Mentari pagi masih bersembunyi di balik awan yang mendung, hari ini sangat dingin entah karena apa. Namun tak melunturkan semangat seorang Freya Adisazaravi untuk jogging.
Ia sudah siap dengan pakaian joggingnya, ia memakai training hitam dan memakai hoddie pink nya, rambutnya ia kuncir dan tak lupa ia memakai headset.
"Bang, ayo." teriak Zara.
"Duluan aja, gue kebelet boker nih."sahut Vian dari atas kamarnya.
Zara mengedikkan bahunya kemudian memulai berlari lari kecil. Sepanjang perjalanan ia menikmati setiap hembusan angin pagi yang sangat sejuk, rambutnya bergoyang kesana kemari.
Setelah merasa lelah, ia duduk di salah satu kursi taman. Tiba tiba kursi di sampingnya bergerak, ia lantas menoleh ke arah samping.
"Eh kamu."pekik Zara.
"Lah Zara ya?"
"Iya aku Zara, Divo darimana mau kemana?"tanya Zara.
"Dari rumah, lagi jogging trus istirahat eh ketemu lo. Lo sendirian aja?"tanya Divo.
"Iya tadi mau sama abang tapi dia malah kebelet, kesel banget."
"Hahaha."
Glrrrr....
Tiba tiba petir menyambar dengan nyaringnya.
"Kayanya mau ujan deh."ucap Divo
"Iya."
Setelah dibicarakan, hujan langsung turun dengan derasnya. Divo melepas jaketnya dan memayungi dirinya sendiri dengan Zara. Zara menoleh ke arah Divo yang berada cukup dekat darinya, sontak Zara tersenyum lihatlah dia sudah seperti di film film saja.
Saat Divo balik menoleh karena merasa diperhatikan, Zara mengalihkan pandangannya ke depan seraya menyodorkan tangannya ke depan.
"Aku mau hujan hujan."teriak Zara riang bak anak kecil.
"Nanti lo sakit."
"Gak papa, aku suka sama hujan."
"Ya tap--"belum selesai Divo berbicara, Zara sudah berlari dan berputar putar di bawah hujan.
Setelah sekian lama Zara tak merasakan menari bahagia dibawah hujan, akhirnya hari ini keinginannya terwujud. Biarkanlah semua orang memandangnya aneh, karena yang terpenting adalah kebahagiaannya bukan pendapat orang lain.
Zara menarik tangan Divo dan mengajak Divo bersenang senang di bawah hujan, Divo hanya menurut karena dia juga suka hujan.
Mereka berdua benar benar seperti anak kecil, berlarian kesana kemari lalu berkejaran juga mengadahkan wajah mereka ke atas agar hujan menjatuhkan airnya di wajah mereka.
Setelah beberapa saat, hujan pun reda. Mau tak mau mereka harus pulang karena baju mereka sudah basah kuyup. Zara dan Divo berjalan beriringan menuju persimpangan jalan rumah Zara, karena sepeda Divo ada di rumah temannya yang berada disana.
"Ngeliat lo, gue jadi keinget sama sahabat kecil gue dulu. Dia suka banget sama hujan, padahal awalnya dia benci sama hujan."
Zara mendengarkan Divo yang bercerita dan ia jadi teringat kisahnya yang sama persis dengan yang Divo bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Ficção AdolescenteIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...