••••●A T H A L A○••••
Jangan lupa jaga kesehatan!Happy Reading♡
Suara petir terus menyambar, agaknya hujan akan segera turun. Rafka menghentikan motornya tepat di depan gerbang sekolah. Entahlah, hatinya berkata jika Athala masih ada di sekolah ini. Tanpa ba-bi-bu, cowok itu turun dari motornya, kemudian memanjat pagar sekolah yang kurang lebih setinggi tiga meter.
Setelah berhasil memanjat pagar, ia berjalan melewati koridor sekolah yang begitu gelap. Rafka menyalakan lampu ponselnya, untuk sekedar memberi penerangan. Saat ini tujuan utamanya adalah toilet yang dimaksud oleh teman-temannya tadi.
Jarak toilet dan pagar utama memang lumayan jauh, Rafka sedikit berlari untuk mempercepat pergerakannya. Tak butuh waktu terlalu lama, saat ini Rafka sudah sampai di depan toilet yang ia tuju.
"Athala....!" panggilnya, namun tidak mendapat sahutan apapun. Ia mengentuk pintu berulan kali namun tetap tidak ada jawaban.
Dengan terpaksa ia mendobrak pintu itu. Sungguh, ia tidak bisa untuk bersabar lagi, ia tau persis apa yang akan di alami Athala jika gadis itu sedang merasa panik.
Brakk!
Dan ternyata benar. Setelah pintu terbuka, Rafka sempat di buat kaget dengan keadaan Athala. Mata gadis itu terpejam, tubuhnya menyender di bak mandi, dan tas sekolah yang masih bertengger di bahu kanannya.
"Athala!"
Rafka mendekati gadis itu kemudian menggendongnya dan membawanya keluar. Bibir Athala terlihat begitu pucat, rambut acak-acakan, seragam yang sedikit basah. Sungguh, keadaannya benar-benar mengenaskan.
Athala berusaha membuka mata, ia merasa jika ada seseorang yang tengah membopongnya.
"Rafka..." lirihnya pelan.
Rafka menunduk menatap wajah gadis yang sedang ia gendong, ia menghela nafas lega. Ternyata gadis di gendongan-nya sudah sadar.
Sesampainya di depan gerbang, Rafka menurunkan Athala dan mendudukan gadis itu di ruang satpam. Cowok itu nampak sedang berpikir, bagaimana cara ia membawa Athala keluar dari sini, apa lagi dalam keadaan Athala yang yang seperti ini. Mungkin jika gadis itu sedang baik-baik saja, gadis itu akan memanjat pagar dengan mudah. Bagai mana tidak? Jika memanjat adalah salah satu hobi Athala sejak kecil.
Melihat Rafka yang hanya mondar-mandir membuat ia menyadari apa yang sedang Rafka fikirkan. Athala tidak mau membuat Cowok itu kebingungan.
"Raf, gue manjat aja deh." ucap Athala, dengan keadaan yang sudah tidak selemas tadi.
Rafka menggeleng, "nggak! Lo masih lemes, La"
"Gue bisa Rafka, gue nggak kenapa-napa kok!" Athala berdiri dari duduknya, kemudian mendekat kearah pagar. Gadis itu berusaha memanjat pagar seperti yang biasa ia lakukan. Dan dengan jarak waktu tiga menit saja ia sudah berhasil keluar dari sekolah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA MISERY
Teen Fiction"Gue gila!" "Gue bodoh!" "GUE NGGAK BERGUNA!" jeritnya keras. Bibirnya tersenyum hambar, meskipun matanya tak berhenti mengeluarkan air mata. Ia merasakan sesak yang begitu dasyat di dadanya. Dan lagi-lagi darah kembali mengalir dari hidungnya, Ia b...