BAHU BERSANDAR

18 0 0
                                        

Sudah kira kira satu minggu, Erlan dirawat di rumah sakit. Luka luka nya sudah mulai membaik.

"Kalau keadaan kamu membaik, besok kamu sudah boleh pulang."

"Baik dok terimakasih."

Dokter pun keluar, tersisa dua anak manusia yang ada di ruangan itu.

Prok prok prok....

"Yey akhirnya lo boleh pulang."ucap Zara kegirangan. Gadis itu rela membolos hanya untuk menjaga mantan kesayangannya.

"Lo pulang dulu gih."

Zara mengerucutkan bibirnya kesal.
"Loh kok ngusir sih lo."

"Liat tuh badan lo lusuh semua, lo belum pulang kan dari kemarin sore."

"Hehe gakpapa, males aja pulang di rumah, gue sendirian."

"Oke gue temenin."

Erlan bangun dari tidurnya kemudian beranjak dari kasur rumah sakit, Zara dengan sigap menahan laki laki itu.

"Hah? Gak gak! Lo itu baru boleh pulang besok Erlan jangan ngada ngada deh."

"Makannya lo pulang, ganti baju gak usah balik. Besok aja pagi pagi lo kesini pas gue pulang."

"Yah, yaudah deh. Gue telfon pak Kardi dulu kalau gitu."

Tak lama Pak Kardi datang menjemput Zara, sebelumnya Zara sudah berpamitan pada Erlan dan mewejangi anak manusia itu dengan ocehan yang membuat Erlan gemas juga kesal.

"Huft sepi, tapi gue gak mau liat dia disini karena dia pasti akan ketakutan."

Tak lama pintu ruangan Erlan di dobrak dari luar dengan suara kericuhan.

"Wah pak bos udah sehat aja."ucap Dani yang datang bersama Ferdi juga Gibran.

"Iya dong kan di rawat sama mantan tercinta."timpal Ferdi.

Hubungan mereka sudah membaik karena waktu itu Zara benar benar memarahi para anak cecunguk itu saat ia mendengar kabar Erlan kecelakaan.

Flasback on..

Saat Zara sedang menyuapi Erlan tiba tiba pintu ruangan di buka oleh seseorang. Di ambang pintu terdapat tiga teman Erlan dengan wajah bersalah nya.

"Bagus, kalian kan udah gue bilangin dari kemarin, kenapa baru dateng sekarang hah?!"

Zara benar benar seperti ibu ibu yang sedang memarahi anak anaknya, dan bodohnya teman teman Erlan hanya menunduk seperti anak yang ketakutan.

"Maaf, kemarin kita pikir pikir dulu."

"Mau gue tonjok hah?! Ini tu temen kalian, sejahat jahat nya dia kalian jangan lupa berapa kebaikan yang udah dia kasih ke kalian. Iya tau kalian marah tapi ya nggak gini juga, kalian harus sadar secara tidak langsung kalian yang menyebabkan ini semua."

"Gak etis banget kalian marahan, kalian musuhin dia cuma karena gue. Ya maaf kalau gue GR tapi kenyataannya emang begitu kan? Gue aja masih bisa memaafkan kok padahal gue disini yang tersakiti, kenapa kalian se susah itu sih?"

"Minta maaf sana, cepat!"

Ketiga cecunguk itu mendekat ke brankar Erlan kemudian memeluk Erlan.

"Maafin kita lan, kita terlalu kekanak-kanakan."

"Gakpapa sob, ini yang akan ngebuat persahabatan kita makin kuat."ucap Erlan seraya menepuk pundak mereka.

About HisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang