"Erlan?!"
"Iya, kamu kenal sama anak saya?"tanya Guntur dengan raut wajah bahagia.
Zara membeku di tempatnya seketika, banyak pertanyaan melayang layang di atas kepalanya. Erlan bilang kalau papanya tidak ada, lantas siapa orang didepannya? Bukannya di SMA nya hanya ada satu nama Erlan.
"Oh, jadi om ini papa tirinya Erlan?"Dibalik semua kerisauannya, Zara mencoba berpikir positif.
"Papa tiri? Bukan, saya papa kandungnya Erlan."
Rahang Zara terjatuh, lagi lagi ia dibuat berpikir. Kenapa semua ini tak masuk akal, Zara buru buru mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan walpaper hp nya pada Guntur.
"Ini bukan om?"
"Iya ini Erlan anak saya satu satunya."
Zara memijit keningnya pelan.
"Ini gue ketemu hantu gitu ceritanya?""Kenapa wajah kamu seperti itu?"tanya Guntur.
"Oh gak papa om. Tapi om benar benar manusia kan?"
Guntur menaikkan alisnya, sedangkan Zara merutuki pertanyaan bodohnya. Ia merasa sangat bersalah.
"Maaf om maafin Zara gak maksut, soalnya denger denger papa nya Erlan udah meninggal."Zara menyalami tangan Guntur meminta maaf.
"Siapa yang mengatakan itu?"tanya Guntur.
"Erlan sendiri om."
Guntur mengembuskan nafasnya, ia duduk di salah satu kursi rumah sakit. Zara semakin merasa bersalah, ia mendekat ke samping Guntur.
"Maaf ya om, kalo perkataan Zara bikin om sakit hati. Soalnya Zara gak tau apa apa."ucap Zara.
Guntur menoleh dan tersenyum.
"Gapapa kok zar. Cuma ada salah paham sedikit disini."Sebentar, mungkinkah kalau Zara salah menangkap makna dari ucapan Erlan waktu itu. Sebenarnya papa Erlan ada, tetapi lelaki itu menganggap kalau papanya sudah tidak ada karena perselisihan yang terjadi pada mereka.
"Kamu deket ya sama Erlan?"
"Hehehe Zara pacarnya Erlan om."Zara menunduk dengan tersenyum malu.
"Loh, jadi kamu pacarnya Erlan?"tanya Guntur dengan wajah terkejut.
"Iya om, duh jadi malu kan Zara."Zara menutupi wajahnya dengan kedua tangan, ia sungguh malu.
"Hahaha ngapain kamu malu? Karena kamu pacarnya Erlan, berati kamu panggilnya harus papa gak boleh om."ucap Guntur.
"Ha?"
"Kamu ini lucu banget zar, om percaya kamu bisa buat Erlan bahagia."ucap Guntur.
Zara tersenyum miris, apa kata papa Erlan? Ia bisa membahagiakan Erlan? Benarkah? Bukankah kebahagiaan Erlan adalah Gladys?
"Hei kenapa kamu bengong? Kamu lagi ada masalah?"tanya Guntur.
"Enggak kok om pa."
"Om pa?"
"Hehe om papa maksutnya."
Guntur tersenyum seraya geleng geleng. Ada ada saja gadis didepannya ini.
"Beneran? Kamu gak pengen sharing gitu sama papa? Siapa tau papa bisa bantu?"
"Enggak ada apa apa pa serius."
Ting
Mami cantik istrinya papi❤️
Kamu dimana? Kok belum balik balik?Zara menepuk dahinya, ia keasyikan mengobrol hingga ia lupa maminya sedang menunggunya.
"Pa, maaf ya. Zara harus pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
About His
Teen FictionIni bukanlah kisah sahabat antara good boy dan good girl, Bukan juga kisah dua orang sahabat sesama anak jenius, ataupun kisah dua orang sahabat yang menjadi most wanted. Inilah kisah dua orang sahabat yang dipisahkan oleh takdir yang kejam, dan kis...