"Aku mau kita putus!"
"Hah? Putus? Apa salah aku? Kenapa kamu mutusin aku?"
"Aku bosen sama hubungan kita!"
"Cuma itu alasannya? Bukan karena cewek yang ada dibelakang kamu?"
"Aku udah gak cinta lagi sama kamu! Puas? Gue harap setelah ini lo gak gangguin hidup gue lagi!"
"Fine, tapi kalo lo nyesel! Jangan pernah kembali lagi sama gue!"
"Gak akan."
Skip...
"Dasar kalian ini, baperan banget sih. Masa film kaya gini doang kalian nangis?"
"Heh ketek mimi peri! Diem lo! Kita tu terlalu menghayati jalan cerita film ini, gak kayak lo yang daritadi ngoceh mulu!"
"Iya, kamu aja kali yang gak punya hati."
"Idih, gue dihujat. Udah deh nontonnya, gue bosen tau! Kita ghibah aja skuy."ajak Ersha seraya menutup laptop milik Refika.
Mereka baru saja menonton film di laptop Refika, mereka tadi hampir mati kebosanan karena diluar hujan turun dengan deras.
"Ghibah mulu, nambah dosa aja sih lo."ucap Zara.
"Alah! Bikin dosa tu jangan tanggung tanggung, kita mah lahir udah kodrat nya buat dosa. Lagian ini cuma ghibah, palingan dosanya cuma 0,01 gram."ucap Ersha santai.
"Pantat lo bisulan."sembur Zara, Ersha hanya cengengesan tak jelas.
"Eh btw, Gladys daritadi kok gak balik ke kamar ya?"tanya Refika.
"Iya ya, kemana tu anak."
"Alah biarin aja napa sih, tu anak emang manja. Palingan kalo gak ke Ilham ya ke Erlan."ucap Ersha seraya mengedikkan bahu.
"WHAT?"
"Kenapa gue daritadi gak kepikiran sih, jadi daritadi bisa aja dong Gladys sama pacar gue!"
"Apaan dah lu zar, teriak teriak kagak jelas."cibir Ersha.
"Diem lu, gue lagi mikir nih."ucap Zara dengan wajah serius, bahkan alisnya sampai menyatu.
"Kamu bisa mikir juga zar?"celetuk refika polos, Zara langsung menoleh ke Refika dengan wajah datar.
"Hahahahaha, iya tuh. Emang lo bisa mikir? Kan otak lo di dengkul."timpal Ersha.
"Gue tu mikir, kalo Gladys ke Erlan gimana? Berati dua jam Gladys berduaan sama pacar gue dong."
"Halah alay, ya biarin lah. Namanya juga sahabat."ucap Ersha kelewat santai, membuat Zara menatap Ersha secara tajam.
"Sahabat juga ada batasan kali sha, mereka udah punya pacar masing masing pula."ucap Refika.
"Nah bener tu Refika. Ngomong tu kaya Refika, masa sahabatnya bingung lo malah nambah-nambahin. Bikin orang tambah takut aja lo sha."ucap Zara.
KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Novela JuvenilIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...