"Adis kamu kenapa nangis?"
"Papi sama mami mau ninggalin aku di."
"Ninggalin? Mereka mau kemana?"
"Adis nggak tau, tadi Adis denger mami papi sama nenek tengkar, dan Adis denger kalau mami papi mau pergi dan Adis akan tetap disini hiks hiks."
Anak kecil berumur 9 tahun itu memeluk sahabat perempuannya. Mendekap wanita cantik itu dalam pelukannya dan menenangkannya.
"Mungkin mereka punya alasan tersendiri, dan aku yakin itu adalah alasan yang terbaik untuk kamu kedepannya dis. Lagian kamu tega ninggalin aku sendirian disini?"
"Hiks hiks enggak, aku lebih baik ditinggal mereka daripada ditinggal Aldi."
"Udah ya, sekarang kita main di pantai yuk kita buat istana pasir."
Gadis kecil itu mengusap air mata nya lalu berantusias menatap sahabatnya. Kedua anak kecil itu akhirnya berlari menuju pantai.
Membuat istana pasir, berlarian kesana kemari, menggegam tangan satu sama lain di bawah sinar lembayung mereka berbahagia bersama.
Menikmati waktu seakan mereka akan dipisahkan.
"Dis."
"Iya?"
"Kalau nanti aku pergi, kamu gimana?"
Zara kecil menoleh ke Aldi nya dengan sendu.
"Aldi mau pergi?""Manusia gak selamanya menetap dis."
"Aku tau, tapi aku belum rela kalau kamu akan pergi dari hidup aku di. Aku tidak punya teman selain kamu."
"Aku usahakan."
Lap...
"ALDI!"
Teriakan Zara membuat semua dalam ruangan rumah sakit itu mendekat.
"Ara!"
"Astaghfirullah, Zara! Akhirnya kamu sadar juga."
"Ara dimana?"tanya Zara seraya memegangi kepalanya yang pusing.
Grep....
"Zara, kita khawatir banget sama kamu hiks hiks."ucap Refika seraya memeluk Zara.
"Iya zar, Lo bikin kita panik tau gak! Gue sampe nangis gini. Lucu banget cewek abal abal kaya gue nangis gara gara lo."tambah Ersha seraya mengusap air matanya.
"Mi, ara dimana?"tanya Zara, bukannya menjawab Dita malah semakin menangis dan memeluk Zara.
"Lo ada di rumah sakit. Kemarin malem lo ketabrak mobil, terus kita bawa kesini."jelas Arka dari kursi sebelah brankar Zara.
"Eh bentar deh, kaki Ara kok gak kerasa ya mi."ucap Zara seraya menggerak gerakkan kakinya.
"Hiks hiks hiks, kamu yang sabar ya ra."ucap Dita seraya menatap Zara dengan sendu.
"Kaki aku kenapa mi? Kaki Ara kenapa? Ersha! Fika! Arka! Kaki gue kenapa?"tanya Zara meminta penjelasan kepada semua orang di dalam ruangan itu.
"Kk--kkaki lo kk--kkaki lo."
"KAKI GUE KENAPA ARKA?! KENAPA SUSAH DIGERAKKIN?!"
"Tt--tulang kk-akki lo patah Zar."
Deg...
"Lo bercanda ar? Lo bercanda pasti! Yakan lo bercanda!"bentak Zara.
"Ar--arka gak bohong sayang, Ara yang kuat ya. Kita semua disini ada buat Ara."ucap Dita.
KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Teen FictionIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...