49. (ATHALA)

14 2 0
                                    

Pada akhirnya semua akan pergi seiring berjalannya waktu.
A
T
H
A
L
A
••••••

Seorang gadis turun dari taxi dengan seragam sekolah yang masih melekat sempurna ditubuhnya. Kini Athala sudah sampai di depan rumah mewah dengan gerbang hitam yang menjulang setinggi empat meter menutupi sebagian rumah bertingkat tiga di dalam sana.

Athala berjalan mendekat ke arah gerbang tersebut. Terlihat seorang satpam hendak menutup gerbang namun berhenti ketika melihat kehadirannya.

Athala tersenyum sebelum melontarkan pertanyaan yang menjadi tujuan utamannya saat ini, "Pak, Rafka ada di dalem?" tanyanya sopan karena ia sadar saat ini lawan bicaranya jauh lebih tua di atasnya.

Pak Satpam yang memang sudah mengenal Athala itu pun membalas senyuman Athala sebelum menjawab pertanyaan gadis itu.

"Den Rafka baru saja pergi sama nyonya dan Tuan, Non!" jawabnya memberi tahu.

Athala mengernyit, "pergi kemana Pak kalo boleh tahu?"

"Kalo itu Bapak nggak tau, Non."

Terdengar dengusan kasar dari Athala. Gadis itu merasa kesal karena tidak dapat bertemu dengan Rafka. Tapi tidak apa-apa setidaknya ia tau jika Rafka sedang baik-baik saja.

"Yasudah, kalo begitu saya pamit dulu, Pak," ujar Athala berpamitan yang langsung mendapat respon dari Pak Satpam.

Athala kembali memasuki taxi yang memang tadinya ia suruh menunggu sebentar agar ia tidak perlu memesan taxi baru untuk pulang ke rumah.

Kini hari semakin sore, awan cerah hampir tergantikan dengan senja yang selalu dinantikan setiap manusia. Di kursi penumpang, kini Athala menatap nanar rumah Rafka yang semakin terasa jauh dari pandangannya ketika taxi yang ia tumpangi mulai bergerak.

Entah mengapa ia benar-benar takut jika Rafka akan meninggalkan dirinya. Pasalnya selama ini Rafka tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya, ia merasa jika seminggu ini Rafka benar-benar menghindar. Bahkan chat yang ia kirim semalam saja 'tak kunjung  dibaca hingga saat ini.

Raf lo kemana? Gue kangen sama lo, gue kangen semua tentang lo. Capek ya sama gue? Maafin gue, kalo sikap gue yang kekanak-kanakan bikin lo harus pergi.

•••••

Di dalam salah satu hotel ternama di kota ini, dua keluarga sedang berkumpul di lounge dengan sebuah meja berdiameter persegi panjang yang di atasnya sudah tersedia beberapa makanan bintang lima.

Sejak lima belas menit yang lalu, Rafka sama sekali tidak membuka suara. Cowok itu hanya terdiam dengan tatapan kosong ke arah depan. Ia benar-benar benci dengan situasi saat ini, mungkin jika kemarin ia tidak menyetujui permintaan Hendra, pasti saat ini ia tidak akan duduk di tempat ini.

"Makan dulu, Nak!" titah Aryo ketika melihat Rafka hanya memandangi makanan yang ada di piringnya tanpa menyentuh.

Aryo adalah rekan bisnis ayahnya yang akan memberikan investasi besar dengan syarat Rafka mau menikah dengan putri tunggalnya. Entah apa sebenarnya tujuan Aryo hingga mengajukan persyaratan yang tidak masuk akal seperti itu.

Dengan ogah-ogahan Rafka menyuapkan makanan tersebut. Nafsu makannya benar-benar tidak ada, fikirannya kini hanya tentang Athala. Ia tidak bisa berhenti memikirkan gadis itu, rasa rindunya dengan gadis yang tiga tahun bersemayam di hatinya begitu besar. Ia ingin menemui Athala, akan tetapi dsisi lain ia belum sanggup jika harus mengatakan yang sebenarnya pada gadis itu.

ATHALA MISERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang