Tidak ada masalah yang terlalu rumit di dunia ini, terkadang kita saja yang terlalu bodoh dalam menanggapinya.
A
T
H
A
L
A
•••••••Malam ini Rafka mondar-mandir di depan ruang UGD, cowok itu sesekali mengintip dari celah cendela yang sebagian tidak tertutup gorden. Matanya memanas menatap keadaan seorang gadis di dalam ruangan tersebut.
Mungkin jika tadi ia telat semenit saja, sudah dapat dipastikan saat ini gadis itu sudah terbujur kaku tanpa nyawa. Rafka terus memohon pada Tuhan untuk menyelamatkan gadis yang kini sedang ditangani oleh dokter di dalam sana.
Ia masih benar-benar syok ketika melihat tubuh Athala hanyut bersama dinginnya air laut. Ia benar-benar tidak menyangka Athala akan melakukan hal tersebut. Rafka tidak ingin kehilangan orang yang ia sayangi untuk kedua kalinya, traumannya dengan kematian Sahla belum juga sembuh, dan kini ia harus menyaksikan gadis yang ia sayangi hendak merenggang nyawa dengan cara tragis.
"La, bertahan! Gue mohon bertahan!" Rafka menatap nanar tubuh Athala yang terbaring lemah diatas bangkar. Kali ini ia benar-benar takut jika sang pencipta mengabulkan do'a-do'a gadis itu.
Rafka tau betul jika Athala ingin sekali mengakhiri hidupnya. Tak jarang gadis itu mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan kematian. Tak jarang pula Rafka memarahinya karena ucapan gadis itu yang sering membuatnya resah. Ia takut jika apa yang gadis itu ucapkan akan benar-benar dikabulkan oleh Tuhan.
Ceklek!
Seorang dokter cantik keluar dari ruangan tersebut, diikuti dengan dua perawat di belakangnya. Melihat itu Rafka segera mendekat, ia ingin segera memastikan jika keadaan Athala baik-baik saja.
"Gimana Dok? Dia tidak apa-apa, kan?"
Dokter cantik bernama Sandra itu tersenyum tipis mencoba menenangkan Rafka yang terlihat sangat kawatir.
"Sebentar lagi dia pasti siuman, untung kamu membawanya tepat waktu jadi keadaan dia tidak terlalu parah,"
"Tapi dia perlu perawatan khusus untuk beberapa hari ini, karena Athala terlalu banyak meminum air laut yang berhasil memicu penekanan pada ginjalnya. Jika tidak segera ditangani maka bisa berakibat fatal, karena ginjalnya akan terus bekerja ekstra, sehingga dapat menyebabkan komplikasi serius," terang Dokter Sandra panjang lebar.
Rafka membulatkan matanya mendengar apa yang baru saja Dokter Sandra katakan. Ia tidak ingin kehilangan siapa pun lagi dalam hidupnya.
"Lakukan apa saja yang terbaik buat Athala, Dok. Saya mohon!" ucap Rafka yang segera diangguki oleh Dokter Sandra.
"Tenang, kami akan melalukan pengobatan yang terbaik. Kamu do'a kan saja semoga Athala segera siuman."
Rafka mengangguk, "iya Dok, terima kasih. Setelah ini saya boleh masuk melihat kondisi Athala?" tanya Rafka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA MISERY
Teen Fiction"Gue gila!" "Gue bodoh!" "GUE NGGAK BERGUNA!" jeritnya keras. Bibirnya tersenyum hambar, meskipun matanya tak berhenti mengeluarkan air mata. Ia merasakan sesak yang begitu dasyat di dadanya. Dan lagi-lagi darah kembali mengalir dari hidungnya, Ia b...