara serasa punya babysitter hahaha."

"Oh ya sini mami mau bicara sama pak Kardi."

Zara mengarahkan ponselnya ke telinga pak Kardi, pak Kardi masih sibuk menyetir jadi Zara yang memegangi ponsel.

"Selamat pagi buk, Kardi disini."

"Iya pak Kardi selamat pagi, Zara baik baik aja kan pak?"

"Baik dong buk, kemarin juga di apeli sama mantannya."

Zara memelototkan matanya, bisa bisa nya pak Kardi mengadu kan pada mami nya.

"Oh ya? Oh pantes kemarin malam begadang."

"Ih pak Kardi mah, mi enggak mi."sahut Zara.

"Kok mami lebih percaya pak Kardi ya."

"Saking bahagianya sampai banting galon buk, dapur kemarin kebanjiran tapi gakpapa sudah saya bersihkan."

"Hahaha, yaudah deh mami matiin dulu ya ar, kamu sekolah nya yang bener."

"Iya mami cantik."

Tut...

"Pak Kardi ih, jangan dibilangin mami gitu."

"Nggak papa atu, ibuk harus tau perkembangan dari anak nya. Lagipula waktu kemarin ibuk saya ceritakan tentang mas Erlan katanya ibuk suka sama mas Erlan."

Zara membelalakkan matanya.
"Mami suka sama Erlan?! Masa aku harus saingan sama mami sendiri."

"Weladalah mbak mbak, bukan suka dalam artian itu to ya, suka dalam artian cocok buat mbak Zara gitu lo."

"Oh gitu ya. Kalau menurut pak Kardi Erlan gimana?"

"Hem ganteng, sopan, dan yang terpenting mbak Zara suka. Kalau mbak Zara suka saya juga ikut suka."

"Romantis deh pak Kardi."

"Sudah sampai tuan putri, mari kita turun."

Pak Kardi mengeluarkan kursi roda dari bagasi.

"Selamat pagi sahabat."

"Pagi juga mas Arka."

"Sini pak, seperti biasa."

Arka mengambil alih kursi yang dibawa oleh pak Kardi seperti biasa.

"Pak, kita duluan ya. Ada pr nih."

"Pasti mau nyontek bersamaan, yaudah sana masuk. Pak Kardi duluan ya mbak."

"Oke hati hati."

Arka mendorong kursi roda Zara cepat, sedikit berlari. Zara berteriak kesenangan seperti anak kecil yang sedang bermain main seakan lupa dengan keadaannya.

Sesampai kelas semua anak kelasnya sudah sibuk dengan bukunya masing masing. Zara menggerakkan kursi roda nya ke bangku, sedangkan Arka masih memfoto hasil jawaban dari teman temannya.

"Tumben nih anak belum dateng, biasanya juga kalau ada pr pasti berangkat pagi."

Zara benar benar sudah hafal tabiat teman sebangkunya.

Sampai bel masuk berbunyi, Ersha benar benar belum menunjukkan batang hidungnya, dan bahkan sampai jam pelajaran pertama selesai.

Zara menoleh ke belakangnya menghadap ke arah Arka.

"Si rocker kemana ya? Gak biasanya dia bolos."

"Iya juga walaupun tampilannya sangar tapi tuh anak gak pernah bolos deh perasaan."tanggap Arka.

About HisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang