Suara dari MC membuat mbok Surti dan Zara bertatapan. Kemudian mereka melihat dari balkon kamar, di atas panggung sana Erlan sudah berdiri dengan jasnya dan Gladys yang ada disampingnya dengan memakai dress senada dengan jas Erlan.
"Mbak Adis, dengerin mbok! Mbak Adis perlu tau sesuatu, tapi sebelum mbok kasih tau tolong hentikan acara pertunangan mas Aldi."ucap mbok Surti seraya menangkup pipi Zara yang basah akibat tangisan yang semakin deras.
"Kalau mbak Adis sayang sama mas Aldi hentikan pertunangan mereka mbak. Mbok tau mbak Adis sama mas Aldi punya janji yang harus kalian tepati."ucap mbok Surti meyakinkan Zara.
Tanpa berpikir panjang, Zara mengangguk dan mengusap air matanya.
"Adis sayang sama Aldi, dan Adis gak mau kehilangan Aldi. Bener kata mbok, Adis akan hentikan pertunangan ini apapun resikonya."
Zara berlari turun ke bawah, bahkan ia membuang high heelsnya. Ia harus menghentikan pertunangan ini, ya dia harus menghentikannya.
Saat ia turun, tepat di depan matanya Erlan sedang memasang cincin di jari manis Gladys, dengan cepat ia menghempaskan tangan Erlan.
Alhasil cincin yang dibawanya terjatuh entah kemana. Semua orang disana terbelalak kaget, apalagi para sahabat Zara. Mereka tak menyangka jika Zara akan berbuat nekat kali ini.
"Apa maksut lo?!"bentak Erlan.
"Lo masih tanya apa maksut gue? Dengan kejadian yang baru aja gue lakuin, lo masih tanya maksut gue?"jawab Zara santai, walaupun air mata terus mengalir di wajah cantiknya.
Erlan mengerutkan dahinya, apa yang diinginkan oleh Zara. Ia kelihatan sangat marah kali ini.
"Rupanya lo masih bingung, maksut gue adalah NGEBATALIN ACARA PERTUNANGAN LO SAMA CEWEK INI!"teriak Zara tepat di depan wajah Erlan seraya menunjuk wajah Gladys.
Ambar yang terbakar api emosi pun menarik tangan Zara.
PLAK...
"ZARA."pekik para sahabat Zara, kemudian mendekat ke arah Zara. Ersha dan Refika memegang Zara dari belakang.
"Dasar anak gak punya harga diri ya kamu, bisa bisa nya mengacaukan acara orang."bentak Ambar.
"Ma, udah ma udah."ucap Guntur seraya mengelus pundak Ambar.
"Zar, ayo kita pulang aja."ajak Arka seraya menarik Zara.
Zara melepaskan tangan Arka dengan kasar.
"Nggak! Gue gak akan pulang sebelum gue nyelesaiin urusan gue."ucap Zara datar.
"Ara! Jangan bikin malu disini, pulang!"ucap Vian dingin, laki laki itu mendekat ke arah Zara dan menarik tangan Zara.
Zara menghempaskan tangan Vian yang mencekal tangannya.
"Lo siapa ngatur ngatur gue?!"
"Gue Abang lo! Dengerin gue atau---"
"Atau apa?! Gue tanya sama kalian semua, emang dia abang gue? Kalau lo emang abang gue, kemana aja lo kemarin kemarin hah?! Disaat gue terpuruk dan jatuh lo dimana setan?!"
"Maaf, kali ini gue gak akan dengerin siapapun! TERMASUK LO VIAN!"teriak Zara emosi.
Zara mendekat ke arah Erlan dengan emosi yang berkobar kobar. Ia sangat marah dan kecewa saat ini, tidak ada yang bisa menghalanginya. Para sahabat Zara kini juga tak berani mendekat, Zara sudah seperti orang kesetanan.
"Pasti kalian semua ngetawain gue yakan? Kenapa gue marah marah di acara pertunangan ini, padahal gue cuma MANTAN pacar Erlan yang sama sekali gak pernah di cintai."

KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Genç KurguIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...