Sabtu malam, mungkin hari ini adalah hari sakral bagi sebagian umat remaja. Mereka akan menghabiskan waktu bersama kekasih maupun dengan teman-teman mereka. Namun, tidak untuk Zara. Menurutnya semua hari sama saja, sama sama tidak ada yang spesial.
Rencananya tadi ia akan mengajak Erlan untuk jalan jalan. Namun sebelum ia mengajak ia sudah di chat oleh Erlan, bahwa Erlan tidak bisa.
Erlan berbohong kepada Zara, bahwa Erlan akan menemani sang mama pergi ke rumah saudaranya. Zara tahu, Erlan pasti menunggu m.amanya di rumah sakit.
Jadi ia memutuskan untuk pergi ke rumah Refika, tidak mungkin jika Refika keluar. Zara kenal betul Refika, Refika pasti akan menolak jika diajak keluar pada hari Sabtu malam seperti ini. Kalau Ersha jangan ditanya, pasti dia akan pergi nge band bersama teman temannya dan juga Jevan.
"Mi, Ara ke rumah Refika ya? Abang taxi online nya udah ada di depan."
"Iya hati hati ya ar. Salamin buat mamanya Refika."sahut Dita dari ruang makan.
"Siyap mi. Assalamualaikum."
Zara berjalan keluar, ia melihat sudah ada taxi yang menunggunya. Ia pun masuk ke dalam taxi tersebut dan melesat menuju rumah Refika.
Namun saat di perjalanan, Supir taxi itu meminta maaf, karena mobil taxi nya sedang mogok.
"Mogok pak?"
"Iya mbak, saya juga gak tau. Saya udah telfon temen saya buat kemari. Mbak kalo mau cari taxi lain gakpapa kok."ucap supir taxi tersebut.
"Yaudah saya cari taxi lain aja. Ini pak uangnya."ucap Zara seraya menyodorkan satu lembar uang.
Zara berjalan ke pinggir jalan raya untuk mencari taxi, tak lama ada mobil yang berhenti di sampingnya.
"Bener Zara kan lo?"tanya pemilik mobil itu seraya menunjuk Zara.
"Arka! Lo kok bisa ada disini?"tanya Zara.
"Gue ceritain nanti deh. Lo ngapain malem malem dipinggir jalan?"tanya Arka.
"Gue mau ke rumah Refika, trus tadi naik taxi. Eh taxi nya mogok, jadi gue mau cari taxi lain."jelas Zara.
"Bareng gue aja, ini gue juga mau ke rumahnya Fika."ucap Arka.
"Wah ayo aja gue, lumayan duit gue aman haha."ucap Zara seraya terkekeh.
"Lo emang gak berubah ya, tetep aja ceplas ceplos."ucap Arka, Zara hanya cengengesan tak jelas.
"Ayo masuk kalo gitu."ajak Arka, Zara pun masuk ke mobil Arka. Mereka pun melesat menuju rumah Refika.
"Oh ya ka, lo kok bisa disini?"tanya Zara.
"Gue baru pindah ke Bandung. Soalnya Bokap punya perusahaan baru disini."jelas Arka.
"Oh gitu, terus? Lo sekolah dimana?"tanya Zara seraya memakan kacang yang ada di dashboard mobil Arka.
"Di SMA Merah Putih kalo gak salah."
"What! Sumpahan? Yeay berarti lo bakal satu sekolahan sama gue."ucap Zara riang.
"Seneng banget ya bisa satu sekolahan sama cowok ganteng kaya gue?"tanya Arka dengan tampang watadosnya.
"Idih, bukan gitu! Maksutnya kan gue bisa nebeng bareng lo hahahahaha."ucap Zara.
"Tetep aja lo manfaatin gue."protes Arka, Zara tertawa terbahak bahak. Namun seketika tawanya berhenti karena ia melihat sesuatu.
"Eh itu kan kak Bella?"gumam Zara seraya menajamkan pandangannya.
"Kenapa?"
"Ikutin motor itu ka. Jangan sampai kehilangan jejaknya."ucap Zara.
"Oke oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Teen FictionIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...