"Sha, ayo cepetan! Nanti Bu Rania keburu dateng. Nanti kita dihukum kaya gue waktu itu."
"Selow aja lah, dihukum ya dihukum aja."jawab Ersha santai. Zara terbelalak, bagaimana sahabatnya itu bisa berkata seenak jidat seperti itu.
"Nih anak mulai gak waras kayanya."gumam Zara, kemudian Zara menarik Ersha menuju kelasnya.
Brukk..
"Aduh."gumam Zara.
"Eh zar, maafin gue ya. Tadi gue buru buru."ucap Lelaki yang baru saja menabraknya.
"Iya gakpapa kok dan."ucap Zara seraya tersenyum.
"Makanya dugong, kalau lari itu di lapangan. Lari dikoridor!"cibir Ersha seraya membantu Zara berdiri.
"DANI! BERHENTI KAMU!"
"Aduh, Bu Lasmi cinta banget sih sama gue. Sampe gue dikejar kejar terus. Udah ya Zar, Sha gue duluan bye."pamit Dani, kemudian berlari.
"Oh ceritanya lagi syuting film India."ucap Ersha, Zara menyentil kening Ersha.
"Ya bener kan, film India kan juga gitu lari larian."ucap Ersha seraya mengedikkan bahunya.
"Terserah lu dah."cibir Zara, kemudian beranjak menuju kelas. Dengan cepat, Ersha menyusul Zara.
Untung mereka masuk saat Bu Rania belum masuk, tak lama guru kesenian itu masuk ke dalam kelas dengan lenggak lenggoknya bak model yang sedang fashion show.
"Selamat pagi Anak anak."
"Selamat pagi juga Bu Rania."
"Oke anak anak, karena materi kita udah habis. Jadi minggu depan kita ulangan."ucap Bu Rania, membuat semua siswa mendesah kecewa.
"Bu! Gak ada jalan lain apa selain ulangan. Ibu kan kalo bikin soal suka gak tanggung tanggung, susah susah pula."protes Ersha dari bangkunya.
"Iya bu."timpal para murid.
"Em oke oke, gini aja. Gimana kalau praktek nyanyi? Denger denger suara kelas kalian ini kan nyaring sekali ya. Jadi ibu putuskan ulangan harian kalian akan digantikan dengan praktek menyanyi."
Sebagian siswa merasa lega, namun sebagian lainnya masih saja protes.
"Sudah tenang, jangan bikin ricuh! Keputusan ibu sudah bulat. Pelajari dulu bab selanjutnya, saya mau bikin kertas undian."ucap Bu Rania.
"Etdah, ni orang satu emang buang buang waktu ya."cibir Ersha.
"Ya bagus lah, sama aja kita lagi jam kosong. Kenapa sih ribet ribet mempelajari bab selanjutnya, kalo ghibah aja lebih seru."sahut Arka yang mencondongkan badannya ke bangku Ersha dan Zara.
"Iya juga yah. Ghibah aja lah."ucap Ersha, Zara hanya memutar bola matanya malas.
"Ghibah mulu tiap hari, gak takut dosa apa!"
"Kalo buat dosa jangan tanggung tanggung."ucap Ersha dan Arka bersamaan.
"Kalian emang stress."cibir Zara.
"Anak anak, kita bagi kelompoknya dua orang untuk menyanyi. Ini pengganti ulangan harian kalian."ucap Bu Rania.
"Udah selesai aja tu orang bikin undian. Tangannya ada berapa sih emang?"gumam Ersha.
"Nanti setiap anak mengambil satu kertas ini, nanti kalau kalian dapetnya dobel, kalian bisa pilih duet dengan siapa. Tapi kalo udah cocok, gak usah ditukar tukar biar ibu tidak bingung."jelas Bu Rania.
"Maksutnya gimana sih Bu?"celetuk Dini.
"Contohnya Dini kamu dapet nama Rizal, tapi Rizal dapet namanya Intan. Nah Rizal berhak memilih, dia akan duet bersama kamu atau sama Intan."jelas Bu Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Teen FictionIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...