TERSINGKIR LAGI

133 7 0
                                    

Karena besok pagi mereka akan pulang, sore ini mereka memutuskan untuk bermain ke pantai yang ada di dekat villa Refika.

Mereka berangkat bersama dengan naik mobil milik pak Maman. Para anak perempuan duduk di kursi depan, sedangkan para anak lelaki duduk di kursi belakang.

Zara, Refika dan Ersha terus saja berbincang bincang tanpa memperdulikan Gladys yang sibuk dengan ponselnya. Sedangkan anak lelaki memilih untuk karaoke bersama.

Refika dan Ersha masih jengkel dengan sikap Erlan pada Zara, bahkan mereka menyindir Gladys secara terang terangan, sedangkan Zara sibuk meredamkan kejengkelan Refika dan Ersha.

Akhirnya mereka sampai di pantai, para remaja tersebut langsung berlari menghampiri hamparan pasir. Mereka menikmati semilir angin sore di pantai itu.

Zara membentangkan tangannya dan menghirup nafas, mencoba melupakan masalahnya dengan sejenak. Tiba tiba ada yang mencipratkan air kepadanya. Membuat ia terkejut dan membuka matanya, mencari sang pelaku.

"Arka!"

Ya Arka ikut mereka ke pantai. Tadi saat akan berpamitan pulang, Refika melarang keras Arka untuk pulang. Kata Refika dan Ersha, mereka ingin Arka menjadi sebuah tameng untuk Zara.

Dalam benak Arka bertanya tanya, namun tanpa satu kata pun Arka menyetujuinya.

"Apa? Ganteng ya? Makasih."ucap Arka dengan tingkat ke PD-an yang tinggi.

"Idih, gue gak bilang kalo lo ganteng. Kenapa lo nyipratin air ke gue?!"protes Zara.

"Kan lo belum mandi."jawab Arka enteng, berniat untuk menggoda Zara.

Zara tercengang akan jawaban Arka, ia menatap tajam ke arah Arka yang kini malah tertawa.

"Biasa aja kali, muka gak bisa judes gitu di judes judesin."ledek Arka.

"Tau ah! Arka mah gitu."rajuk Zara seraya berjalan menuju tempat duduk di tepi pantai.

"Lah ngambek."ucap Arka seraya berlari kecil menyeimbangi langkah Zara.

Brukkk..

"Aduh."ringis Zara.

Arka terkejut, tiba tiba Zara terjatuh. Arka mengerti sekarang, kaki Zara masih sakit.

Tanpa sepatah kata ataupun pertanyaan, Arka menggendong Zara bak karung beras menuju tempat duduk terdekat.

Setelah Zara duduk dengan sempurna, ia menonyor lengan Arka yang ada disampingnya.

"Aduh, kok di tonyor sih. Udah di bantuin juga."protes Arka seraya mengelus lengannya.

"Heh! Gue gak minta bantuan lo kali, lo aja yang pengen banget gendong gue. Iya kalo gendongnya bener, lah ini? Udah kaya penculikan anak!"

"Emang lo masih anak anak kan?"ujar Arka dengan wajah tak berdosa sama sekali.

"Iya gue masih anak anak, lo udah om om hahahahaha."ucap Zara, Arka pun menjitak keningnya.

"Aduh, sakit tau! Kenapa sih lo masih disini? Sana main pasir sama temen temen."usir Zara.

"Gak mau, gue kan tadi ikut buat jadi bodyguard lo. Bukan apa apa sih, gue cuma mau tanggung jawab."ucap Arka.

"Udah gak usah pake tanggung jawab tanggung jawab segala. Lo ganggu gue tau gak. Udah sana main sama temen temen, gue udah biasa sendiri kok."ucap Zara dengan menatap ke arah pantai.

"Gue bilang, gue gak mau."ucap Arka dengan penuh penekanan.

"Terserah lo deh, yang penting jangan ganggu ketenangan gue."ucap Zara seraya memejamkan matanya.

About HisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang