Seorang gadis berjalan dengan bersenandung. Ia membelokkan badannya ke sebuah ruangan yang berisi tumpukan tumpukan buku.
"Selamat siang pak, saya mau pinjam buku disuruh Bu Rani."
"Kamu anak baru?"
"Iyap, saya baru masuk beberapa hari yang lalu. Oh ya katanya saya suruh minta kartu anggota perpustakaan pak."
"Namanya siapa?"
"Freya Adisazaravi."
Setelah menyelesaikan pendaftaran anggota perpustakaan, Zara menyusuri berbagai rak untuk mencari buku pelajaran yang disuruh oleh guru kelasnya. Namun tangannya malah mengambil buku novel. Bertepatan dengan itu ada tangan lain yang juga mengambil.
"Lo lagi, kenapa sih setiap kal---"
"Iya aku lagi, aku jodoh kamu kan."Zara tersenyum lebar.
"Gila."setelah mencibir Zara, Erlan melengos pergi keluar perpustakaan.
"Lah? Kenapa sih tu orang gak sadar kalo takdir selalu mempertemukan gue sama dia. Siapa tau dia jodoh gue ya kan?"
"Eh trus Aldi gimana?"
Zara mengetuk kepalanya.
"Aldi lagi Aldi lagi, bisa gila gue lama lama."Tak mau memikirkan lebih jauh, Zara mengambil salah satu buku novel dan membacanya.
Saat membaca, tiba tiba ponsel di saku nya bergetar. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengangkat telpon yang masuk.
"Eh, Lu dimana oneng? Suruh ambil buku lama amat. Gue ditanya terus sama Bu Rani."
"Yaampun sha, novel gue tanggung banget gue ada di bagian konfliknya nih. Ijinin gue aja, bilang aja gue sakit kepentok dinding kalo gak gitu kena bola basket."
"Tap--"
"Ayolah, nanti gue hotspot deh. Bye."
Tut...
"Ganggu aja deh Ersha mah."
Zara melanjutkan membacanya sampai pelajaran sudah berganti.
Setelah sekitar kurang lebih satu jam, Zara akhirnya menyelesaikan novel yang dibacanya. Setelah selesai membaca Zara keluar tanpa membawa buku apapun.
"Hem ini udah pelajaran terakhir mau pulang ya? Gue laper banget, gue beli siomay dulu ah."
Zara melangkahkan kakinya ke kantin untuk membeli siomay. Setelah menerima siomaynya, Zara berjalan ke kelasnya dengan menenteng satu kresek berisi siomay yang masih panas.
Tiba tiba ada yang menariknya, ia tak tau ditarik kemana karena matanya ditutup dengan sebuah kain. Dari wangi nya Zara tau ini bau anak perempuan namun ia tak tau siapa yang membawanya. Ia ingin berteriak namun mulutnya dibekap.
Saat matanya dibuka, ia baru tau kalau orang orang tadi membawanya ke gudang dan menguncinya dari luar.
Zara panik tak karuan, pasalnya gudang sangatlah gelap, dan Zara takut gelap. Bagaimana kalau ia bertemu dengan ada hewan hewan yang menjijikkan belum lagi trauma nya yang siap kambuh kapan saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Teen FictionIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...