34. (ATHALA)

10 3 0
                                    

Dalam hidup kita akan diuji dengan air mata, derita dan juga kecewa. Sebab Tuhan ingin kita mengerti arti kehidupan dan kesabaran yang sesungguhnya.
.
.
_A T H A L A_


Bibir Rafka 'tak berhenti mengumpat di balik helemnya. Cowok itu baru saja datang ke rumah Atahla, namun satpam rumahnya mengatakan jika Athala belum pulang dari tadi siang. Kini Rafka tidak tahu lagi harus mencari gadis itu. Tadi sebelum ke rumah Athala, ia sudah mengecek ke pantai yanh sering di kunjungi Athala, tetapi tempat itu terlihat kosong, tidak ada tanda-tanda keberadaan Athala.

Motornya melesat dengan kecepatan tinggi. Kini malam semakin larut, Rafka terus saja mencari keberadaan Athala di sepanjang jalan yang biasa gadis itu lewati. Angin malam senantiasa menyapu kulit-kulit tangannya yang tidak tertutup. Rafka hampir saja putus asa, ia tidak takut terjadi sesuatu dengan Athala. Pasalnya 'tak biasanya gadis itu mematikan ponselnya seperti saat ini.

Rafka sedikit tiba-tiba menajamkan matanya ketika melihat seorang gadis berjalan di tengah jalan raya. Sontak ia mengerim mendadak motornya ketika jaraknya semakin dekat dengan keberadaan gadis itu.

"Aaaaaa!"

Athala berteriak keras ketika sebuah lampu motor menyentrong ke wajahnya. Motor itu seakan ingin menabraknya, Athala yang terkejud langsung berteriak spontan.

Athala berjongkok di tengah jalan raya dengan memegangi kepalanya. Gadis itu menutup mata dengan tubuh bergetar.

"Athala!"

Mendengar seseorang menyebut namanya, Athala perlahan membuka mata. Ia langsung berdiri memeluk tubuh seorang pria yang kini berada di hadapannya.

Sungguh, ia merasa sangat lega. Ia pikir ia sudah meninggal karena tertabrak motor. Namun siapa tau, rupanya motor tadi berhenti tak jauh dari posisinya berjongkok. Ketika melihat siapa pengendara tersebut, mata Athala langsung berbinar.

"Rafka, untung lo ada di sini. Anterin gue pulang!" ucapnya dengan suara gugup. Athala mengedarkan pandangan keseluruh jalan raya yang kini terlihat sepi. Ia takut orang-orang suruhan Afkar mengejarnya, sebab ia baru saja kabur dari gudang tempat ia disekap.

Athala langsung naik ke motor Rafka, sedangkan cowok itu masih terdiam tanpa bersuara sedikit pun. Nampaknya Rafka masih tidak percaya dengan kehadiran Athala yang secara tiba-tiba.

"Raf, ayo jalan!" desak Athala. Gadis itu merasa geram karena Rafka tidak segera menjalankan motornya.

"Eh, i-iya!" Setelah itu Rafka langsung menancapkan gas di atas rata-rata sesuai intruksi dari Athala.

"WOY! BERHENTI!"

Athala menoleh kebelakang ketika mendengar teriakan dua pria bertubuh kekar yang tadi mengejarnya. Athala berhasil kabur dari gudang rumah Afkar,  tempat ia disekap. Ia kabur dengan alasan ingin membuang air kecil, namun dengan sedikit keahlian mengibul yang ia miliki,  Athala berhasil membuat para penjaga itu percaya dan mengizinkannya untuk keluar dari gudang. Setelah itu Athala langsung memanfaatkan waktu tersebut, ia melompat dari cendala dapur rumah Afkar. Namun sayang, aksinya segera diketahui oleh salah satu penjaga, sehingga mereka mengejarnya hingga sampai di jalan raya.

"Mereka siapa, La?" tanya Rafka penasaran. Cowok itu menatap Athala dari balik kaca sepionnya. Wajah Athala yang terlihat gugup membuat Rafka semakin dibuat bingung.

"Nanti gue cerita, sekarang bawa gue pergi yang jauh!" Jawab Athala. Gadis itu masih terus menoleh ke belakang, ia takut para penjaga itu mengejarnya menggunakan motor atau mobil.

Rafka hanya mengangguk, ia kembali fokus menjalankan motornya. Ia tau saat ini Athala sedang dalam bahaya, sepertinya baru saja ada kejadian berbahaya yang gadis itu alami.

ATHALA MISERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang