MEET AGAIN

23 1 0
                                        

"Hai Zara, udah putus ya? Kasihan banget."celetuk gadis tersebut.

Zara tak memperdulikannya, ia berpura pura tak menganggap kehadiran gadis itu. Zara beranjak keluar, namun gadis itu menghadang jalannya.

"Kok jadi sok ngartis banget sih, lo dendam ya sama gue karena Erlan lebih milih gue daripada lo."

"Gladys! Plis jangan pancing emosi gue."peringat Zara menahan emosi.

"Oh ya? Kalau gue pengen gimana? Mau lapor ke bodyguard bodyguard lo?"sinis Gladys.

"Apa sih mau lo?! Kenapa lo hobi banget cari masalah sama gue."bentak Zara.

Galdys tersenyum sinis, kemudian mendekat ke arah Zara.

"Karena lo udah ngrebut Erlan dari gue."

"Ngrebut? Hello, gue gak salah denger nih?"sinis Zara, menurutnya Gladys adalah gadis gila yang ia temui.

"Bukannya lo yang lebih milih pacar pacar lo daripada Erlan? Dasar murahan."

"Lo itu tau apa apa tapi SOK tau! Asal lo tau aja, seumur hidup gue itu cuma cinta sama Erlan!"tegas Gladys.

"Kalau lo cinta sama Erlan kenapa lo jadian sama orang lain, kalau lo sayang sama Erlan kenapa lo masih bertahan sama Ilham? Ngotak dikit deh mbak."heran Zara tak habis pikir.

"Gue jadian sama Ilham, karena dia kaya! Gue bisa dapetin semua yang gue mau dari dia. Tapi dari lubuk hati gue, gue CINTA sama Erlan dan gue yakin, Erlan juga cinta sama gue. Erlan itu gak bisa hidup tanpa gue."

Zara terbelalak mendengar ucapan Gladys. Memang gadis gila pikirnya, tapi benar juga yang dikatakan Gladys bahwa Erlan sangat mencintai Gladys.

"Gue gak habis pikir sama lo, lo itu naif, serakah."

"Biarin! Ini hidup hidup gue, gue akan singkirin orang orang yang ngehalangi jalan gue, termasuk lo."ucap Gladys.

"Gue bakal terus ngusik hidup lo kalau lo deket deket sama Erlan, kalau lo belum cukup sama sakitnya saat lo masih jadi pacar Erlan, lo bisa coba." Gladys kemudian pergi meninggalkan Zara yang masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

Zara keluar dengan geleng geleng kepala, tiba tiba ia dikejutkan oleh seorang laki laki yang berdiri di depan pintu kamar mandi itu.

"Ilham?"

"Gue udah denger semuanya tadi. Jadi selama ini gue gak harus merasa bersalah kan zar kalau gue duain dia."ucap Ilham dengan tatapan kosong ke depan.

"Emang waktu pertama gue jadian sama dia, gue mikir kalau cuma dia wanita yang terima gue apa adanya dan dia selalu ada buat gue. Ternyata dia sama aja sama cewek cewek diluar sana, mereka cuma mau ngincer harta gue."

Zara menatap Ilham iba.
"Lo yang sabar aja ham, gue yakin masih banyak wanita diluar sana yang bisa mencintai lo dengan tulus tanpa mandang harta lo. Saran gue sih, kalau lo mau dapet wanita baik baik, lo juga harus bisa benahi diri lo sendiri. Karna yang baik akan dipertemukan dengan yang baik."

"Kalau gak bisa bertahan dengan satu wanita atau lo masih belum bisa berkomitmen, gak usah menjalin hubungan, dan inget semua gak bisa dipandang dari harta."ucap Zara.

"Makasih zar."

"Iya sama sama, gue duluan ya, soalnya ditunggu sama Arka."pamit Zara dan menuju ke ruang basket.

"Nah ini batang satu. Lama banget sih lo, darimana aja oneng?"tanya Arka.

"Maaf, tadi baru aja dari kantin. Laper soalnya habis pengeluaran hehe."jawab Zara dengan cengengesan.

About HisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang