Hay... Apakabar guys?
Semoga kalian sedang baik-baik aja ya...
Emm pesan dari aku, terus jaga kesehatan, jangan sering begadang, makan yang teratur. Karena kalo bukan kita sendiri yang sayang sama diri kita mau siapa lagi?
And buat kalian yang lagi sedih, lagi patah semangat, lagi lelah sama kehidupan, tetap semangat ya? Kuatin mental kalian, jangan sampe kalian nyerah di tengah jalan. Masih banyak yang harus kalian raih, banyak yang harus kalian bangga'in, intinya jangan sampai nyerah. Dalam hidup, ujian dan cobaan adalah sebuah proses pendewasaan diri, jadi percayalah, tuhan sudah menyiapkan kejutan terindah untuk kedepannya.
Sudah itu saja pesan pembuka kali ini, kita lanjut ke chapter selanjutnya....
A
T
H
A
L
A
○●•••••••••●○Kring.....kring....
Jam pelajaran sudah habis, menandakan waktu istirahat telah tiba. Kini semua murid satu persatu beranjak meninggalkan kelas.
Lain halnya dengan Athala, gadis itu masih setia di bangkunya dengan tanganya kanan yang tak berhenti menggoreskan tinta di atas buku kosong. Mata gadis itu terlihat sayu, semalam ia tidak bisa tidur. Entahlah, sepertinya tekanan pada dirinya kembali kambuh.
Rafka yang menyadari tingkah Athala yang sedikit aneh lantas ia mengernyit heran, kemudian langsung merebut pulpen dari tangan gadis itu. "Jangan di coret-coret terus bukunya, entar kalo habis gimna?" peringat Rafka lembut.
Setelah mendengar ucapan Rafka, Athala menarik nafas panjang, kemudian membuangnya perlahan. Gadis itu tersenyum manis setelahnya, ia berusaha menunjukan pada cowok di depannya bahwa ia sedang baik-baik saja.
Rafka menatap lekat kedua mata sayu di depannya. Sepertinya senyuman Gadis itu tersirat banyak makna yang berusaha di sembunyikan. Dan itu berhasil membuat Rafka penasaran. "Cerita aja kalo ada yang bikin lo nggak nyaman, La"
Athala menggeleng, "Gue nggak apa-apa kok, lo tenang aja!" Sanggahnya.
Lagi-lagi Rafka menghela nafas. "Mungkin lo bisa bohongin orang lain, tapi nggak sama gue, La" Cowok itu terus mendesak agar gadis di depannya ini mau menceritakan sesuatu kepadanya.
"Gue cuman lagi capek aja, Raf" Athala tersenyum sekilas. "Jangan terlalu mikirin gue. Gue udah gede, gue bisa ngontrol diri gue sendiri." Setelah mengucapkan itu, Athala bangkit dari duduknya kemudian pergi meninggalkan Rafka yang masih setia menatap kepergiannya.
"Lo nggak baik-baik aja." Lirih rafka pelan dengan tatapan kearah Athala yang perlahan tubuhnya mulai menghilang di balik pintu.
••••••
"Hay, gimana kemarin? Seru?" Gadis itu terkekeh dengan menarik rambut hitam di depannya.
"Lo tau nggak? Gara-gara lo, gue harus naik taksi" gadis itu tersenyum miring, "lo mau ngerebut semuanya dari gue kan? Jawab!" Teriaknya tepat di telinga Gadis di depanya yang sudah dibanjiri air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA MISERY
Teen Fiction"Gue gila!" "Gue bodoh!" "GUE NGGAK BERGUNA!" jeritnya keras. Bibirnya tersenyum hambar, meskipun matanya tak berhenti mengeluarkan air mata. Ia merasakan sesak yang begitu dasyat di dadanya. Dan lagi-lagi darah kembali mengalir dari hidungnya, Ia b...