15. (ATHALA)

15 2 0
                                    

Jangan cepat menyimpulkan sesuatu hanya dari satu sudut pandang.
A
T
H
A
L
A
••••••••••

Athala berjalan cepat menuju tempat resepsionis, dan di belakangnya ada sandi yang masih setia mengikuti langkahnya. Entahlah, rasa penasaran membuatnya gila saat ini, ditambah ia berhasil menemukan motor  Rafka di parkiran. Hal itu membuatnya yakin jika apa yang tadi ia lihat memang benar. Namun pertanyaannya mengapa Rafka datang ketempat ini.

"Permisi, saya mau tanya." Ucap Athala.

"Silakan! Mbaknya mau nanya apa?" Tanya resepsionis itu dengan senyum ramah.

"Boleh saya liat list daftar pengunjung siang ini?"

Resepsionis itu mengangguk, kemudian mengambilkan map berwarna merah, kemudian menyerahkan pada Athala. "Siang ini baru ada Lima Belas orang."

Athala denga senang hati meraih map itu, kemudian ia membaca satu persatu lembaran di dalamnya. Dan seketika matanya membulat sempurna ketika berhasil menemukan data atas nama Rafka Mahesa. Di lembaran itu tertulis jelas jika seorang Rafka Mahesa tengah menjenguk Sahla Delianggi Putri.

"Siapa, Sahla?" Ucapnya dalam hati. Kemudian ia berbalik badan, dan mendekat kerah Sandi. "Lo tau Sahla itu siapa?" Tanya Athala pada Sandi. Sedangkan sandi malah mengernyit heran, jangankan mengenal gadis itu, baru mendengar namanya saja sudah sangat asing di telinga. "Nggak! Emang kenapa?"

Athala menunjukkan map di tanganya. Setelah membaca isi yang tertulis pada lembaran tersebut, seingatnya Rafka tidak memiliki sodara perempuan. Lalu siapa gadis dengan nama Sahla tersebut.

"Kalo boleh tau Sahla Delianggi Putri itu siapa ya?" Athala kembali bertanya pada resepsionis itu.

"Maaf! Saya tidak bisa memberikan informasi apapun tentang Mbak Sahla tanpa izin dari Mas Rafka." Mendengar jawaban dari resepsionis itu Athala hanya menanggapinya dengan anggukan kecil, kemudian berbalik badan meninggalkan tempat ini.

Di perjalanan, fikirannya masih kalut dengan nama gadis itu. Tiga tahun bersahabat dengan Rafka, tetapi ia belum banyak mengetahui tentang asal-usul cowok itu. Rafka selalu menutup rapat tentang keluarganya, yang Athala ketahui orang tua Rafka saat ini berada di Jogja untuk mengurus bisnisnya.

Lalu siapa gadis itu? Rafka tidak pernah bercerita jika ia memiliki keluarga yang tengah menjalani rehab di Rumah Sakit Jiwa tersebut.

"Udah, La....Gausah difikirin!" Titah Sandi, cowok itu dari tadi rupanya terus saja mencuri pandangan kearah Athala dari kaca spionnya.

Mendengar suara Sandi Athala segera membuyarkan lamunannya. "San, emangnya Rafka punya sodara cewe ya?" Tanyanya, membuat sandi menggeleng. "Gue juga kurang tau, La. Ya...Lu kan tau sendiri Rafka kayak gimana, dia jarang banget cerita masalah pribadinya ke orang lain." Jelas Sandi membuat Athala menghela nafas pelan, gadis itu mencoba untuk berfikir positif.

•••••

Hari sudah semakin sore, awan jingga mulai menyibak di ufuk sana. Di dalam kamar tanpa penerangan, seorang gadis menggeliat, gadis itu baru saja terbangun dari mimpi indahnya. Ia mengerjab berulang kali untuk menyesuaikan cahaya yang menyerbak netranya. Athala mengangkat tubuhnya kemudian menyenderkan punggungnya di kepala ranjang.

Athala menatap jang dinding yang menempel di samping lemarinya. Kini sudah jam Tuju Belas kurang Lima Menit. Rupanya ia sudah tertidur sangat lama, hampir Empat jam.

ATHALA MISERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang